Asbabul Nuzul

Asbabun Nuzul Surah An-Nisa (4) ayat 123 dan 127

Foto: Unsplash
45views

Asbabun Nuzul Surah An-Nisa (4) ayat 123:

لَيْسَ بِاَمَانِيِّكُمْ وَلَآ اَمَانِيِّ اَهْلِ الْكِتٰبِ ۗ مَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا يُّجْزَ بِهٖۙ وَلَا يَجِدْ لَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًا

(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.

Sebab Turunnya Ayat

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas bahwasanya ia berkata, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata, ‘Tidak akan masuk surga kecuali dari golongan kami’. Orang-orang Quraisy juga berkata, ‘Sesungguhnya setelah kematian tidak akan ada hari kebangkitan’. Maka turunlah firman Allah, ‘(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.‘”

BACA JUGA: Asbabun Nuzul Surah An-Nisa’ (4) ayat 100 dan 101

Diriwayatkan juga oleh Ibnu Jarir dari Masruq bahwasanya ia berkata, “Orang-orang Nasrani dan Muslimin saling membangga-banggakan agama mereka. Maka, orang-orang Nasrani berkata, ‘Kami lebih baik daripada kalian’. Kemudian, orang-orang Muslim berkata, ‘Kami-lah yang lebih baik dari kalian’. Maka turunlah firman Allah, ‘(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.‘”

Ibnu Jarir juga meriwayatkan hadis serupa dari Qatadah, Adh-Dhahhak, As-Suddi, dan Abi Shalih. Dan, lafadz mereka, “Orang-orang yang memeluk agama saling membangga-banggakan agamanya “, dan pada lafadz yang lain, “Beberapa orang dari agama Yahudi sedang duduk bersama dengan beberapa orang dari agama Nasrani dan juga orang-orang Muslim. Orang-orang Yahudi berkata, ‘Kami lebih baik daripada kalian’. Orang-orang Nasrani berkata, ‘Kami-lah yang lebih baik’. Maka, turunlah firman Allah ini.”

Ibnu Jarir meriwayatkan juga dari Masruq bahwasanya ia berkata, “Ketika turun ayat, ‘(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah’, orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata, ‘Kami dan kalian itu adalah sama’. Maka, turunlah firman Allah, ‘Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.'”

Asbabun Nuzul Surah An-Nisa (4) ayat 127:

وَيَسْتَفْتُوْنَكَ فِى النِّسَاۤءِۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِيْهِنَّ ۙوَمَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ فِى الْكِتٰبِ فِيْ يَتٰمَى النِّسَاۤءِ الّٰتِيْ لَا تُؤْتُوْنَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرْغَبُوْنَ اَنْ تَنْكِحُوْهُنَّ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْوِلْدَانِۙ وَاَنْ تَقُوْمُوْا لِلْيَتٰمٰى بِالْقِسْطِ ۗوَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِهٖ عَلِيْمًا

Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al-Quran (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. Dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuinya.”

Sebab Turunnya Ayat

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Aisyah dalam ayat ini bahwasanya ia berkata, “Adapun yang dimaksud ayat ini adalah seorang lelaki yang mengasuh seorang anak perempuan yatim. Lelaki itu sendiri adalah wali dan pewarisnya. Dia ikut makan dari harta anak perempuan yatim tersebut hingga dari pohon kurmanya. Dia sendiri ingin menikahinya dan tidak ingin menikahkannya dengan orang lain karena khawatir suaminya kelak akan ikut mengambil bagian dari harta anak perempuan yatim tersebut. Maka, ia pun menahannya agar tidak menikah dengan orang lain. Lalu, turun firman Allah di atas.”

BACA JUGA: Asbabun Nuzul Surah An-Nisa (4) ayat 95 dan 97

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari As-Suddi bahwasanya Jabir mempunyai seorang putri pamannya yang tidak cantik. Putri pamannya itu mempunyai harta warisan dari ayahnya. Jabir tidak ingin menikahinya, tetapi juga tidak ingin menikahkannya dengan orang lain karena khawatir suaminya akan mengambil hartanya. Lalu, ia bertanya kepada Nabi ﷺ. Kemudian, turunlah firman Allah di atas.”[]

SUMBER: ASBABUN NUZUL: Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Quran, Karya: Imam As-Suyuthi, Penerbit: Pustaka Al-Kautsar

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response