Historia/Tarikh

Rasulullah Kembali ke Haribaan Ilahi (Bagian Kedua dari Tiga Tulisan)

foto: Unsplash
39views

Empat Hari Sebelum Wafat

Pada hari Kamis, empat hari sebelum beliau wafat, sakit beliau tidak kunjung reda. Beliau bersabda, “Kemarilah kalian. Aku akan menuliskan sebuah pesan yang dengan itu kalian tidak akan tersesat sama sekali sesudahnya.” Saat itu, di rumah yang ditempati beliau tersebut ada beberapa orang, di antara mereka adalah Umar bin Al Khaththab yang berkata, “Beliau terpengaruh oleh sakitnya. Bukankah di sisi kalian sudah ada Al-Quran? Cukuplah bagi kalian kitab itu.”

Mereka yang ada di dalam rumah itu pun saling berselisih pendapat menanggapi sabda beliau tersebut. Di antara mereka ada yang berkata, “Mendekatlah kalian agar Rasulullah ﷺ dapat menulis untuk kalian.” Namun, di antara mereka ada yang setuju dengan perkataan Umar. Karena mereka tetap tidak satu kata dan justru membuat suasana yang gaduh, beliau bersabda, “Menyingkirlah dari sini.”

BACA JUGA: Rasulullah Kembali ke Haribaan Ilahi (Bagian Pertama dari Tiga Tulisan)

Pada hari itu, beliau menyampaikan tiga wasiat. Pertama, wasiat untuk mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani serta orang-orang musyrik dari jazirah Arab. Kedua, wasiat tentang pengiriman para utusan seperti yang pernah beliau lakukan. Ketiga, parawi hadits ini lupa. Mungkin saja yang ketiga ini adalah wasiat untuk berpegang teguh kepada Al-Quran dan as-sunnah, atau perintah untuk melanjutkan pengiriman pasukan Usamah, atau wasiat untuk memerhatikan masalah shalat dan hamba-hamba sahaya yang dimiliki.

Sekalipun sakit Rasulullah ﷺ cukup parah, beliau tetap mengimami shalat lima waktu bersama orang-orang hingga hari itu, atau tepatnya hingga hari Kamis, empat hari sebelum beliau wafat. Pada waktu shalat Maghrib hari itu, beliau membaca Surah Al-Mursalat.

Menjelang shalat Isya, sakit beliau semakin bertambah parah, bahkan beliau tidak sanggup lagi pergi ke masjid. Aisyah menuturkan, “Beliau bertanya apakah orang-orang sudah shalat? Kami menjawab, ‘Belum, wahai Rasulullah, mereka menunggu Anda.’ Beliau bersabda, ‘Isilah bejana dengan air untukku.'” Kami melaksanakan perintah beliau.

Setelah mandi, beliau akan bangkit berdiri, tetapi tidak sanggup dan pingsan. Setelah siuman, beliau bertanya, “Apakah orang-orang sudah shalat?” Ketika hendak bangkit, beliau kembali pingsan, hingga berulang tiga kali dan tetap tidak sanggup. Akhirnya, beliau mengirim utusan untuk menemui Abu Bakar agar dia mengimami orang-orang. Maka, sejak hari itu, Abu Bakar mengimami orang-orang, tepatnya sebanyak 17 kali shalat selama beliau masih hidup.

Tiga atau sampai empat kali Aisyah menyarankan kepada Nabi ﷺ agar tidak hanya menunjuk Abu Bakar sebagai imam supaya orang-orang tidak merasa bosan kepadanya. Namun, beliau menolaknya, seraya bersabda, “Kalian tidak berbeda dengan saudara-saudara Yusuf. Suruh Abu Bakar agar dia menjadi imam bagi orang-orang.”

Dua Hari atau Sehari Sebelum Wafat

Pada hari Sabtu atau Ahad, Nabi ﷺ merasakan badannya agak ringan. Maka, dengan dipapah dua orang laki-laki, beliau keluar rumah untuk mendirikan shalat Dhuhur. Pada saat itu, Abu Bakar sedang mengimami orang-orang. Maka, ketika Abu Bakar mengetahui kedatangan beliau, ia beranjak untuk mundur ke belakang. Namun, beliau memberi isyarat kepada Abu Bakar agar dia tidak usah mundur. Beliau bersabda, “Dudukkan aku di samping Abu Bakar”. Maka, keduanya mendudukkan beliau di samping kiri Abu Bakar, lalu Abu Bakar shalat mengikuti shalat beliau dan mengeraskan bacaan takbir agar didengar orang-orang.

BACA JUGA: Surah yang Menjadi Pertanda Kematian Rasulullah ﷺ Sudah Dekat

Sehari Sebelum Wafat

Sehari sebelum wafat atau pada hari Ahad, Nabi ﷺ memerdekakan para pembantu laki-lakinya, menyedekahkan tujuh dinar harta beliau yang masih tersisa, dan memberikan senjata milik beliau kepada kaum Muslimin. Pada malam sebelumnya, Aisyah meminjam minyak lampu dari pembantu perempuannya. Sementara itu, baju-baju beliau digadaikan kepada seorang Yahudi seharga 3O sha’ gandum.

Hari Terakhir dari Kehidupan Rasulullah

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa tatkala kaum Muslimin sedang melaksanakan shalat Subuh pada hari Senin yang diimami oleh Abu Bakar, Rasulullah ﷺ tidak menampakkan diri kepada mereka. Beliau hanya menyingkap tabir kamar Aisyah dan memandangi mereka yang sedang berbaris dalam barisan shalat. Kemudian, beliau tersenyum. Abu Bakar mundur ke belakang berdiri sejajar dengan shaf karena dia mengira Rasulullah ﷺ akan keluar untuk shalat dan menjadi imam.

Anas menuturkan bahwa kaum Muslimin bermaksud hendak menghentikan shalat karena merasa gembira terhadap keadaan beliau. Namun, beliau membuat isyarat dengan tangan agar mereka menyelesaikan shalat. Kemudian, beliau masuk bilik dan menurunkan tabir.

Setelah itu, Rasulullah ﷺ tidak mendapatkan waktu shalat berikutnya. Waktu Dhuha semakin beranjak. Nabi ﷺ memanggil putrinya, Fathimah, lalu membisikkan sesuatu kepadanya hingga dia menangis. Kemudian, beliau mendoakan Fathimah. Setelah itu, beliau membisikkan sesuatu kepadanya hingga dia tersenyum.

Dalam kesempatan lain, kami menanyakan kejadian ini kepada Fathimah. Dia menjawab, “Nabi ﷺ membisiki aku bahwa beliau akan meninggal dunia, lalu aku pun menangis. Kemudian beliau membisiki aku lagi, berisi kabar gembira bahwa akulah anggota keluarga beliau yang pertama kali akan menyusul beliau sehingga aku pun tersenyum. Nabi ﷺ juga mengabarkan kepada Fathimah bahwa dia adalah pemimpin para wanita semesta alam.

BACA JUGA:Tahun Kesedihan yang Dialami Rasulullah

Fathimah bisa melihat penderitaan yang amat berat pada diri Rasulullah ﷺ. Maka, dia berkata, “Alangkah menderitanya engkau, wahai Ayah!” Beliau menjawab, “Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini.” Kemudian beliau memanggil Hasan dan Husein lalu memeluk keduanya dan memberikan nasihat yang baik. Beliau juga memanggil para istri beliau, memberi nasihat dan peringatan kepada mereka.

Rasa sakit beliau semakin bertambah berat, ditambah lagi pengaruh racun yang dibubuhkan ke dalam daging oleh wanita Yahudi yang beliau makan sewaktu di Khaibar, hingga beliau bersabda, “Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit karena makanan yang sempat kucicipi di Khaibar. Inilah saatnya bagiku untuk merasakan bagaimana terputusnya nadiku karena racun tersebut.”

Beliau juga memberikan nasihat kepada orang-orang. “Shalat, shalat, dan perhatikanlah budak-budak yang kalian miliki.” Beliau menyampaikan wasiat ini hingga beberapa kali, maksudnya perintah memerhatikan dua hal ini.[]

 

SUMBER: SIRAH RASULULLAH: Sejarah Hidup Nabi Muhammad, Penulis Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Penerbit: Ummul Qura

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response