Ash-Shabi’in adalah orang-orang yang hanif (lurus). Mereka bertauhid kepada Allah, bukan pada berhala seperti orang-orang di sekitarnya. Mereka datang lebih dulu daripada orang-orang Nasrani dan Yahudi. Bagi mereka, tak ada yang layak disembah selain Allah semata sambil beriman bahwa hanya Allah yang menciptakan alam semesta. Tak hanya itu keimanan yang mereka miliki, mereka juga meyakini bahwa kelak akan dikembalikan jasad mereka pada Hari Kiamat.
Ash-Shabi’in hidup di sebelah utara Irak dengan ibukota Harran. Di antara mereka ada juga yang hijrah ke Baghdad dan wilayah lainnya sejak masa Abbasiyah I. Namun, di antara mereka ada juga yang memeluk Islam.
Dalam Lisanul Arab, Shabi’in adalah kaum yang mengira diri mereka adalah pengikut agama Nuh karena kebohongan mereka. Dalam kitab Ash-Shohah, yaitu sejenis dari ahli kitab, tetapi kiblat mereka dari arah utara ketika siang. Dalam kitab Tahdzib Al-Laitsi, Shabi’in adalah kaum yang agama mereka mirip dengan agama Nasrani, hanya kiblat mereka tertuju ke arah selatan dan mereka mengira bahwa mereka pengikut dari agama yang dibawa oleh Nabi Nuh, sedangkan mereka berbohong.
BACA JUGA: Penyebaran Agama-Agama di Jazirah Arab
Dikatakan kepada seseorang ketika masuk Islam pada zaman Nabi, seseorang telah Shabaa. Mereka mengira bahwa seseorang itu telah keluar dari agama ke agama Abu Ishaq Az-Zujaj. Dalam firman Allah, Shabi’in adalah orang-orang yang keluar dari agama ke agama lain. Terdapat orang Arab, yaitu Nabi Muhammad ﷺ karena beliau telah keluar dari agama Quraisy ke agama Islam. Oleh karena itu mereka menganggap orang yang masuk Islam disebut Shabi’in.
Ash-Shabi’in dalam tafsir Al-Misbah dijelaskan yaitu kaum musyrik atau penganut agama dan kepercayaan lain. Kata Ash-Shabi’un ada yang berpendapat terambil dari kata shaba yang berarti muncul dan tampak, misalnya ketika melukiskan bintang yang muncul. Dari sini ada yang memahami istilah Al-Quran ini dalam arti penyembah bjntang.
Ash-Shabi’in memiliki perhatian yang besar terhadap ilmu alam. Mereka banyak mengambil ilmu dari peninggalan Yunani dan Suryani ke dalam bahasa Arab. Saat ini, jumlah mereka hanya tersisa sedikit di sebelah utara Irak. Akidah mereka diliputi dengan sesuatu yang sangat dirahasiakan karena khawatir akidah tersebut akan berubah seiring dengan perkembangan zaman.
BACA JUGA: Mengenal Agama Bangsa Arab
Dalam Al-Quran, kata Ash-Shabi’in disebut tiga kali:
Pertama, dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 62:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالنَّصٰرٰى وَالصَّابِــِٕيْنَ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Shabi’in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir serta melakukan kebajikan (pasti) mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.
Kedua, dalam Surah Al-Maidah (5) ayat 69:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالصَّابِـُٔوْنَ وَالنَّصٰرٰى مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Shabi’in, dan Nasrani, siapa yang beriman kepada Allah, Hari Akhir, dan beramal saleh, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih.
Ketiga, dalam Surah Al-Hajj (22) ayat 17:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالصَّابِـِٕيْنَ وَالنَّصٰرٰى وَالْمَجُوْسَ وَالَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا ۖاِنَّ اللّٰهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Shabi’in, Nasrani, Majusi, dan orang-orang yang menyekutukan Allah akan Allah berikan keputusan di antara mereka pada Hari Kiamat. Sesungguhnya Allah menjadi saksi atas segala sesuatu.
BACA JUGA: Sebutan Bagi Bangsa Yahudi yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah
Dari ketiga ayat tersebut, dapat diambil pengertian bahwa Ash-Shabi’in ialah semua kaum yang keluar dari agamanya dan masuk agama lain. Ash-Shabi’in merupakan salah satu dari lima kelompok kaum yang mempunyai keyakinan, kepercayaan, dan praktik keagamaan yang berbeda, di antaranya adalah orang-orang Islam, Yahudi, Nasrani, Shabi’in, dan Majusi. Shabi’in dan keempat golongan lainnya kecuali Islam (Yahudi, Nasrani, Majusi), termasuk golongan yang menentang ajaran agama Allah yang disampaikan oleh Rasul-Nya.
Ciri-Ciri Umum
Dari sekian banyak penafsiran mengenai siapa yang dikatakan Shabi’in, dan juga banyak perbedaan mengenai pengertiannya, dapat disimpulkan bahwa Shabi’in adalah kaum yang, meskipun mereka bermacam-macam sembahannya, atau bahkan mereka adalah orang-orang yang keluar dari agamanya, minimal mereka tetap mengimani adanya Allah dan rasul-Nya.
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, apabila kaum Ash-Shabi’in tersebut mau melaksanakan beberapa syarat, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 62, maka Allah akan memberikan balasan yang sesuai dengan amal perbuatan mereka dan mereka tidak akan berduka cita. Syarat-syarat itu ialah pertama iman kepada Allah dan Hari Pembalasan, sebagai inti ajaran dari sekalian agama.
BACA JUGA: Mereka yang Telah Melakukan Kekafiran yang Luar Biasa
Syarat pertama tersebut belum cukup kalau belum dipenuhi dengan syarat yang kedua yaitu beramal yang saleh atau berbuat pekerjaan yang baik yang berfaedah dan bermanfaat baik untuk diri sendiri pun untuk masyarakat. Karena, meskipun telah mengakui beriman kepada Allah, jika iman itu tidak dibuktikan dengan amalan yang saleh maka tidak ada pekerjaan yang utama dan tidak akan diberi ganjaran oleh Tuhan.[]
SUMBER: THE GREAT QURAN: Referensi Terlengkap Ilmu-Ilmu Al-Quran, Karya Tim Penyusun Maghfirah Pustaka, Penerbit Maghfirah Pustaka
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL
