Historia/Tarikh

Tipu Daya Para Thaghut Quraisy untuk Membunuh Nabi Muhammad

Foto: Pixabay
37views

Perwakilan orang-orang Quraisy pernah dua kali mengunjungi Abu Thalib dengan maksud untuk mempengaruhi Abu Thalib agar mau membantu menghentikan dakwah Muhammad ﷺ. Dua kali pula perwakilan orang-orang Quraisy tersebut mengalami kegagalan. Oleh karena itu, mereka kembali bersikap keras dan bengis, bahkan jauh lebih keras daripada sebelumnya. Maka, tidaklah mengherankan jika kemudian muncul ide di para pembesar Quraisy untuk membunuh Nabi ﷺ dengan cara santet.

Namun, kebengisan dan munculnya ide semacam itu justru semakin mengukuhkan posisi Islam, terutama dengan masuknya dua pahlawan Mekkah, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khaththab. Di antara bentuk kebengisan itu, suatu hari Utbah bin Abu Lahab menemui Rasulullah ﷺ seraya berkata, “Aku mengingkari ayat, ‘Demi bintang ketika terbenam’ dan ‘Yang mendekat lalu bertambah lekat lagi (Jibril)‘”. Kemudian, dia mulai mengganggu beliau, merobek baju beliau, dan meludah ke muka beliau. Untungnya, ludah itu tidak mengenai sasaran. Saat itu, beliau berdoa, “Ya Allah, buatlah dia dilahap seekor anjing dari ciptaan-Mu.”

BACA JUGA: Beberapa Cara Kaum Quraisy untuk Mengadang Dakwah Rasulullah

Doa beliau benar-benar dikabulkan. Suatu kali, Utbah pergi ke Syam bersama rombongan Quraisy. Suatu malam, mereka sedang singgah di suatu tempat di Syam tepatnya di Az-Zarqa’, tiba-tiba, ada seekor singa yang mengelilingi mereka. Saat itulah Utbah berkata, “Sungguh celaka saudaraku. Demi Allah, singa itu tentu akan mencaplokku seperti doa yang dibaca Muhammad atas diriku. Singa itu akan membunuhku saat dia (Nabi ﷺ) ada di Mekkah dan aku ada di Syam”. Singa itu menyibak kerumunan orang lalu menerkam kepala Utbah hingga tewas.

Di antara bukti bahwa para thaghut Quraisy bermaksud hendak menghabisi Nabi ﷺ adalah riwayat Ibnu Ishaq dalam hadis yang panjang. Di dalamnya, disebutkan bahwa Abu Jahal berkata, “Wahai, semua orang Quraisy. Sesungguhnya Muhammad tetap enggan, dan kalian melihatnya mencela agama kita, mencaci maki bapak-bapak kita, membodoh-bodohkan harapan-harapan kita, dan mencela sesembahan kita. Aku bersumpah kepada Allah, aku benar-benar akan menungguinya sambil membawa batu yang mampu kubawa dan, tatkala dia sujud dalam shalatnya, aku akan menimpukkan batu itu ke kepalanya. Pada saat itu, terlantarkanlah aku atau belalah aku. Setelah itu, Bani Abdul Manaf bisa berbuat apa yang terbaik menurut mereka.” Mereka menjawab, “Demi Allah, kami sama sekali tidak akan menyerahkan dirimu kepada siapa pun. Maka, lakukanlah apa kehendakmu!”

BACA JUGA: Ragam Cara Abu Jahal Menghalangi Dakwah Rasulullah

Esok harinya, Abu Jahal mengambil batu seperti yang dia katakan, kemudian duduk menunggu Rasulullah ﷺ. Orang-orang menunggu apa yang bakal dilakukan Abu Jahal. Tatkala beliau sedang sujud, Abu Jahal mengambil batu lalu mendekati beliau. Tatkala jaraknya sudah dekat, tiba-tiba dia mundur dengan muka pucat dan gemetar, kedua tangannya tidak mampu menyangga batu yang dibawanya sehingga dia melepaskan batu itu.

Orang-orang Quraisy mendekati Abu Jahal dan bertanya, “Apa yang terjadi, wahai Abul Hakam?” Ia menjawab, “Aku menghampirinya seperti yang kukatakan semalam kepada kalian. Ketika aku sudah dekat dengannya, tiba-tiba ada seekor unta yang menghalangi diriku dan dirinya. Tidak! Demi Allah, aku tidak melihat unta itu seperti lazimnya, tinggi maupun pendeknya, tidak pula taringnya sekalipun itu unta pejantan. Unta itu mendekatiku dan hendak mencaplokku.”

Ibnu Ishaq menuturkan, diceritakan kepadaku bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Itulah Jibril. Andai kata dia mendekat lagi, tentu Jibril akan membinasakannya”. Karena perbuatan Abu Jahal terhadap Rasulullah ﷺ itulah yang mendorong Hamzah masuk Islam setelah itu.

Selanjutnya, dalam riwayat Al-Bukhari dari Urwah bin Az-Zubair, dia berkata, “Aku berkata kepada Ibnu Arm bin Al-Ash, ‘Sampaikanlah kepadaku keadaan paling keras yang dilakukan Quraisy terhadap Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.’ Dia menjawab, ‘Tatkala Nabi ﷺ shalat di dalam Ka’bah, tiba-tiba muncul Utbah bin Abu Mu’ith, lalu dia melilitkan pakaiannya di leher beliau, lalu menjerat beliau dengan tarikan yang keras. Lalu, Abu Bakar Ash-Shiddiq tiba dan langsung mencengkeram pundaknya serta menyingkirkannya dari sisi beliau, seraya berkata, ‘Apakah kalian tega membunuh seorang yang mengatakan, ‘Rabb-ku adalah Allah?'”

BACA JUGA:

Dalam hadis riwayat dari Asma’, Ash-Shuraikh mendatangi Abu Bakar Ash-Shiddiq dan berkata, “Temuilah sahabatmu”. Maka, ia pergi meninggalkan kami. Rasulullah ﷺ telah empat kali mendapatkan ancaman. Ia keluar dan berkata, “Apakah kalian tega membunuh seorang yang mengatakan Rabb-ku adalah Allah? “Maka, mereka mengurungkan niatnya dan berbalik ke Abu Bakar. Setelah itu, Abu Bakar kembali ke tempat kami dan tidak ada jalinan rambutnya menyentuh sesuatu pun kecuali kembali bersama kami.[]

 

SUMBER: SIRAH RASULULLAH: Sejarah Hidup Nabi Muhammad, Karya Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri, Penerbit Ummul Quro

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response