Ibrah

Penjelasan tentang Kebun Orang-Orang Kafir di Dunia Akan Binasa

Foto: Unsplash
30views

Al-Quran menerangkan tentang nikmat orang-orang kafir di dunia dengan kata kebun, yakni dua kebun atau kebun-kebun, karena mereka beranggapan bahwa nikmat yang paling penting adalah kebun yang sesuai dengan keinginan mereka. Mereka tidak memercayai akan adanya kebun yang lebih baik daripada, atau menyamai, kebun mereka. Selain itu, Al-Quran juga telah menyebutkan hilangnya nikmat atas orang-orang kafir melalui penghancuran kebun-kebun mereka dan pembinasaan mereka di bumi. Dalam hal ini, berikut beberapa pelajaran (hikmah) yang patut kita renungkan.

Pertama, inilah kaum Saba yang telah Allah berikan nikmat kepada mereka berupa dua kebun di sebelah kanan dan kiri. Ketika mereka menjadi kafir, melampaui batas, dan durhaka, Allah menggantikan dua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi pohon-pohon yang berubah menjadi pahit, yakni pohon atsal (sejenis pohon cemara) dan pohon sidir (sejenis pohon bidara).

BACA JUGA: Ringkasan Kisah Pemilik Dua Kebun

Kedua, inilah pemilik dua kebun yang disebutkan dalam Surah Al-Kahfi (18) ayat 32-33, saat Allah menjadikan baginya,

… جَنَّتَيْنِ مِنْ اَعْنَابٍ وَّحَفَفْنٰهُمَا بِنَخْلٍ وَّجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًاۗ (32) كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ اٰتَتْ اُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِمْ مِّنْهُ شَيْـًٔاۙ وَّفَجَّرْنَا خِلٰلَهُمَا نَهَرًاۙ (33)

… Dua kebun anggur. Kami mengelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan Kami membuatkan ladang di antara kedua (kebun) itu. Kedua kebun itu menghasilkan buahnya dan tidak berkurang (buahnya) sedikit pun. Kami pun mengalirkan sungai dengan deras di celah-celah kedua (kebun) itu.

Apa yang terjadi setelah orang itu menjadi kafir, sombong, dan lalai? Allah berfirman sebagaimana tercantum dalam Surah A-Kahfi (18) ayat 42:

وَاُحِيْطَ بِثَمَرِهٖ فَاَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلٰى مَآ اَنْفَقَ فِيْهَا وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَا وَيَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ لَمْ اُشْرِكْ بِرَبِّيْٓ اَحَدًا

“Harta kekayaannya dibinasakan. Kemudian, dia membolak-balikkan kedua telapak tangannya (tanda sangat menyesal) terhadap apa yang telah dia belanjakan untuk itu, sedangkan pohon anggur roboh bersama penyangganya dan dia berkata, ‘Aduhai, seandainya saja dahulu aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhanku.”

Ketiga, para pemilik kebun yang diceritakan dalam Surah Al-Qalam (68) ayat 17-20:

اِنَّا بَلَوْنٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِۚ اِذْ اَقْسَمُوْا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِيْنَۙ (17) وَلَا يَسْتَثْنُوْنَ (18) فَطَافَ عَلَيْهَا طَاۤىِٕفٌ مِّنْ رَّبِّكَ وَهُمْ نَاۤىِٕمُوْنَ (19)  فَاَصْبَحَتْ كَالصَّرِيْمِۙ (20) 

“Sesungguhnya, Kami telah menguji mereka (orang musyrik Mekkah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti akan memetiknya (hasil- nya) pada pagi hari, tetapi mereka tidak mengecualikan (dengan mengucapkan insya Allah). Kemudian, kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. Jadilah kebun itu hitam (karena terbakar) seperti malam yang gelap gulita.”

Keempat, kaum Fir’aun ketika mereka tunduk pada Fir’aun dan memerangi Nabi Musa, lalu mereka mengejarnya. Kemudian, Allah menenggelamkan mereka bersama Fir’aun. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Surah Asy-Syu’ara (26) ayat 57-59:

فَاَخْرَجْنٰهُمْ مِّنْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙ(57) وَّكُنُوْزٍ وَّمَقَامٍ كَرِيْمٍ ۙ (58) كَذٰلِكَۚ وَاَوْرَثْنٰهَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ۗ (59)

“Kami mengeluarkan mereka (Fir’aun dan kaumnya) dari (negeri mereka yang mempunyai) taman, mata air, harta kekayaan, dan tempat tinggal yang bagus. Demikianlah dan Kami mewariskan semuanya pada Bani Israil.”

Kelima, Nabi Hud mengingatkan kaumnya tentang hancurnya kebun mereka, sebagaimana tercantum dalam Surah Asy-Syu’ara (26) ayat 132-135:

وَاتَّقُوا الَّذِيْٓ اَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُوْنَ ۚ (132) اَمَدَّكُمْ بِاَنْعَامٍ وَّبَنِيْنَۙ (133) وَجَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۚ (134) اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ ۗ (135)

“Bertakwalah kepada (Allah) yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang engkau ketahui. Dia (Allah) telah menganugerahkan hewan ternak dan anak-anak kepadamu. (Dia juga menganugerahkan) kebun-kebun dan mata air. Sesungguhnya, aku takut bahwa engkau akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat.”

Ketika mereka kafir, Allah membinasakan mereka serta menghilangkan kebun-kebun dan mata air mereka.

BACA JUGA: Perumpamaan Dua Lelaki dan Dua Kebun Anggur

Keenam, Nabi Shalih mengeluarkan peringatan yang sama kepada kaum Tsamud, sebagaimana tercantum dalam Surah Asy-Syu’ara (26) ayat 146-150:

اَتُتْرَكُوْنَ فِيْ مَا هٰهُنَآ اٰمِنِيْنَ ۙ (146) فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ ۙ (147) وَّزُرُوْعٍ وَّنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيْمٌ ۚ (148) وَتَنْحِتُوْنَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا فٰرِهِيْنَ (149) فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ (150)

“Apakah engkau (mengira) akan dibiarkan tinggal di sini (negerimu) dengan aman? (yakni) di dalam kebun-kebun dan mata air serta tanam-tanaman dan pohon kurma yang mayangnya lembut. Engkau memahat dengan terampil sebagian gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah yang mewah. Bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.”

Ketujuh, peringatan Al-Quran bagi setiap orang yang kafir, melampaui batas, dan mempergunakan nikmat Allah dalam kerusakan dengan kehancuran kebun dan dibakar, sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 266:

اَيَوَدُّ اَحَدُكُمْ اَنْ تَكُوْنَ لَهٗ جَنَّةٌ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ لَهٗ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۙ وَاَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهٗ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاۤءُۚ فَاَصَابَهَآ اِعْصَارٌ فِيْهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ

“Apakah salah seorang di antaramu ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Di sana, dia memiliki segala buah. Kemudian, datanglah masa tua, sedangkan dia memiliki keturunan-keturunan yang masih kecil. Kemudian, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar engkau memikirkannya.”

Semua kebun orang-orang kafir di dunia akan binasa dan lenyap. Ini adalah sunatullah.[]

SUMBER: KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN: Orang-Orang yang Dimuliakan dan Dihinakan Allah, Penulis: Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi, Penerbit: Gema Insani

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response