Kisah Al-Quran

Beberapa Kandungan Ayat Tentang Kisah Ratu Saba (Bagian Pertama dari Empat Tulisan)

Foto: Pixabay
31views

Berdasarkan ayat-ayat tentang kisah Ratu Bilqis yang tercantum dalam Surah An-Naml (27) ayat 20-44, berikut beberapa hal penting yang dapat kita pelajari (cermati).

Pertama, pemerintahan Nabi Sulaiman mencakup manusia, jin, dan burung. Mereka tunduk dan patuh pada perintah Nabi Sulaiman, bahkan burung pun termasuk tentaranya.

Kedua, perhatian Nabi Sulaiman kepada prajurit-prajuritnya, walaupun berasal dari jenis burung (hewan), sebagaimana tampak saat Nabi Sulaiman memeriksa burung-burung.

Ketiga, kebijaksanaan dan keadilan Nabi Sulaiman dalam memerintah tentaranya sehingga tidak menimbulkan perpecahan dan gejolak, seperti Nabi Sulaiman menetapkan hukuman bagi Hudhud karena absen (tidak hadir) dalam pasukan tanpa izin.

Keempat, diperbolehkannya penetapan hukuman bagi prajurit yang lalai, absen, dan tidak disiplin sebagaimana perkataan Nabi Sulaiman, yakni aku pasti akan menghukumnya dengan hukuman berat atau aku menyembelih.

BACA JUGA: Kisah Nabi Sulaiman dan Bilqis

Kelima, keadilan Nabi Sulaiman terhadap rakyatnya (dari segala bangsa, seperti, manusia, jin, dan hewan) dengan memberikan kesempatan terhadap orang yang lalai untuk membela diri dengan mengajukan alasan, yakni dengan perkataan kecuali jika ini datang kepadaku dengan alasan jelas.

Keenam, kegagahan, keberanian, keteguhan, dan kemuliaan seorang Muslim. Kalau memang benar, mengapa dia menjadi lemah atau takut? Kemudian, Hudhud datang kepada Nabi Sulaiman. Dengan kemuliaan dan keteguhannya, Hudhud berkata kepada Nabi Sulaiman, yakni aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita penting yang meyakinkan (kebenarannya).

Ketujuh, setiap individu dalam masyarakat Islam bertanggung jawab atas kemaslahatan masyarakatnya (penduduknya), mengabdikan dirinya, dan berkarya untuk kemajuannya. Hudhud pergi ke negeri Saba untuk mendapatkan berita-berita atau maklumat-maklumat yang mendatangkan kebaikan dan membantu masyarakatnya di kerajaan Nabi Sulaiman.

Kedelapan, seorang pemimpin terkadang tidak menguasai seluruh masalah, bahkan tidak menguasainya secara pasti dan tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu mendengarkan pendapat orang lain, menerima apa yang orang lain kemukakan kepadanya dan yang tidak dia ketahui. Dalam hal ini, Hudhud berkata kepada Nabi Sulaiman, yakni aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui.

Kesembilan, berita-berita dan maklumat-maklumat yang dibawa seorang Muslim kepada pemimpinnya haruslah benar dan jelas. Dia harus menguatkan dan meyakininya sebelum mengemukakannya, seperti ucapan Hudhud aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita penting yang meyakinkan (kebenarannya).

Kesepuluh, Hudhud berhasil dalam menemukan kebenaran tentang negeri Saba dan cerdas dalam mengamati kekuatannya. Semua penjelasannya tentang kebenaran itu sangat meyakinkan. la menyebutkan ringkasan kejadiannya, yakni sesungguhnya aku mendapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka (penduduk negeri Saba). Dia dianugerahi segala sesuatu dan memiliki singgasana besar.

Kesebelas, penguasa yang memerintah negeri Saba adalah seorang perempuan. Banyak disebutkan bahwa namanya adalah Balqis. Namun, ini tidak berdasarkan hadis sahih. Oleh karena itu, sebaik- nya kita ber-tawaquf (tidak menerimanya dan tidak menolaknya). Kita menyikapinya sebagaimana sikap kita terhadap ketidakjelasan yang lain dalam Al-Quran.

Kedua belas, keterangan Hudhud yang singkat, tentang kekuatan Ratu Saba, terungkap dalam ucapannya, yakni dia dianugerahi segala sesuatu. Kemungkinan ini mencakup segala hal, baik jenis, ragam kebaikan, rezeki, maupun kekuatan dan kemampuan. Allah telah menganugerahkannya segala sesuatu dan segala hal, baik dari segi politik, ekonomi, maupun kemasyarakatan. Dia dianugerahi beragam rezeki, seperti pohon-pohonan, sayur-sayuran, buah-buahan, air, hujan, harta, anak, kemakmuran, keamanan, keteguhan, kekuatan, kekuasaan, dan singgasana agung.

BACA JUGA: Kisah Ratu Saba dalam Al-Quran

Ketiga belas, Kecermatan Hudhud dengan mengetahui agama Ratu Saba dan kaumnya—ia melihat mereka bersujud pada matahari—yakni menyembah pada selain Allah. Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa mereka menyembah matahari.

Keempat belas, keantusiasan Hudhud pada masalah tauhid dan iman karena itu ia menganggap sujudnya kaum Saba pada matahari, selain pada Allah, adalah termasuk perbuatan ingkar (kufur). la pun terkejut dengan keengganan mereka untuk bersujud kepada Allah yang telah mengeluarkan apa yang disembunyikan di langit dan di bumi serta mengetahui apa yang diperbuat setiap manusia (makhluk). Dia-lah satu-satunya Tuhan semesta alam, Sang Penguasa singgasana yang agung. Sesungguhnya, Hudhud telah menyeru pada keimanan, memerangi syirik dan kekafiran, serta memiliki perasaan iman dan semangat pada agamanya. Tentu orang-orang Islam (Muslim) lebih utama daripada Hudhud dalam hal ini karena Allah telah memerintahkan kita sebagaimana tersebut dalam Al-Quran dan membebani (mengamanahkan) kita untuk bersikap dengannya (Al-Quran).[]

SUMBER: KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN: Orang-Orang yang Dimuliakan dan Dihinakan Allah, Penulis: Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi, Penerbit: Gema Insani

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response