Asbabul Nuzul

Rumah Tangga Nabawi (Bagian Pertama dari Tiga Tulisan)

Foto: Pixabay
36views

Pertama, Khadijah binti Khuwailid

Rumah tangga Nabawi yang dibangun di Mekkah sebelum hijrah adalah bersama Khadijah binti Khuwailid. Beliau menikah dengan Khadijah pada usia 25 tahun, sedangkan Khadijah sendiri berusia 40 tahun. Khadijah adalah wanita pertama yang dinikahi beliau. Selama membina rumah tangga dengan Khadijah, beliau tidak menikah dengan wanita lain. Dari Khadijah inilah beliau mendapatkan keturunan. Tidak seorang pun dari putra beliau yang hidup.

Adapun putri-putri beliau dari Khadijah adalah: Zainab, Rukayah, Ummu Kultsum, dan Fathimah. Zainab dinikahi anak bibinya, Abul Ash bin Ar-Rabi’ sebelum hijrah. Ruqayah dan Ummu Kultsum dinikahi Utsman bin Affan, tidak secara bersamaan. Fathimah dinikahi Ali bin Abu Thalib pada waktu antara Perang Badar dan Perang Uhud. Dari pernikahan Fathimah dan Ali ini lahir Hasan, Husain, Zainab, dan Ummu Kultsum.

BACA JUGA: Menjadi Pedagang, Menikahi Khadijah, dan Memiliki Keturunan: Masa Dewasa Rasulullah

Sebagaimana yang sudah diketahui, Nabi berbeda dengan umatnya, dengan diperbolehkan bagi beliau untuk menikahi wanita lebih dari empat orang. Banyak tujuan dari pernikahan beliau ini. Wanita yang pernah terikat perkawinan dengan beliau ada 13 orang, 9 orang meninggal dunia sepeninggal beliau, dua orang meninggal semasa hidup beliau, yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah yang dikenal sebagai Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin). Di antara semua istri beliau, ada dua di antara mereka yang tidak pernah melakukan hubungan biologis dengan Rasulullah ﷺ.

Kedua, Saudah binti Zum’ah

Rasulullah ﷺ menikahinya pada bulan Syawal tahun ke-10 dari Nubuwwah, tepatnya beberapa hari setelah Khadijah meninggal dunia. Sebelumnya, Saudah menjadi istri anak pamannya yang bernama As-Sakran bin Amr, yang kemudian meninggal dunia.

Ketiga, Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq

Rasulullah ﷺ menikahinya pada bulan Syawal tahun ke-11 dari Nubuwwah, 1 tahun setelah menikahi Saudah atau 2 tahun 5 bulan sebelum hijrah. Beliau menikahinya saat dia masih berumur 6 tahun dan baru menjalani hidup bersama beliau pada bulan Syawal, 7 bulan setelah menetap di Madinah. Pada saat itu umurnya 9 tahun. Aisyah adalah seorang gadis dan beliau tidak menikahi gadis kecuali Aisyah. Dia termasuk orang yang sangat dicintai Rasulullah ﷺ dan merupakan wanita yang paling banyak ilmunya di tengah umat.

Keempat, Hafshah binti Umar bin Al-Khaththab

Dia ditinggal mati suaminya, Khunais bin Khuzafah As-Sahmi, pada waktu antara Perang Badar dan Perang Uhud, lalu dinikahi Rasulullah ﷺ pada tahun 3 H.

Kelima, Zainab binti Khuzaimah

Dia berasal dari Bani Hilal bin Amir bin Sha’ sha’ah, yang dijuluki Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) karena kasih sayang dan kemurahan hatinya terhadap mereka. Sebelum itu, dia adalah istri Abdullah bin Jahsy, yang gugur syahid pada Perang Uhud lalu dinikahi Rasulullah ﷺ pada tahun 4 H. Namun, dia meninggal dunia 2 atau 3 bulan setelah pernikahan ini.

Keenam, Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah

Sebelumnya, dia adalah istri Abu Salamah yang meninggal dunia pada Jumadil Tsaniah tahun 4 H, lalu dinikahi Rasulullah ﷺ pada Syawal tahun yang sama.

Ketujuh, Zainab binti Jahsyi bin Rayyab

Dia berasal dari Bani Asad bin Khuzaimah yang merupakan putri bibi Rasulullah ﷺ sendiri.  Sebelumnya, dia adalah istri Zaid bin Haritsah, yang dianggap sebagai putra beliau sendiri. Zaid menceraikannya, lalu Allah menurunkan ayat Al-Quran yang tertuju langsung kepada diri beliau, sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Ahzab (36) ayat 37, “Maka taktala zahid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), kami kawinkan kamu dengan dia.”

Ada juga beberapa ayat dari Surah Al-Ahzab lainnya yang menjelaskan masalah anak angkat, yang akan kami sampaikan setelah ini. Beliau menikahi Zainab bin Jahsyi pada Sya’ban tahun 6 H.

Kedelapan, Juwairiyah binti Al-Harits

Ayahnya adalah pemimpin Bani Al-Mushtaliq dari Khuza’ah. Waktu itu, Juwairiyah adalah bagian dari para tawanan Bani Al-Mushtaliq, yang kemudian menjadi milik Tsabit bin Qais bin Syammas. Lalu, Rasulullah ﷺ menebus dirinya dan menikahinya pada bulan Sya’ban tahun 6 H.

BACA JUGA: Pembahasan Silsilah Rasulullah dalam Surah Al-Quraisy (106) Ayat 1

Kesembilan, Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan

Sebelumnya, dia adalah istri Ubaidillah bin Jahsyi. Dia bersama suaminya hijrah ke Habasyah. Namun, di sana Ubaidillah murtad dan masuk agama Nasrani dan juga meninggal di sana. Sekalipun suaminya murtad, Ummu Habibah tetap teguh dalam Islam. Tatkala Rasulullah ﷺ mengurus Amr bin Umayyah Adh-Dhamri untuk menyerahkan surat beliau kepada Raja Najasyi pada bulan Muharram 7 H, beliau juga menyampaikan lamaran kepadanya.

Kesepuluh, Shafiah binti Huyai bin Akhthab

Dia berasal dari Bani Israil yang waktu itu termasuk salah seorang dari para tawanan Khaibar. Rasulullah ﷺ memilihnya untuk diri beliau sendiri, lalu membebaskan dan menikahinya setelah penaklukan Khaibar pada tahun 7 H.

SUMBER: SIRAH RASULULLAH: Sejarah Hidup Nabi Muhammad, Penulis Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Penerbit: Ummul Qura

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response