Tafsir

Penjelasan tentang Orang yang Tertutup Hatinya Takkan Mendapat Petunjuk

foto: Unsplash
43views

Allah berfirman dalam Surah Al-Kahfi (18) ayat 57:

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ فَاَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُۗ اِنَّا جَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًاۗ وَاِنْ تَدْعُهُمْ اِلَى الْهُدٰى فَلَنْ يَّهْتَدُوْٓا اِذًا اَبَدًا

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendati pun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.

Banyak ulama tafsir mengatakan bahwa mereka sudah banyak diberikan peringatan berupa ayat-ayat syar’iyyah, seperti Al-Quran, atau ayat-ayat kauniyah, seperti kejadian-kejadian alam, seharusnya orang-orang mendapatkan pelajaran. Namun ternyata, mereka tetap berpaling. Ini adalah model orang yang paling zalim dan tidak ada orang yang lebih zalim daripada orang seperti ini.

BACA JUGA: Penjelasan tentang Keimanan Harus Disertai dengan Istighfar

Kemudian firman-Nya:

ٖ وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُۗ

dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya

Para ulama mengatakan bahwa maksudnya adalah dia tidak menimbang akibat dari apa yang dia lakukan. Dia banyak melakukan perbuatan tetapi tidak peduli, seakan-akan tidak ada akhirat di hadapannya. Seharusnya jika seorang cerdas, dia merenungkan apa yang dia kerjakan, apakah termasuk amal saleh atau bukan? Oleh krenanya, dia menimbang sebelum melakukannya atau dia merenungkan kembali apa yang telah dikerjakan.

Namun, karena dia berpaling dari peringatan Allah dan tidak peduli dengan adanya hari akhirat maka dia melupakan apa yang telah dilakukan oleh kedua tangannya, yaitu dia tidak peduli dengan perbuatannya lantas tiba-tiba dia meninggal dunia.

Kemudian firman-Nya:

اِنَّا جَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًاۗ وَاِنْ تَدْعُهُمْ اِلَى الْهُدٰى فَلَنْ يَّهْتَدُوْٓا اِذًا اَبَدًا

Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami etakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendati pun kamu menyuruh mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.

Jadi, Allah menjelaskan tentang kondisi mereka. Karena mereka berpaling, akhirnya Allah menutup hati mereka agar mereka tidak bisa beriman. Allah menutup telinga mereka padahal mereka mampu untuk mendengar sehingga pandangan mereka tidak bermanfaat.

Oleh karenanya, Allah menyebutkan tentang perkataan orang-orang kafir sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Mulk (67) ayat 10:

وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

Dan mereka berkata, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.

BACA JUGA: Penjelasan tentang Apakah Semua Manusia Akan Melihat Hari Kiamat  

Maksudnya mereka berkata, “Sekiranya kami mendengar yang mendatangkan manfaat berupa keimanan”. Akan tetapi, pendengaran mereka tidak bisa digunakan untuk mengambil manfaat dari Al-Quran. Hal ini dikarenakan Allah telah menutup telinga dan hati mereka. Allah menutup hati dan teringat mereka disebabkan mereka selalu berpaling dan terus berpaling. Hal ini sebagaimana yang Allah firmankan dalam Surah Ash-Shaff ayat 5:

فَلَمَّا زَاغُوْٓا اَزَاغَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

… Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka….

Begitu juga firman-Nya dalam Surah Al-An’am (6) ayat 110:

وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ۔

Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.

Ini merupakan sesuatu yang berbahaya. Terkadang sikap berpaling bisa menghantarkan kepada kekufuran-kekuburan yang lain. Seseorang sudah mengetahui suatu kebenaran namun dia berpaling darinya sehingga hatinya ditutup. Ini seperti dalam hadis Nabi: “Kalian harus berlaku jujur karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah. (HR. Muslim No. 2607)

BACA JUGA: Penjelasan tentang Makna Kufur dan Syirik

Mungkin untuk berdusta pertama kali hatinya gelisah, tapi dia melanjutkannya sehingga dusta tersebut menjadi sesuatu yang biasa menurutnya sehingga berikutnya ketika dia berdusta seakan-akan tidak ada masalah. Ini disebabkan Allah telah memberikan beberapa kali teguran melalui hatinya, tetapi ketika ia tidak peduli maka hatinya pun tidak menegurnya lagi dan ia pun jadi terbiasa dengan kedustaan yang ia lakukan. Begitu juga dalam ayat ini, Allah telah memberikan mereka peringatan melalui rasul dan ayat-ayat-Nya tetapi mereka tetap berpaling. Akhirnya, Allah tutup hati dan telinga mereka dan mereka tidak akan mendapatkan petunjuk.[]

SUMBER: TAFSIR AT TAYSIR SURAH Al-KAHFI, karya Ust. FIranda Andirja, Penerbit Ustadz Firanda Andirja Office

/

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response