Kabar

Penjelasan Tentang Makna Hasad

Foto: Unsplash
66views

Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah mendefinisikan dengki atau harta sebagai berikut, “Hasad adalah (sekadar) benci dan tidak suka terhadap kebaikan yang ada pada orang lain yang dilihatnya.”

Seseorang tidak harus menginginkan orang lain agar jatuh miskin dan sakit. Namun, cukup ada rasa benci dan tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain pun sudah dapat disebut hasad. Penyakit hasad memang sangat mudah menimpa siapa saja. Ibnu Rajab berkata, “Hasad terpatri dalam tabiat manusia, yaitu manusia memiliki sifat tidak ingin diungguli dalam suatu perkara yang sama dari perkara-perkara yang mulia.”

Syaikh Al Utsaimin berpendapat bahwa ayat ini menunjukkan dua jenis orang yang hasad. Pertama, ada orang yang sekadar benci namun tidak mengganggu orang tersebut. Kedua, ada orang yang bahkan sampai mengganggu orang yang dibencinya.

BACA JUGA: Ragam Makna Al-Kautsar

Ibnul Qayyim berpendapat bahwa jika seseorang mempunyai hasad dalam hatinya, ia pasti akan berbuat jahat kepada yang didengki atau dibencinya. Kejahatan tersebut tidak harus dengan tangan maupun ucapan, tetapi dapat muncul lewat jiwa dan matanya kepada orang tersebut. Seseorang harus berlindung dari kejahatan orang yang hasad. Apalagi, kita tidak tahu siapa saja yang hasad kepada kita karena mungkin saja orang terdekat ternyata mempunyai hasad kepada kita.

Hasad memang sangat berbahaya sehingga Allah mengkhususkan penyebutannya dalam surah Al-Falaq ini. Karena hasad membawa malapetaka, orang yang hasad sangat mungkin menimbulkan kejahatan kepada orang yang ia dengki sehingga ia dapat berbuat apa saja. Oleh karena itulah, dosa yang pertama kali dilakukan di langit adalah karena hasad. Ketika itu, Iblis hasad kepada Nabi Adam. Allah memerintahkan Iblis untuk bersujud kepada Adam. Akan tetapi, Iblis hasad dan tidak mau bersujud lalu iblis berkata, sebagaimana dalam Surah Al-A’raf (7) ayat 12:

قَالَ مَا مَنَعَكَ اَلَّا تَسْجُدَ اِذْ اَمَرْتُكَ ۗقَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُۚ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ

Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah.”

BACA JUGA: Tentang Surah Al-Humazah

Karena hasad, Iblis tidak mau sujud kepada Adam. Iblis rela dimasukkan ke dalam neraka asalkan tidak bersujud kepada Adam. Bahkan, karena hasadnya, Iblis justru menginginkan seluruh keturunan anak-anak Adam masuk ke neraka bersamanya. Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr ayat 39 40:

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ (39) اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ (40)

Iblis berkata, “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (39) kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.” (40)

Dosa pertama yang dilakukan di atas muka bumi adalah karena hasad, yaitu hasadnya Qabil kepada saudaranya, Habil. Allah berfirman dalam Surah Al-Ma’idah (5) ayat 27:

 وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) menurut yang sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata, “Aku pasti membunuhmu.” Berkata Habil berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa.

BACA JUGA: Allah Bersumpah Demi Waktu Ashar

Allah mengkhususkan penyebutan hasad dalam ayat ke-5 Surah Al-Falaq ini karena bahaya yang ditimbulkan oleh orang yang hasad, hasad membuat banyak bencana. Banyak orang saling membunuh gara-gara Hasad. Allah menyuruh hamba-hamba-Nya untuk berlindung dari keburukan orang-orang yang hasad karena tidak ada yang bisa selamat dari orang yang hasad. Ketika seseorang diberi kenikmatan oleh Allah, ada orang yang pasti hasad kepadanya. Bahkan, Ibnu Qayyim memandang bahwa kejahatan hasad dalam ayat ini bersifat umum sehingga hasil dapat ada pada manusia dan jin.[]

 

SUMBER: TAFSIR JUZ AMMA

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response