Kisah Al-Quran

Beberapa Kandungan Ayat Tentang Kisah Ratu Saba (Bagian Terakhir dari Empat Tulisan)

Foto: Pixabay
20views

Berdasarkan ayat-ayat tentang kisah Ratu Bilqis yang tercantum dalam Surah An-Naml (27) ayat 20-44, berikut beberapa hal penting yang dapat kita pelajari (cermati).

Ketiga puluh tiga, Nabi Sulaiman a.s. berkehendak mendatangkan singgasana Ratu Saba yang besar dan mengagumkan itu untuk memperlihatkan kelemahan Ratu Saba di hadapannya langsung dan kekalahannya di bawah kekuatan Nabi Sulaiman.

Ketiga puluh empat, Nabi Sulaiman mengadakan perlombaan bagi prajurit dan koleganya. Dia berkata kepada mereka wahai para pembesar, siapakah di antara engkau yang sanggup membawakanku singgasananya sebelum mereka datang menyerahkan diri? Bertambahlah kekuatan, kemampuan, dan kekuasaan mereka. Nabi Sulaiman mendapatkan dua pemohon, yakni Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari singgasanamu. Sesungguhnya, aku benar-benar kuat lagi dapat dipercaya,dan seorang yang mempunyai ilmu dari kitab suci berkata, “Aku akan mendatangimu dengan membawa (singgasana) itu sebelum matamu berkedip.”

BACA JUGA: Beberapa Kandungan Ayat Tentang Kisah Ratu Saba (Bagian Ketiga dari Empat Tulisan)

Ketiga puluh lima, dalam persoalan ini, kita menemukan rincian (detail) kurang jelas yang tidak pernah disebutkan dalam Al-Quran atau hadis sahih. Namun, kita tidak boleh berusaha menerangkan ketidakjelasan tersebut atau menerima rincian tersebut. Semua penjelasan itu merupakan riwayat israiliyat. Kita tidak mengetahui jenis jin dengan nama Ifrit dan tidak mengetahui caranya mendatangkan singgasana sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Kita juga tidak mengetahui nama orang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab itu, termasuk tugasnya kepada Nabi Sulaiman a.s., ilmu yang dia miliki, dan bagaimana dia mendatangkan singgasana itu kepada Nabi Sulaiman a.s. sebelum matanya berkedip. Kita tidak perlu mengetahui semua itu karena memang tidak ada manfaatnya.

Ketiga puluh enam, terkait mendatangkan singgasana untuk Nabi Sulaiman, ada karamah (kelebihan) yang dimiliki orang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab itu, mukjizat bagi Nabi Sulaiman, penegasan atas kekuasaan Allah, serta pertolongan bagi kebenaran dan kekalahan bagi kebatilan yang dimanifestasikan dalam diri Ratu Saba.

Ketiga puluh tujuh, pendapat Nabi Sulaiman ketika melihat singgasana yang dipindahkan di hadapannya. Dia berkata ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia. Nabi Sulaiman tidak pernah teperdaya oleh kekuatan serta tidak pernah sesat, sombong, takabur, dan rusak. Dia tawadhu di hadapan kekuatan-Nya serta ingat kepada-Nya dan bersyukur atas karunia-Nya. Pada sikap yang demikian, terdapat teladan bagi para pemimpin dalam menyikapi kekuatan dan kemenangan mereka.

BACA JUGA: Beberapa Kandungan Ayat Tentang Kisah Ratu Saba (Bagian Kedua dari Empat Tulisan)

Ketiga puluh delapan, Nabi Sulaiman ingin mendatangkan kejutan bagi Ratu Saba dengan tujuan untuk menunjukkan kelemahan, kekalahan, dan kebodohan sang ratu, yakni dengan cara mendatangkan singgasana sang ratu dari kerajaan Saba (setelah kepergiannya menuju istana Nabi Sulaiman dan meletakkan singgasana itu di hadapannya saat memasuki istana Nabi Sulaiman), menyamarkan singgasananya dengan sedikit perubahan pada tanda-tandanya yang sederhana (Nabi Sulaiman berkata ubahlah untuknya singgasananya, kita akan melihat apakah dia [Balqis) mengenalinya atau tidak ‘mengenalinya), dan menempatkan istana di hadapannya agar dia melewati dan menyeberanginya (dibangun untuknya jalan dari kaca dan seakan-akan air ada di bawahnya agar mengira bahwa dia akan digenangi air).

Ketiga puluh sembilan, Ratu Saba cukup cerdik dalam menjawab pertanyaan tentang singgasana. Ditanyakan kepadanya serupa inikah singgasanamu? Ketika melihatnya, Ratu Saba tidak memastikan bahwa yang dilihatnya itu bukan singgasananya karena keduanya mirip sekali. Namun, dia juga tidak dapat meyakinkan bahwa itu adalah singgasananya karena telah meninggalkannya sebelumnya sehingga apa yang telah membawa dan meletakkan singgasana itu di hadapannya? Ratu Saba berada dalam kebingungan. Namun, kecerdasan akal telah menyelamatkannya dari kebingungan sehingga dia menjawab sepertinya, iya. Jawaban ini untuk menjaga kesalahan yang terulang. Dia tidak menyangkalnya, tetapi juga tidak memastikannya.

Keempat puluh, ketika dikatakan kepada Ratu Saba untuk masuk ke dalam istana yang dia mengiranya kolam air besar, kedua betisnya tersingkap karena mengangkat sedikit roknya untuk menghindari genangan air. Kejadian ini dianggap sebagai sebuah “kebodohan”. Kemudian, mereka mengolok-olok dan menertawakan Ratu Saba seraya berkata sesungguhnya ini hanyalah lantai licin (berkilap) yang terbuat dari kaca. Para pembawa kisah israiliyat telah menyebutkan alasan yang aneh atas tersingkapnya kedua betis Ratu Saba. Mereka beranggapan bahwa Ratu Saba, ibunya berasal dari golongan jin. Oleh karena itu, dia memiliki dua kaki seperti kaki jin yang juga mirip bagaikan kaki hewan. Nabi Sulaiman ingin meyakini tentang hal itu. Oleh karena itu, Nabi Sulaiman mempersiapkan istana yang terbuat dari kaca. Ketika melihat kedua betis Ratu Saba, Nabi Sulaiman melihat kedua betis yang sangat indah. Sungguh, kita tidak boleh menafsirkan Al-Quran dengan keganjilan dan kebatilan seperti itu.

Keempat puluh satu, Ratu Saba mengetahui kesalahannya dan mengakui bahwa dia tidak memiliki apa pun dibandingkan kekuasaan Nabi Sulaiman, dia tidak berdaya di hadapan kekuatan Nabi Sulaiman. Dia juga mengakui bahwa dia berada dalam kebatilan karena menyekutukan Allah, sedangkan Nabi Sulaiman berada dalam kebenaran dan agama Nabi Sulaiman-lah yang benar. Kemudian, Allah menurunkan iman dalam hati Ratu Saba sehingga dia berkata duhai Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.

BACA JUGA: Beberapa Kandungan Ayat Tentang Kisah Ratu Saba (Bagian Pertama dari Empat Tulisan)

Keempat puluh dua, ayat-ayat Al-Quran tidak menceritakan lagi apa yang terjadi antara Ratu Saba dan Nabi Sulaiman setelah itu. Oleh karena itu, pertanyaan yang tersisa tentang kisah ini tidak akan mendapat jawaban yang meyakinkan, seperti apakah Nabi Sulaiman menikahi Ratu Saba atau tidak, apakah Ratu Saba tinggal di kerajaan Nabi Sulaiman ataukah kembali ke kerajaan Saba, apakah kaumnya juga ikut bersama Ratu Saba untuk masuk dalam agama Nabi Sulaiman, apakah Nabi Sulaiman merupakan Raja Yaman ataukah bukan, serta bagaimana hubungan Bani Israil dan Bani Saba setelah wafatnya Nabi Sulaiman dan Ratu Saba.

Seluruh pertanyaan tersebut tidak ada jawabannya karena sumber yang meyakinkan dan benar (Al-Quran dan hadis) tidak bercerita tentang hal ini. Oleh karena itu, kita wajib untuk bersikap tawaquf. Kita tidak boleh bersandar pada cerita israiliyat dan cerita-cerita bohong untuk mencari jawaban tersebut.

Sesungguhnya, akhir dari kisah Nabi Sulaiman a.s. bersama Ratu Saba dalam Surah An-Naml diakhiri dengan keimanan. Akhir dari gambaran ini adalah masuknya Ratu Saba dalam agama Allah, meninggalkan perbuatan syirik dan kufur, serta memilih bersama Nabi Sulaiman, nabi yang menyeru (untuk beriman) kepada Allah, Tuhan semesta alam. Penutup ini sesuai dengan tujuan dari cerita (kisah) tersebut, yakni ajakan kepada para dai untuk mengikuti dakwah nabi yang kuat ini (Nabi Sulaiman) serta menjadikan dakwah sebagai tujuan dengan mengarahkan orang-orang yang didakwahi pada Islam dan bersungguh-sungguh mengamalkannya.[]

SUMBER: KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN: Orang-Orang yang Dimuliakan dan Dihinakan Allah, Penulis: Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi, Penerbit: Gema Insani

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response