Tafsir

Gambaran Ketika Matahari Dilipat

60views

Surah At-Takwir (81) ayat 1:

اِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْۖ

Apabila matahari digulung,

Penjelasan Ayat

Matahari adalah makhluk yang sangat besar. Para ilmuwan menyatakan bahwa diameter matahari 109 kali lebih besar daripada diameter Bumi. Menurut para ilmuwan, jarak dari Bumi ke Matahari sekitar 150 juta kilometer. Inilah jarak yang sangat jauh. Kebenarannya pun wallahu a’lam. Para ilmuwan juga menyatakan terjadi ledakan-ledakan yang sangat besar di permukaan Matahari. Lalu, dari sanalah timbul sinar yang kuat. Meskipun jarak Matahari dan Bumi sangat jauh, panas Matahari sampai ke Bumi.

Matahari adalah makhluk besar yang setiap hari dilihat oleh orang-orang musyrikin. Allah menjelaskan bahwa Matahari tidak akan selalu terbit di Timur dan terbenam di Barat. Suatu saat, gerakan Matahari tersebut akan berubah. Ayat ini juga didukung oleh sabda Nabi ﷺ: “Matahari dan Bulan dilipat pada Hari Kiamat.”

Dalam Bahasa Arab, kata At-Takwir berputar pada tiga makna sebagaimana penafsiran para salaf.

Pertama, At-Takwir artinya dikumpulkan satu dengan yang lainnya. Makna ini seperti takwir serban, yaitu melipat dan menggulungnya di kepala.

Kedua, At-Takwir artinya hilang cahayanya. Kata ini di antara makna takwir yang disebutkan oleh para salaf dalam tafsir mereka.

Ketiga, At-Takwir artinya dilemparkan.

BACA JUGA: Surah Abasa: Ketika Rasulullah ﷺ Bermuka Masam

Oleh sebab itulah, kiamat “tatkala Matahari di-at takwir” dapat diartikan “tatkala Matahari dilipat dan dilemparkan sehingga Matahari hilang cahayanya.

Pelajaran Penting

Para ulama telah menjelaskan bahwa ketika kita belajar ilmu tafsir, ucapan para salaf yang berbeda-beda dalam satu ayat bukanlah tafsir thadhadh (tafsir yang saling bertentangan), melainkan tafsir tanawwu’ (tafsir yang beraneka ragam dan tidak saling bertentangan). Hal ini berbeda dengan perselisihan dalam masalah fiqih. Perselisihan dalam pembahasan fiqih lebih banyak bersifat kontradiktif atau bertentangan. Misalnya, mazhab yang satu mengatakan kalau menyentuh wanita tidak akan membatalkan wudhu, sedangkan mazhab lain mengatakan hal itu dapat membatalkan wudhu.

Dalam masalah tafsir, kebanyakan perselisihan yang terjadi bukanlah perselisihan yang saling kontradiktif, melainkan perselisihan yang saling mendukung. Seperti makna at-takwir, ada tiga tafsiran dari salaf. Pertama dilipat, kedua dihilangkan cahayanya, dan yang ketiga dilemparkan. Apabila teliti, masing-masing tafsiran tersebut mempunyai sandaran dalil dari sisi Bahasa maupun dari haditshadits Nabi yang mendukungnya.

Sebagai bentuk kompromi terhadap kedua model penafsiran itu, at-takwir secara bahasa bermakna, “melipat seperti serban”. Meskipun makna bahasanya dapat dipahami, hakikat bagaimana Matahari dilipat dan Allah yang mengumpulkan bagian yang satu dengan bagian yang lain, hanya diketahui oleh Dia. Setelah dilipat, cahaya Matahari itu akan padam. Kemudian, Matahari pun dilemparkan ke dalam neraka. Hal ini seperti yang terdapat dalam sebuah hadits sahih. Rasulullah ﷺ bersabda, “Matahari dan Bulan seolah-olah seperti dua ekor banteng yang dilemparkan ke neraka di Hari Kiamat”.

BACA JUGA: Surah An-Nazi’at: Malaikat-Malaikat yang Mencabut

Dilemparkannya Matahari dan Bulan ke dalam neraka merupakan salah satu bukti luasnya neraka jahanam. Para ulama menjelaskan alasan dilemparkannya Matahari dan Bulan ke neraka.

Pertama, Matahari merupakan bahan bakar di akhirat.

Kedua, untuk menghinakan orang-orang yang menyembah Matahari dan Bulan. Orang-orang yang selama di dunia menyembah Matahari dan Bulan akan menyaksikan sesembahan mereka juga dimasukkan ke dalam neraka. Hal ini tentu saja sangat menyedihkan karena sesembahan mereka ternyata ikut dan membakar mereka di neraka.

Allah berfirman:

اِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ حَصَبُ جَهَنَّمَۗ اَنْتُمْ لَهَا وٰرِدُوْنَ     لَوْ كَانَ هٰٓؤُلَاۤءِ اٰلِهَةً مَّا وَرَدُوْهَاۗ وَكُلٌّ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Sesungguhnya kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah bahan bakar (neraka) Jahanam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya. Seandainya (berhala-berhala) itu tuhan, tentu mereka tidak akan memasukinya (neraka). Semuanya akan kekal di dalamnya.

Asy-Syingqithi berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa seluruh sesembahan (selain Allah) bersama para penyembahnya di neraka.”

BACA JUGA: Surah An-Naba: Berita Besar yang Diperselisihkan

Ayat pertama ini memberi peringatan kepada kaum musyrikin yang setiap hari menyaksikan Matahari terbit di sebelah Timur, terbenam di Barat, dan senantiasa bercahaya. Di akhirat nanti, semua itu akan hilang; cahaya Matahari akan hilang, lalu Matahari tersebut akan dilipat oleh-Nya, kemudian dilemparkan ke dalam neraka.[]

 

SUMBER: TAFSIR JUZ AMMA

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response