Kisah Al-Quran

Penjelasan Apakah Khidir Masih Hidup Atau Sudah Meninggal

Foto: Unsplash
30views

Perdebatan bahwa Khidir Masih Hidup

Sekelompok kaum Muslimin berpendapat bahwa Khidir masih hidup karena telah meminum “air kehidupan”. Orang yang meminumnya tidak akan mati hingga menjelang Hari Kiamat. Khidir mengenal Rasulullah. Khidir masih hidup sampai sekarang dan akan tetapi hidup sampai datangnya Hari Kiamat. Selain itu, mereka (sekelompok kaum Muslimin) juga banyak membuat hikayat, pendapat, khurafat, dan cerita bohong seputar kehidupan Khidir. Mereka mengatakan bahwa dia pernah bertemu dengan Rasulullah ﷺ, Abu Bakar, Umar, Ali, Umar bin Abdul Aziz serta para hamba yang saleh dan sufi lainnya. Dia juga telah berkelana ke sejumlah tempat dan gurun pasir yang jauh. Kemudian, dia muncul di hadapan para hamba untuk mengajari, memberi makan, dan berdialog dengan mereka.

BACA JUGA: Kisah Tentang Nauf Al-Bikali dan Asal Muasal Nama Khidir

Orang yang paling banyak membuat tambahan tentang kehidupan Khidir adalah kalangan sufi. Di antara ulama yang mengatakan bahwa Khidir masih hidup setelah Rasulullah ﷺ adalah An-Nawawi, Ibnu Shallah, As-Suhaili, dan lain-lain. An-Nawawi berkata, “Kebanyakan ulama mengatakan bahwa Khidir masih hidup dan ada di antara kita. Pendapat ini disepakati para sufi dan penganut tarekat. Cerita mereka tentang kemunculannya, pertemuan mereka dengannya, pertanyaan dan jawabannya, serta keberadaannya di tempat-tempat suci dan baik, semua itu sangat banyak dan masyhur sehingga tidak mungkin disebutkan di sini.”

Ibnu Shallah (Abu Amru bin Shallah), dalam fatwanya, mengatakan bahwa Khidir hidup di antara para ulama dan orang saleh, sedangkan orang awam bersama mereka saat itu. Namun, sebagian ahli hadis mengingkarinya. Walaupun ada sebagian ulama yang bersandar pada hadis-hadis, perkataan-perkataan, dan riwayat-riwayat tersebut, semua itu tidak benar. Semua riwayat tersebut berada antara derajat dhaif (lemah) dan maudhu’ (palsu), tidak ada satu pun yang sampai pada derajat sahih. Oleh karena itu, Ibnu Hajar menukil dari Abu Khaththab bin Dihyah—dalam menolak pendapat As-Suhaili (As-Suhaili termasuk yang mengatakan bahwa Khidir masih hidup setelah Rasulullah ﷺ diutus) dia berkata, “Jalan yang menunjukkan pada pendapat itu tidak ada yang benar. Tidak benar bahwa Khidir hidup semasa salah seorang nabi, kecuali bersama Nabi Musa sebagaimana yang Allah kisahkan.”

Semua cerita tentang kehidupan Khidir tidak ada yang benar menurut ahli naqli. Orang yang meriwayatkannya hanya menyebutkan kejadian tanpa menyebutkan alasannya. Bisa jadi, dia memang tidak mengetahui atau karena alasan itu sangat jelas sebagai ahli hadis. Adapun yang datang dari para leluhur, ini sangatlah mengherankan. Bagaimana mungkin seseorang yang berakal bertemu dengan seseorang yang tidak dikenalnya dan berkata, “Aku si fulan” lalu dia memercayainya. Setelah menceritakan riwayat tentang kehidupan Khidir, Ibnu Katsir (dalam buku Tarikh-nya) berkata, “Riwayat-riwayat dan hikayat-hikayat ini adalah sandaran bagi mereka yang berpendapat bahwa Khidir masih hidup sampai sekarang.”

BACA JUGA: Sebagian Petunjuk dalam Hadis tentang Kisah Nabi Musa

Semua hadis marfu’ adalah dhaif sehingga tidak boleh dijadikan hujjah dalam masalah agama. Selain itu, kebanyakan cerita hikayat mengandung kelemahan dalam isnad-. Di sisi lain, dalam ‘Ajalah Al-Mumtazhir fi Syarhi Halah Al-Khidhir, Ibnu Katsir berkata bahwa Syaikh Abu Al-Faraj bin Jauzi menentang hadis-hadis marfu’ yang menceritakan masalah itu dan menganggapnya sebagai hadis maudhu’, juga atsar dari para sahabat dan tabi’in serta orang yang hidup setelah mereka. Dia menerangkan titik kelemahan sanad itu dengan menjelaskan keadaan dan kebodohan perawinya. Dengan demikian, dia telah berbuat yang terbaik dan merupakan kritik yang paling benar.

Khidir Meninggal Sebelum Rasulullah Diutus

Para peneliti dari kalangan ulama berpendapat bahwa Khidir hidup dan wafat sebelum Rasulullah ﷺ diutus. Mereka memandang bahwa Allah hanya Allah saja yang mengetahui berapa lama Khidir hidup serta kapan meninggal, bagaimana, dan di mana karena memang tidak ada hadis yang menjelaskan hal ini. Mereka menolak pendapat kalangan bukan peneliti yang menyebutkan tentang lamanya Khidir hidup sampai menjelang Hari Kiamat karena tidak adanya bukti sahih yang dapat diterima. Di antara mereka yang berpendapat bahwa Khidir wafat sebelum Rasulullah ﷺ diutus adalah Al-Bukhari, Ibrahim Al-Harabi, Ibnu Jauzi, dan Ibnu Katsir. Sementara itu, yang cenderung pada pendapat ini adalah Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya (Az-Zahr An-Nadhr fi Naba’ Al-Khidhir). Para ulama tersebut mengemukakan bukti-bukti untuk menguatkan pendapat ini. Ibnu Katsir menyebutkan pada awal dan akhir kesimpulannya. Di antara bukti-bukti bahwa hidup wafat sebelum Rasulullah ﷺ diutus adalah sebagai berikut:

Pertama, Firman Allah dalam Surah Al-Anbiya’ (21) ayat 34:

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَۗ اَفَا۟ىِٕنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخٰلِدُوْنَ

“Kami tidak menjadikan keabadian bagi seorang manusia pun sebelum engkau (Nabi Muhammad). Jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal?”

Ayat ini menerangkan bahwa tidak ada manusia yang hidup kekal di bumi dan Khidir adalah manusia sehingga dia termasuk yang tidak kekal sebagaimana kandungan ayat itu. Kemudian, tidak ada satu hadis sahih pun yang mengkhususkan dan mengecualikan Khidir untuk hidup kekal di dunia.

Kedua, firman Allah dalam Surah Ali-Imran (3) ayat 81:

وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ النَّبِيّٖنَ لَمَآ اٰتَيْتُكُمْ مِّنْ كِتٰبٍ وَّحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهٖ وَلَتَنْصُرُنَّهٗ ۗ قَالَ ءَاَقْرَرْتُمْ وَاَخَذْتُمْ عَلٰى ذٰلِكُمْ اِصْرِيْ ۗ قَالُوْٓا اَقْرَرْنَا ۗ قَالَ فَاشْهَدُوْا وَاَنَا۠ مَعَكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ

(Ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu, lalu datang kepada kamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman, “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami mengakui.” Allah berfirman, “Kalau begitu, bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.”

Tentang makna ayat itu, Ibnu Abbas berkata, “Allah tidak mengutus seorang nabi, kecuali Dia mengambil perjanjian darinya.” Adapun Khidir, baik seorang nabi maupun wali, dia dituntut untuk beriman kepada Rasulullah ﷺ. Lantas, apakah Khidir menemui Rasulullah ﷺ memeluk agama Islam, dan menjadi pengikutnya?

Ketiga, Rasulullah ﷺ berdoa kepada Allah dalam Perang Badar agar memenangkan kaum Muslimin. Beliau ﷺ bersaba, “Duhai Allah, seandainya membinasakan kelompok ini, Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini.Dalam kelompok itu, ada Abu Bakar, Umar, dan beberapa sahabat pilihan . Demikian juga Malaikat Jibril dan malaikat pilihan ikut bersama mereka. Seandainya Khidir hidup, dia akan berada dalam kelompok itu, di antara tempat yang paling terhormat.

BACA JUGA: Penjelasan tentang Apakah Khidir Seorang Nabi ataukah Bukan

Keempat, sebagian di antara mereka mengatakan bahwa Khidir ada bersama Rasulullah ﷺ di negeri itu, tetapi tidak ada seorang pun yang melihatnya. Pendapat ini memerlukan bukti yang benar.

Kelima, apa hikmah dari penyembunyian Khidir dan perginya ke gunung dan gua? Mengapa dia tidak hidup bersama orang lain dan melakukan shalat berjamaah bersama mereka? Apakah dia meniru tindakan-tindakan nabi yang mulia?

Keenam, seandainya masih hidup, Khidir akan dituntut untuk menyebarkan ilmu pengetahuan, mengajari manusia, menyampaikan hadis Rasulullah ﷺ dan mengistimewakan kebenaran hadis tersebut daripada kelemahannya, kebaikan daripada kekurangannya, serta dituntut untuk menyampaikan yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Namun, faktanya, dia tidak melaksanakan hal ini. Seandainya kita mengatakan Khidir masih hidup hingga Rasulullah ﷺ diutus, pendapat ini tidak benar. Setelah menelaah bukti tersebut, kita menetapkan bahwa Khidir tidak hidup pada masa sekarang serta telah wafat sebelum Rasulullah ﷺ diutus dan pada waktu yang bisa diketahui oleh seorang pun, kecuali Allah.[]

SUMBER: KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN: Orang-Orang yang Dimuliakan dan Dihinakan Allah (2), Penulis: Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi, Penerbit: Gema Insani.

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response