Tafsir

Penjelasan tentang Makna Kufur dan Syirik

Foto: Pixabay
37views

Allah berfirman dalam Surah Al-Kahfi (18) ayat 38:

لٰكِنَّا۠ هُوَ اللّٰهُ رَبِّيْ وَلَآ اُشْرِكُ بِرَبِّيْٓ اَحَدًا

Tetapi aku (percaya bahwa): Dia-lah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Tuhanku.

Orang yang beriman tersebut berkata kepada temannya yang kafir: “Saya tidak sama dengan engkau. Saya tidak berbuat kesyirikan seperti engkau, Apa yang kau lakukan ini adalah kesyirikan.” Seakan-akan orang yang beriman yang mengatakan bahwa kawannya adalah kafir dan musyrik. Dari sini timbul pertanyaan, dari sisi mana orang ini dikatakan musyrik? Maka ada beberapa pendapat di kalangan ulama:

Pendapat pertama, ungkapan syirik dan kufur tidak ada bedanya. Terkadang kalimat syirik maksudnya kufur dan terkadang kalimat kufur maksudnya adalah syirik. Hal ini sebagaimana Rasulullah ﷺ sabdakan, “Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah maka sungguh dia telah kafir atau musyrik.” Dalam hadis yang lain, “Tidak ada perbedaan antara seorang hamba dengan kesyirikan atau kekufuran kecuali meninggalkan shalat.

BACA JUGA: Bentuk-Bentuk Kesyirikan Zaman Jahiliyah

Jadi, dalam banyak dalil terkadang kufur sama dengan syirik meskipun, kalau kita berbicara secara bahasa, kekufuran lebih umum. Kekufuran ada yang berupa kesyirikan (artinya menyekutukan Allah); seperti menyembelih kepada selain Allah, meminta kepada selain Allah, berdoa kepada selain Allah, dan percaya kepada dukun. Ada juga kekufuran lain yang bukan kesyirikan; misalnya seseorang mengaku sebagai nabi tidak beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ tidak percaya dengan hadis, atau menghina syariat Islam walaupun dia tidak beribadah kecuali kepada Allah jika ia melakukan perbuatan tersebut maka dia kufur.

Jadi, terkadang makna syirik lebih khusus dari kufur namun terkadang dalam beberapa hadis makna kufur sama dengan kesyirikan. Sebagian ulama mengatakan bahwasanya makna firman Allah terkait tentang perkataan pemuda ini: Aku tidak berbuat syirik seperti Engkau yang berbuat Syirik” maknanya adalah engkau kafir karena engkau menolak adanya Hari Kebangkitan.

Pendapat kedua: laki-laki tersebut musyrik karena dia menyangka bahwa Allah tidak bisa membangkitkan manusia. Tatkala dia menuduh Allah tidak bisa membangkitkan manusia, berarti dia menikmati Allah dengan ketidakmampuan ketika dia menyifati Allah dengan tidak memiliki kemampuan maka dia telah menyamakan Allah dengan manusia yang tidak memiliki kemampuan. Dan dari sisi inilah Dia telah terjerumus ke dalam kesyirikan, yaitu menyamakan manusia yang tidak mampu dengan Allah yang dianggap tidak memiliki kemampuan.

Pendapat ketiga: yang dimaksud dia musyrik adalah karena dia memandang bahwasanya kekayaan dan kemiskinan bukan urusan Allah sehingga dia berkata bahwa kebunnya tidak akan hancur selama-lamanya dan bahwa dirinya akan senantiasa kaya. Apakah dia lupa bahwasanya yang mengatur kekayaan dan kemiskinan adalah Allah? Dari sisi inilah dia telah berbuat syirik, yaitu ketika dia menganggap bahwasanya kekayaan dan kemiskinan berjalan dengan sendirinya, tanpa campur dengan Allah dan menyanggah ada yang berjalan di luar karena Allah inilah beberapa pendapat di kalangan ulama yang menjelaskan mengapa lelaki tersebut disifati dengan musyrik.

BACA JUGA: Penjelasan tentang Ragu terhadap Kekuasaan Allah adalah Kekufuran

Kemudian firman Allah, “Tuhan adalah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.

Disebutkan dalam sebuah hadis yang hasan bahwa segitiga seorang mendapati semua keadaan yang sulit maka dianjurkan mengucapkan doa ini, “Allah adalah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukannya dengan sesuatu pun. ”

Nabi ﷺ menganjurkan seseorang yang sedang dalam kondisi susah atau berat untuk membaca doa ini, yaitu dengan mengucapkan doa ini maka dia sedang bertawasul dengan Tauhid. Hadis tersebut terdapat dalam riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang Hasan dengan berbagai lafal, dan sebagainya riwayat lain disebutkan dengan lafal,: Allah, Allahu adalah Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan dengan sesuatu pun. Dalam riwayat lain, doa ini diucapkan  sebanyak 70 kali. Doa ini maknanya mirip dengan perkataan lelaki yang beriman tersebut tatkala dia berdialog dengan kawannya yang kafir.[]

 

SUMBER: TAFSIR AT TAYSIR SURAH AL-KAHFI, karya Ust. Firanda Andirja, Penerbit Ustadz Firanda Andirja Office

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response