Tafsir

Perintah Allah untuk Tidak Mengikuti Kaum Yahudi dan Nasrani

Foto: Unsplash
32views

Allah berfirman dalam Surah Al-Ma’idah (5) ayat 49:

وَاَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ اَنْ يَّفْتِنُوْكَ عَنْۢ بَعْضِ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ اِلَيْكَۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ اَنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّصِيْبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوْبِهِمْ ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ لَفٰسِقُوْنَ

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang Allah turunkan, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian yang telah Allah turunkan kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah Allah turunkan), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki untuk menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.”

Pada ayat ini, Allah kembali mengingatkan Nabi Muhammad ﷺ untuk berhukum dengan Al-Quran dan jangan mengikuti hawa-hawa nafsu mereka. Allah menggunakan kata “hawa-hawa nafsu mereka” dengan bentuk jamak, yang menunjukkan bahwa mereka memiliki model hawa nafsu yang banyak. Banyak cara yang bisa mereka keluarkan untuk merayu Nabi Muhammad ﷺ. Karena itulah Allah mengingatkan Rasulullah ﷺ agar tidak mengikuti mereka.

BACA JUGA: Melupakan dan Melalaikan Hukum-Hukum Allah adalah Pendahuluan Turunnya Azab

Keinginan orang Yahudi adalah memberi fitnah kepada Nabi Muhammad ﷺ. Kita tahu bahwa Rasulullah ﷺ tidak mungkin mengikuti hawa nafsu mereka, tetapi Allah menyebutkan ini sebagai peringatan kepada kita tentang bahaya orang Yahudi, yang mereka ingin agar kita berpaling dari Al-Quran. Orang Yahudi sangat tahu agama Islam berada di atas kebenaran. Mereka sangat tahu kebenaran Rasulullah ﷺ. Namun, mereka menolaknya karena Rasulullah ﷺ berasal dari bangsa Arab bukan bangsa Yahudi. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 146:

اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاۤءَهُمْ ۗ وَاِنَّ فَرِيْقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah kami beri Alkitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahalvmereka mengetahui.”

Allah juga berfirman terkait mereka, sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Fatihah (1) ayat 7:

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

“(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Orang Yahudi dimurkai karena mereka berilmu tentang Nabi Muhammad ﷺ, tapi mereka tidak mau mengimaninya. Meskipun mereka unggul dari sisi dunia dan materi, sesungguhnya mereka tahu bahwa mereka kalah dari sisi agama. Sekalipun mereka menguasai dunia, mereka tetap dengki terhadap kaum Muslim.

BACA JUGA: Penegasan bahwa Allah telah Berikan Ragam Kenikmatan kepada Bani Israil

Firman Allah:

فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ اَنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّصِيْبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوْبِهِمْ ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ لَفٰسِقُوْنَ

“Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah Allah turunkan), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki untuk menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.”

Orang Yahudi adalah orang yang pandai berbicara. Mereka adalah orang yang telah mengubah hukum Taurat. Mereka menegakkan hukum kepada kalangan dhuafa, tetapi tidak kepada kalangan yang terpandang. Jika terhadap Taurat saja mereka berani mengubah-ubahnya maka terlebih lagi terhadap keputusan Rasulullah ﷺ. Jadi, mereka mencoba memberi masukan terhadap keputusan Nabi Muhammad ﷺ agar bisa mengutak-atik Al-Quran.

Jika mereka berpaling, Allah memerintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk membiarkannya. Ini juga merupakan dalil bahwa terkadang seseorang semakin dipalingkan dari Allah karena sebab dosa sebelumnya. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam Surah Ash-Shaf (61) ayat 5:

فَلَمَّا زَاغُوْٓا اَزَاغَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.”

Allah juga berfirman dalam Surah Al-An’am (6) ayat 110:

وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ۔

“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Quran) pada permulaannya, dan Kami membiarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.”

Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa waspada dan beristighfar. Sebab, dosa-dosa kita sebelumnya bisa mendatangkan dosa-dosa yang lain. Di dalam banyak ayat, Allah menyebutkan bahwa keburukan terjadi disebabkan dosa sebelumnya. Solusinya adalah untuk segera beristighfar dan bertobat jika berdosa.

Begitu juga dalam ayat ini, Allah menyebutkan bahwa mereka tertimpa musibah karena dosa mereka sebelumnya:

فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ اَنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّصِيْبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوْبِهِمْ

“Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah Allah turunkan), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki untuk menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka.”

BACA JUGA: Penjelasan tentang Keimanan Harus Disertai dengan Istighfar

Musibah mereka adalah musibah dalam agama karena mereka berpaling dari kebenaran. Musibah bukan hanya terjadi pada jasmani saja. Musibah yang paling besar justru musibah yang berkaitan dengan agama. Di antara bentuk musibah dalam agama adalah berpaling dan tidak beriman kepada Rasulullah ﷺ.

Firman Allah:

وَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ لَفٰسِقُوْنَ

“dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.”

Allah menyebutkan bahwa kebanyakan manusia adalah fasik, yaitu keluar dari aturan agama.[]

 

SUMBER: TAFSIR AT-TAYSIR SURAH AL-MA’IDAH, Penulis: Ust. Firanda Andirja, Penerbit: Ustadz Firanda Andirja Office.

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response