Historia/Tarikh

Kisah Perang Badar

Foto: Unsplash
46views

Bulan Ramadhan tahun kedua Hijriyah. Sebuah kabar diterima Rasulullah ﷺ saat fajar mulai menampakkan wajahnya. Seseorang membawa berita: ada sebuah kafilah yang berjumlah sekitar 400 orang, dalam perjalanan pulang dari Syam menuju Mekkah. Kafilah itu, kata si pembawa kabar, dipimpin oleh Abu Sufyan, dengan membawa barang dagangan antara lain palawija, anggur kering, pakaian, dan buah-buahan milik kaum Quraisy. Sekitar 1.000 unta membawa barang-barang tersebut.

Berita itu segera ditanggapi Rasulullah ﷺ. Beliau memerintahkan kaum Muslim (Muhajirin dan Anshar) untuk bersiap siaga mengadang kafilah tersebut. Setiap laki-laki yang tidak mempunyai uzur diperintahkan untuk ikut serta. Sekitar 313 atau 317 prajurit (82 atau 86 dari Muhajirin, 61 dari Aus, dan 170 dari Khazraj) berkumpul dengan membawa perlengkapan perang seadanya.

BACA JUGA: Mengenal Satuan-Satuan Pasukan sebelum Perang Badar (Bagian Pertama dari Dua Tulisan)

Badar adalah hari pamungkas dan hari pertemuan dua kekuatan besar di medan perang yang amat menentukan. Rangkaian peristiwa Perang Badar merupakan awal turunnya kejayaan Allah kepada para hamba yang gigih berjuang dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Kendati saat itu jumlah personil dan perlengkapan kaum Muslim sangat kurang, Allah memberikan pertolongan kepada mereka. Allah memutuskan bala bantuan pasukan kafir dan menjadikan malam itu sebagai

foto: The Great Quran

malam paling kelam dalam hidup mereka.

Perang Badar terjadi karena beberapa sebab:

Pertama, pengusiran kaum Muslim dari Mekkah dan perampasan harta benda mereka. Embrio Perang Badar sebenarnya sudah ditabuh oleh orang-orang musyrik sejak Rasulullah ﷺ menyebarkan Islam di Mekkah. Mereka berbuat keji terhadap kaum Muslim dan merampas harta benda mereka. Mereka merampas rumah dan kekayaan kaum Muhajirin. Orang Islam pun melarikan diri dan menukarnya dengan keridhaan Allah.

Kedua, penindasan di Madinah. Di bawah pimpinan Kurz bin Habbab Al-Fihri, kaum kafir Quraisy memprovokasi kaum musyrik lainnya untuk menyerang, meneror, dan menguasai harta benda milik kaum Muslim yang ada di Madinah.

Ketiga, memberi pelajaran kepada Quraisy. Rasulullah ﷺ mendengar bahwa kafilah dagang Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb dan Amr bin Al-Ash bersama 400 orang bergerak dari Syam membawa harta orang-orang Quraisy yang keseluruhannya mencapai 1.000 ekor unta. Beliau segera mengajak kaum Muslim untuk bergerak mendatanginya. Rasulullah ﷺ mengatakan, “Ini adalah perdagangan Quraisy. Maka, keluarlah kalian semoga Allah akan memberikannya kepada kalian.”

BACA JUGA: Mengenal Satuan-Satuan Pasukan sebelum Perang Badar (Bagian Kedua – Habis)

Pagi mulai membuka lembaran hari. Saat itu, Jumat, 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah. Pasukan Muslim tengah bersiap menorehkan tinta emas sejarah dengan berperang pertama kali melawan kaum Quraisy. Kedua pasukan saling mengintai. Tiap-tiap pasukan mempersiapkan diri. Rasulullah ﷺ memerintahkan pasukan berkuda berada di depan dan barisan pemanah di belakangnya.

Kaum Muslim memandang ke arah pasukan kafir. Mereka seperti bukit pasir yang datang dengan angkuh dan sombong. Tampak Abu Jahal dikelilingi para penyanyi. Para budak perempuan bernyanyi sambil menabuh gendang  Rasulullah ﷺ memandang ke arah mereka. Beliau langsung masuk ke dalam tenda bersama Abu Bakar. Di dalam tenda, Rasulullah ﷺ berdoa dengan khusyuk, “Ya Allah, ini orang Quraisy telah datang dengan kecongkakan dan kesombangannya, memusuhi-Mu dan mendustakan rasul-Mu. Ya Allah, kumohon pertolongan yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, binasakanlah mereka esok hari!

Pertempuran pun akhirnya berkecamuk. Rasulullah ﷺ tak henti-hentinya berdoa, “Ya Allah, jika pasukan ini hancur pada hari ini, tentu Engkau tidak akan disembah lagi. Ya Allah, kecuali jika engkau menghendaki untuk tidak disembah untuk selamanya setelah hari ini.”

Perang Badar adalah perang antara kekafiran melawan keimanan. Dalam perang ini, ada yang membunuh pamannya, ayahnya, anak, saudara, dan selainnya. Umar Bin Khatthab kala itu membunuh pamannya, Al-Ash bin Hisyam. Abu Bakar berhadapan langsung dengan anaknya yang bernama Abdurrahman. Kaum Muslim saat itu berhasil menawan Abbas bin Abdul Muthalib, yang tak lain adalah paman Rasulullah ﷺ sendiri. Saat itu, hubungan kekerabatan putus dan yang tinggal hanyalah kalimat iman mengalahkan kalimat kufur. Karenanya, hari Perang Badar disebut juga dengan Yaumul Furqon, hari pembeda antara kebenaran dan kebatilan.

BACA JUGA: Kisah tentang Pasukan Abdullah bin Jahsy dan Pemantik Terjadinya Perang Badar

Dalam perang ini, 14 orang kaum Muslim terbunuh. Enam orang dari kaum Muhajirin dan delapan orang dari Anshar. Mereka dimakamkan di lapangan Badar. Kuburan mereka sampai saat ini masih ada. Sedangkan, kalangan musyrik, 70 orang dari mereka terbunuh, termasuk Abu Jahal dan 70 orang lainnya menjadi tawanan. Kebanyakan dari mereka adalah pembesar-pembesar Quraisy. Ada 24 mayat dari pembesar mereka dan dikuburkan di dalam sumur.[]

SUMBER: THE GREAT QURAN: Referensi Terlengkap Ilmu-Ilmu Al-Quran, Penulis: Tim Maghfirah Pustaka, Penerbit: Maghfirah Pustaka.

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response