Tafsir

Nikmat-Nikmat yang Allah Berikan Kepada Nabi Isa (Bagian Kedua – Habis)

Foto: Unsplash
37views

Pada bagian pertama telah disebutkan dua nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Isa, yakni Allah menguatkan Nabi Isa dengan Ruh Kudus—malaikat Jibril—dan Nabi Isa dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian. Dalam bagian kedua ini akan dikemukakan beberapa nikmat lain yang Allah berikan kepada Nabi Isa.

Ketiga: firman Allah.

وَاِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ ۚ

“Dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu Al-Kitab, hikmah, Taurat dan Injil.”

Maksud Al-Kitab pada ayat ini adalah menulis. Nabi Isa terkenal sebagai mu’allim (guru). Karena itu, di antara tafsiran ulama terkait firman-Nya dalam Surah Maryam (19) ayat 31 :

وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ

“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada” adalah bahwa Nabi Isa selalu menyampaikan nasihat di mana pun beliau berada. Maka, beliau adalah seorang yang pandai menulis. Pemberian lainnya yang Allah berikan kepada beliau adalah الجكمة الجكنة adalah ketajaman pandangan, pikiran yang lurus, dan kecerdasan yang kuat.

BACA JUGA: Nikmat-Nikmat yang Allah Berikan Kepada Nabi Isa (Bagian Pertama dari Dua Tulisan)

Allah juga mengajarkan Taurat dan Injil kepada Nabi Isa. Kitab Injil mengubah sebagian isi Taurat dan membatalkan sebagian hukumnya. Hal ini sebagaimana perkataan Nabi Isa yang tercantum dalam Surah Ali-Imran (3) ayat 50:

وَلِاُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِيْ حُرِّمَ عَلَيْكُمْ 

Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang telah diharamkan untuk kalian.”

Inilah di antara sebab Bani Israil tidak mau beriman kepada Nabi Isa Mereka menganggap bahwa hukum Taurat tidak boleh dibatalkan, sedangkan Nabi Isa membatalkan sebagian hukum Taurat.

Keempat: firman-Nya:

وَاِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّيْنِ كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ بِاِذْنِيْ فَتَنْفُخُ فِيْهَا فَتَكُوْنُ طَيْرًاۢ بِاِذْنِيْ

“Dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku.”

Para ulama menyebutkan alasan mukjizat Nabi Isa itu berkaitan dengan burung adalah karena burung merupakan hewan yang menakjubkan karena terbang di udara. Betapa menakjubkan mukjizat Nabi Isa yang menciptakan hewan dari tanah (dari bumi) yang kemudian bisa terbang bebas di angkasa. Tentunya semua itu terjadi dengan izin Allah

Kelima: firman-Nya,

وَتُبْرِئُ الْاَكْمَهَ وَالْاَبْرَصَ بِاِذْنِيْ ۚ

“Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku.”

Ibnu Katsir menyebutkan bahwa mukjizat para nabi diberikan sesuai dengan sesuatu yang sedang tenar di zamannya.

Di zaman Nabi Musa yang sedang tenar adalah masalah sihir. Maka, Allah memberikan kepadanya mukjizat berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular besar, dan perubahan tersebut bukanlah sihir.

Nabi Muhammad diberikan mukjizat berupa Al-Quran karena saat itu yang sedang terkenal adalah syair-syair. Allah menurunkan Quran yang bukan syair, namun sedemikian menakjubkan sehingga mereka tidak mampu mendatangkan semisal Al-Quran. Bahkan, Allah menantang mereka berulang kali untuk itu.

BACA JUGA: Tak Ada yang Akan Mampu Mengubah Kalimat-Kalimat Al-Quran

Nabi Yusuf hidup di zaman yang sarat dengan tafsiran mimpi. Ketika sang raja bermimpi, ternyata tidak ada yang bisa menafsirkannya kecuali Nabi Yusuf.

Demikianlah pula di zaman Nabi Isa, yang saat itu sedang marak dan berkembang adalah ilmu pengobatan. Namun, tidak ada yang bisa menyembuhkan penyakit buta dan sopak. Lalu, Allah berikan mukjizat kepada Nabi Isa untuk bisa menyembuhkan kedua penyakit tersebut. Tidak hanya itu, beliau bahkan bisa menghidupkan orang yang sudah mati dengan izin Allah.

Allah berfirman,

وَاِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتٰى بِاِذْنِيْ ۚ

“Dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku.”

Nabi Isa pergi ke kuburan dan memerintahkan mayat yang ada di dalam kuburan untuk keluar. Lalu, keluarlah mayat tersebut dalam keadaan hidup. Ini adalah perkara yang luar biasa menakjubkan.

Keenam: firman-Nya,

وَاِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتٰى بِاِذْنِيْ ۚوَاِذْ كَفَفْتُ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَنْكَ اِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ

“Dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata.”

Orang-orang Yahudi sangat benci kepada Nabi Isa dan menuduhnya sebagai anak zina. Oleh karenanya, Allah sering memuji Maryam bahwa beliau adalah wanita yang menjaga kemaluannya. Allah berfirman dalam Surah Al-Anbiya (21) ayat 91:

وَالَّتِيْٓ اَحْصَنَتْ فَرْجَهَا 

“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kemaluannya….”

Bani Israil bekerja sama dengan orang-orang Romawi untuk membunuh Nabi Isa. Mereka menyangka telah berhasil menangkap dan membunuh Nabi Isa. Padahal, yang mereka tangkap dan bunuh itu bukanlah Nabi Isa. Allah berfirman dalam Surah An-Nisa (4) ayat 158-158:

وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ (157) بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا (158)

“Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al- Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.’”

Membunuh para nabi adalah kebiasaan orang- orang Yahudi sehingga mereka juga mencoba membunuh Nabi Isa. Mereka bangga mengklaim telah membunuh Nabi Isa. Padahal mereka tidaklah membunuhnya.

BACA JUGA: Penjelasan tentang Sifat-Sifat Orang Yahudi

Sungguh kasihan orang-orang Nasrani yang terjebak dengan khurafat-khurafat tentang dosa warisan atau tentang Nabi Isa yang menyerahkan dirinya untuk ditangkap, disalib dan dihinakan di dunia dalam rangka menebus dosa-dosa manusia. Mereka semua terjebak dalam khurafat dosa warisan yang harus ditebus oleh Nabi ‘lsa. Firman Allah,

 فَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ

“Lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: ‘Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.

Orang-orang Yahudi tidak beriman dengan Nabi Isa yang telah mendatangkan banyak bukti dan mukjizat. Mereka menuduh bahwa perbuatan Nabi Isa yang dapat menyembuhkan orang sakit dan mengeluarkan orang mati itu adalah sihir belaka.

Demikianlah keadaan orang-orang kafir ketika datang para rasul maka mereka menuduh dengan “penyihir” atau “orang gila”.[]

SUMBER: TAFSIR AT-TAYSIR SURAH AL-MA’IDAH, Penulis: Ust. Firanda Andirja, Penerbit: Ustadz Firanda Andirja Office

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response