Ibrah

Penjelasan tentang Ragu terhadap Kekuasaan Allah adalah Kekufuran

foto: Pixabay
34views

Allah berfirman dalam Surah Al-Kahfi (18) ayat 37:

قَالَ لَهٗ صَاحِبُهٗ وَهُوَ يُحَاوِرُهٗٓ اَكَفَرْتَ بِالَّذِيْ خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ سَوّٰىكَ رَجُلًاۗ

Kawannya (yang Mukmin) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap dengannya: “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia jadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?”

Ini dalil yang menunjukkan lelaki tersebut kafir dan di antara sebab mengapa dia dikafirkan oleh kawannya “Apakah kamu kafir” adalah karena dia ragu dengan Hari Kebangkitan. Keraguannya bisa ditinjau dari tiga sisi keraguan, yakni:

Pertama, ragu terhadap kemampuan Allah untuk membangkitkan. Dia ragu apakah Allah bisa membangkitkan sesuatu yang telah menjadi tulang-belulang, padahal Allah berfirman dalam Surah Yasin (36) ayat 78:

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ

dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?”

Ragu tentang kekuasaan Allah adalah kekufuran.

BACA JUGA: Bukti-Bukti Kemahaesaan dan Keagungan Allah

Kedua, Ragu tentang pemberitaan Allah, padahal Allah memberitakan kecuali kebenaran. Sementara Allah telah memberitakan akan adanya Hari Pembalasan.

Ketiga, Ragu terhadap hikmah Allah. Tatkala lelaki yang kafir ini mengatakan tidak ada Hari Kiamat maka seakan-akan dia mengatakan Allah hanya main-main ketika menciptakan makhluk, yaitu tanpa ada hari pertanggungjawaban. Padahal, Allah mengatakan dalam Surah Al-Mu’minun (23) ayat 115:

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ

Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?

Contoh mudahnya: dalam suatu sekolah, Jika seorang Kepala Sekolah atau pemimpin sekolah memiliki bawahan yang berbuat onar dan pemimpin tersebut hanya melihat saja, tidak memanggil bawahannya yang bersalah, tidak menyidangnya, tidak memberi hukuman kepadanya, dan tidak diatasi permasalahan tersebut maka kita akan berpikir pemimpin macam apa yang seperti ini? Semua orang berpikir bahwa ini adalah pemimpin yang bodoh dan tidak pantas dia untuk menjabat sebagai pemimpin sekolah. Terlebih lagi dengan Allah.

BACA JUGA: Penjelasan tentang Kemahaesaan Allah

Allah menciptakan berbagai macam manusia di alam semesta dengan berbagai macam model; ada yang membunuh dan ada yang dibunuh, ada yang merampas dan ada yang dirampas, ada yang dibuat menangis, ada yang ditikam, dan macam-macam lainnya. Apakah kemudian dibiarkan begitu saja dan tidak ada Hari Pembalasan? Jika ada Tuhan yang seperti ini maka tidak pantas disebut sebagai Tuhan. Kalau saja kita katakan tidak pantas ada kepala sekolah yang seperti itu maka terlebih lagi Tuhan yang hanya sekadar menciptakan tanpa ada pembalasan, perhitungan persilangan, dan pertanggungjawaban.

Orang yang mengingkari Hari Kiamat sesungguhnya dia secara otomatis mengejek Allah, seakan-akan Allah Tuhan yang tidak becus yang membiarkan kezaliman terjadi tanpa adanya hari pertanggungjawaban. Oleh karena itulah sahabat yang beriman tersebut mengatakan “Apakah kamu kafir“. Jadi  di antara sebab seorang dikafirkan adalah seorang ragu terhadap kekuasaan Allah.

Karena lelaki yang kafir ini percaya akan adanya Allah maka sahabatnya yang beriman ini menasihatinya pada dalil dengan rububiyyah Allah untuk menetapkan uluhiyyah-nya atau berdalil dengan rububiyyah untuk menetapkan akan adanya Hari Kebangkitan. Oleh karenanya, dia mengingatkan kawannya, “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia jadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?”

Dia berkata: “Wahai Sahabatku, engkau telah mengetahui kita ini diciptakan dari Nabi Adam dan Nabi Adam diciptakan dari tanah dan engkau sendiri mengetahui semua yang lahir diciptakan dari air mani, kemudian menjadi manusia. Allah menciptakan manusia dari setetes air mani, maka jika Allah mampu menciptakan manusia dari tanah dan dari setetes air mani maka hanya untuk membangkitkannya sangat mudah. Begitu juga membangkitkan yang pernah ada dan diciptakan kembali, maka ini mudah bagi Allah.

BACA JUGA: Mukjizat Surah Al-Baqarah (2) ayat 2

Jadi, kawannya tersebut mengingatkan temannya yang kafir sambil berdalil dengan penciptaan awal (yaitu dari tanah dan dari air mani hingga menjadi manusia) untuk penciptaan kedua (yaitu dari tulang beluang hingga kemudian dibangkitakan kembali.[]

 

SUMBER: TAFSIR AT TAYSIR SURAH AL-KAHFI, karya Ust. Firanda Andirja, Penerbit Ustadz Firnada Andirja Office

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response