Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 203:
۞ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِيْ يَوْمَيْنِ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ ۚوَمَنْ تَاَخَّرَ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۙ لِمَنِ اتَّقٰىۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
Dan berdzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. Siapa yang mempercepat (meninggalkan Mina) setelah dua hari, maka tidak ada dosa baginya. Dan siapa yang mengakhirkannya, tidak ada dosa (pula) baginya, yaitu bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kamu akan dikumpulkan-Nya.
Selain berdzikir, rukun berhaji yang lain adalah bertawaf. Mengapa manusia harus bertawaf? Karena semua makhluk ciptaan Allah ini bertawaf mengelilingi bumi yang di dalamnya terdapat Ka’bah. Bulan mengelilingi bumi sebagai satelitnya serta bumi dan ke-7 planet yang lain mengelilingi matahari dengan tiada henti adalah bukti b
ahwa bukan hanya manusia yang bertawaf melainkan semua alam semesta.
Tawaf dianggap penting dalam ibadah haji karena memiliki keilmiahan. Hal ini sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Doktor Muhammad Abdul Barr dari Pusat Penelitian Raja Fahd Arab Saudi. Penelitian ini menyebutkan bahwa gerakan melingkar dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam yang dimulai dari tempat Hajar Aswad berada sama dengan gerakan alam semesta ini.
BACA JUGA: Uwais Al-Qorni dan Keinginan Ibunya Berhaji
Jika kita amati, sesungguhnya alam semesta ini melakukan gerakan melingkar yang tiada henti. Elektron juga bergerak melingkar seperti tawaf mengitari senyawa (nawah). Sperma ketika akan membuahi sel telur juga melakukan gerakan melingkar sebelum akhirnya satu di antara jutaan sperma ini dipilih Allah untuk membuahi sel telur yang kelak akan menjadi anak. Demikian juga bumi, matahari, alam semesta semuanya melakukan gerakan melingkar seperti tawaf dan di atas semuanya ada para malaikat Allah yang bertawaf tiada berhenti mengelilingi bumi yang di dalamnya ada Ka’bah.
Kemudian, Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 204:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّعْجِبُكَ قَوْلُهٗ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللّٰهَ عَلٰى مَا فِيْ قَلْبِهٖ ۙ وَهُوَ اَلَدُّ الْخِصَامِ
Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia mengagumkan engkau (Muhammad), dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras.
Gemar menyembunyikan fakta yang sebenarnya adalah satu sifat orang munafik. Dalam kandungan ayat 204 ini, secara khusus Allah menegur Nabi ﷺ untuk selalu waspada terhadap orang-orang yang perilakunya tidak sama dengan apa yang di hati mereka.
Berdusta merupakan perbuatan yang dilarang dalam agama karena berdusta secara ilmiah dapat menyebabkan rasa geli di kulit leher sehingga ada kecenderungan seseorang menarik kerah atau memperbaiki kerah baju mereka.
Orang yang berdusta suka memanipulasi ucapan atau tindakannya. Itulah kepribadian yang manipulatif, suatu karakter yang lebih suka memanipulasi segala sesuatu. Orang seperti ini lebih memerhatikan penampilan psikis maupun fisik, tetapi lebih mudah melakukan interaksi sosial dengan orang lain (sociable).
BACA JUGA: Mereka yang Mengeluarkan Kata-Kata yang Sangat Buruk
Hasil penelitian dari para ahli menemukan bahwa orang dengan karakter ini lebih memiliki tingkat kebohongan yang tinggi. Walaupun untuk membuktikan apakah ia berdusta atau tidak masih dibutuhkan kerja keras. Sebuah penelitian yang membuktikan betapa berdusta adalah tindakan manipulatif sehingga Allah menyuruh Nabi ﷺ untuk berhati-hati dengan orang yang berdusta.[]
SUMBER: THE GREAT QURAN: Referensi Terlengkap Ilmu-Ilmu Al-Quran, Karya Tim Penyusun Maghfirah Pustaka, Penerbit Maghfirah Pustaka
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL
