Kisah Al-Quran

Kisah Ashabul Kahfi Ketika Terbangun dari Tidur yang Panjang

foto: Pixabay
39views

Allah berfirman dalam Surah Al-Kahfi (18) ayat 19:

وَكَذٰلِكَ بَعَثْنٰهُمْ لِيَتَسَاۤءَلُوْا بَيْنَهُمْۗ قَالَ قَاۤىِٕلٌ مِّنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْۗ قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالُوْا رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْۗ فَابْعَثُوْٓا اَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هٰذِهٖٓ اِلَى الْمَدِيْنَةِ فَلْيَنْظُرْ اَيُّهَآ اَزْكٰى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ اَحَدًا

Dan demikianlah kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?” Mereka menjawab, “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi), “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada( di sini)”. Maka, suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagai makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun.

Disebutkan bahwasanya mereka tidur pada pagi hari dan terbangun pada waktu petang sehingga mereka sendiri berselisih apakah ini petang pada hari yang sama ataukah mereka tidur sejak hari kemarin? Tidak ada kemungkinan ketiga, mereka tidak berpikir bahwasanya ternyata mereka telah tertidur selama 309 tahun lamanya.

BACA JUGA: Asal Usul Para Pemuda Ashabul Kahfi

Ayat ini juga menjadi dalil bahwasanya mereka dibangkitkan dalam kondisi biasa saja (normal), tidak seperti yang dikisahkan oleh sebagian ahli tafsir bahwasanya mereka bangun dalam kondisi kuku mereka memanjang dan rambut mereka gondrong. Yang lebih tepat bahwasannya mereka bangun dalam kondisi normal, begitu pula keadaan di dalam gua juga normal. Nampaknya anjing mereka juga didapati masih dalam keadaan hidup karena kalau anjing mereka berubah menjadi tulang-belulang tentu mereka akan menduga bahwa mereka telah tidur lama. Kenyataannya, mereka hanya menduga telah tidur tengah hari atau tidur seharian saja. Intinya, mereka melihat kondisi normal sehingga ketika terbangun mereka menyangka bahwa mereka tidur satu hari atau setengah hari saja.

Adapun makna al-wariq ada yang berpendapat bahwasanya maknanya adalah perak yang sudah ditempa dan diberi tanda tertentu, seperti mata uang sekarang yang terdapat di dalamnya lambang tertentu atau terdapat tahun, misalnya, atau ada gambar raja dan ratunya, misalnya.

Ayat ini juga menjadi dalil bahwasanya malaikat membawa bekal sewaktu mereka melarikan diri dan bersembunyi dalam gua, di antara bekal yang mereka bawa adalah uang perak. Inilah yang dinamakan tawakal yang benar, yaitu berusaha terlebih dahulu kemudian menyerahkan perkaranya kepada Allah. Oleh karenanya, Nabi ﷺ pernah bersabda kepada seseorang yang hendak masuk masjid dan meletakkan untanya di luar agar mengikat untanya terlebih dahulu baru masuk masjid. Orang tersebut berkata, “Wahai Rasulullah, apakah aku mengikatnya kemudian aku bertawakal atau aku biarkan saja kemudian aku bertawakal?” Maka Nabi ﷺ menjawab, “Ikatlah unta tersebut kemudian bertawakallah!”

Allah juga menegur sebagian orang yang berhaji tapi tidak berbekal. Hal ini sebagaimana firman Allah Surah Al-Baqarah Ayat 197:

 وَتَزَوَّدُوْا

… dan berbekalah (untuk haji)….

Disebutkan bahwasanya ayat ini turun kepada sebagian penduduk Yaman yang hendak berhaji tetapi tidak membawa bekal dan mereka berkata, “Sesungguhnya kami bertawakal kepada Allah”. Maka, mereka pun ditegur oleh Allah melalui ayat ini karena sungguh ibadah haji perlu yang namanya bekal. Jika tidak berbekal maka akan merepotkan orang lain.

BACA JUGA: Tentang Perdebatan Lama Waktu Ashabul Kahfi Tertidur

Adapun firman Allah ketika mengisahkan mereka, “berkata  (yang lain lagi), ‘Tuhanmu lebih mengetahui beberapa lama kamu berada (di sini)’”, menunjukkan bahwasanya jika di dalam suatu diskusi ada perselisihan mengenai suatu hal yang dirasa kurang bermanfaat maka hendaknya segera beralih kepada topik atau hal lain yang lebih bermanfaat karena kondisi mereka yang terbangun dalam keadaan lapar lebih penting untuk mereka perhatikan daripada berselisih mengenai berapa lama mereka tidur di dalam gua tersebut.

Adapun makna اَزْكٰى طَعَامًا yang artinya adalah makanan yang paling baik, ada yang berpendapat bahwa maknanya adalah makanan yang paling halal dan kebanyakan ahli tafsir memilih pendapat ini karena, pada zaman mereka, banyak kaum musyrikin yang menyembelih untuk berhala-berhala mereka. Ada yang berpendapat juga bahwa اَزْكٰى طَعَامًا maknanya adalah makanan yang paling enak dan ini adalah dalil bahwasanya boleh bagi seseorang untuk memakan makanan yang enak dan ini merupakan perkara dunia yang diperbolehkan.

Ayat ini juga menjadi dalil bahwasanya gua tempat mereka bersembunyi terletak tidak jauh dari tempat tinggal masyarakat. Oleh karenanya, sebagian ulama, seperti Ibnu Katsir, menyebutkan dalam tafsirnya bahwasanya setelah mereka kabur ke gua maka sang raja Daqyanus mengirim pasukannya untuk mencari para pemuda ini dan gua tersebut mudah untuk ditemukan, tetapi Allah menutup mata mereka sehingga, meskipun mereka sudah di mulut gua, mereka tidak melihat para pemuda yang bersembunyi di dalamnya.

Hal tersebut sebagaimana Allah pernah menutup mata orang-orang Quraisy yang hendak mengejar Nabi ﷺ dan Abu Bakar, padahal mereka juga sudah berada di mulut Gua Tsur waktu itu. Abu Bakar ketakutan dan berkata, “Wahai Rasulullah, kalau saja salah seorang di antara mereka melihat ke arah bawah, mereka akan melihat kita “. Maka, Nabi berkata padanya, “Wahai Abu Bakar, bagaimana menurutmu tentang dua orang sedangkan yang ketiganya adalah Allah?” Maka Allah menutup pandangan mereka, padahal mereka sudah berada di mulut gua.

BACA JUGA: Bukti yang Menunjukkan Allah Menjaga para Pemuda Ashabul Kahfi

Sebagian ulama menjelaskan mengenai faedah yang terkandung dalam ayat ini, di antaranya adalah bolehnya perwakilan (wakalah) dalam transaksi jual beli, sebagaimana tujuh pemuda ini mewakilkan salah seorang di antara mereka untuk membeli makanan yang nanti akan mereka makan bersama. Sebagian ulama ada yang melarang masalah ini, yaitu membeli makanan dengan cara masing-masing uang yang sama, kemudian makanan tersebut dimakan bersama-sama karena akan ada pihak yang terzalimi apabila ada dari mereka yang porsi makanan lebih banyak daripada yang lainnya. Akan tetapi, pendapat mayoritas ulama justru memperbolehkan hal ini karena ini masalah yang dikembalikan kepada adat istiadat. Selain itu, mereka juga mengeluarkan uang tersebut dengan keridhaan mereka.

Lebih lanjut, disebutkan dalam sebagian buku-buku tafsir (namun riwayatnya tidak shahih) mengenai kisah tujuh pemuda ashabul kahfi tersebut ketika salah seorang di antara mereka diutus untuk membeli makanan. Ia menjumpai keadaan di luar sudah berubah. Tentu saja kondisi telah berubah total karena sudah 309 tahun. Perubahan tersebut berkaitan dengan tumbuhan, rumah-rumah, dan kondisi-kondisi lainnya. Ia keluar dalam kondisi kebingungan, tetapi dia terus berjalan hingga akhirnya tiba di pasar. Ia kemudian membeli makanan menggunakan orang perak yang sudah ditempa dan terdapat tanda Raja Daqyanus.

Maka, penjual makanan tersebut terheran-heran hingga ia menyangka bahwa pemuda tersebut telah menemukan harta karun. Namun, setelah mendapatkan penjelasan, akhirnya pemuda tersebut pun dilaporkan dan dibawa menghadap kepada sang raja yang berkuasa pada masa itu. Disebutkan bahwa raja tersebut adalah raja yang baik sehungga, setelah bertemu dengan sang raja, raja tersebut hanya bertanya kepadanya. Setelah mendapat penjelasan, ternyata sang raja pernah mendengar kisah tentang mereka. Setelah itu, sang raja pun bermaksud untuk bertemu mereka. Setelah mereka tiba di mulut gua, pemuda tersebut minta kepada sang raja untuk menunggu di luar. Pemuda tersebut kemudian bercerita kepada teman-temannya tentang apa yang dia alami ketika ia berada di luar.

BACA JUGA: Keajaiban-Keajaiban Allah Adalah Tanda-Tanda Keagungan-Nya  

Selanjutnya, terdapat dua riwayat yang disebutkan dalam kisah ini:

Pertama, riwayat yang menyebutkan bahwa setelah itu para pemuda pun diwafatkan oleh Allah dan mereka terkubur dalam gua tersebut.

Kedua, riwayat yang menyebutkan bahwa setelah itu mereka menghilang dan tidak ada kejelasan.

Semua riwayat ini datang dengan sanad yang tidak shahih, hanya saja disebutkan oleh sebagian ahli tafsir dalam buku-buku mereka sebagai pelengkap.[]

 

SUMBER: TAFSIR AT TAYSIR SURAH AL-KAHFI, karya Ust. Firanda Andirja, Penerbit Ustadz Firanda Office

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response