Tafsir

Empat Sifat yang Dapat Menyelamatkan (Bagian Kedua)

foto: pixabay
47views

Keempat, saling menasihati dalam kesabaran. Di antara keistimewaan ayat ini adalah Allah menyebutkan bagian besar terlebih dahulu, yaitu beriman. Kemudian, di antara iman itu, Allah mengkhususkan amalan saleh. Lalu, di antara amalan saleh tersebut, Allah mengkhususkan saling menasihati dalam kebenaran. Salah satu bentuk saling menasihati dalam kebenaran adalah saling menasihati dalam kesabaran. Allah memerintahkan sesama Muslim untuk saling menasihati dalam kesabaran. Para ulama menyebutkan hikmahnya, yaitu jika seseorang Muslim saling menasihati dengan berdakwah, setelah itu ia harus bersabar. Hal itu karena ia pasti mendapatkan gangguan dari orang yang tidak menyukainya. Ia dianggap telah menghalangi seseorang dari hawa nafsunya. Padahal, kebanyakan orang ingin mengikuti nafsu dan syahwatnya. Orang yang menghalanginya dari hal tersebut tentu akan membuatnya jengkel dan tidak senang. Oleh sebab itulah, dibutuhkan kesabaran untuk menghadapi gangguan dari mereka yang dinasihati.

Luqman Al Hakim pernah menasihati anaknya sebagaimana Allah berfirman dalam Quran Surah Luqman (surah ke-31) Ayat 17:

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Orang yang terjun dalam dunia dakwah harus bersiap menerima segala kritikan, bahkan gangguan. Jika tidak ingin mendapat gangguan dari hidup tenang, ia tidak pantas dalam medan dakwah ini. Namun, menasihati itu ada berbagai macam bentuknya. Kita dapat menasihati dalam bentuk tulisan atau ceramah. Sementara itu, ber-amar ma’ruf nahi mungkar dengan kekerasan merupakan cara yang tidak baik sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kelompok. Tahap kekerasan adalah urusan pemerintah. Sementara itu, kita hendaknya menasihati dengan hujjah, bayan, nasihat yang yang sebaik-baiknya, dan berusaha bersikap lembut. Akan tetapi, ada saja sebagian manusia yang tidak menyukainya meskipun hal itu wajar.

 

BACA JUGA: Empat Sifat yang Dapat Menyelamatkan Manusia dari Kerugian

Ketika seseorang berdakwah meskipun diperintahkan untuk berdakwah dengan sebaik-baiknya dan lembut hendaknya dakwah yang disampaikan merupakan sesuatu yang benar dan jangan berbasa basi dalam kebenaran. Ia tidak mengikuti keinginan masyarakat, tetapi kebenaranlah yang diikutinya. Ia harus konsisten berada di atas kebenaran sehingga ia membutuhkan kesabaran.

Oleh karena itulah, sabar merupakan sifat yang sangat agung. Dalam Al-Quran, Allah menyebutkan sabar sebagai salah satu penyebab masuk surga. Allah berfirman dalam Quran Surah Ar-Ra’d (surah ke-13) ayat 24:

سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِۗ

(sambil mengucapkan), “Salamun alaikum bima shabartum.” maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.

Allah juga berfirman dalam Quran Surah Al-Insan (surah ke-76) ayat 12:

وَجَزٰىهُمْ بِمَا صَبَرُوْا جَنَّةً وَّحَرِيْرًاۙ

Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran (dengan) surga dan [pakaian] sutra.

Para ulama menjelaskan bahwa sabar dibagi menjadi tiga, yakni:

Pertama, sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Melakukan ketaatan membutuhkan kekuatan dan kesabaran. Shalat Subuh di masjid membutuhkan kekuatan dan kesabaran untuk menahan kantuk. Membangunkan anak-anak untuk shalat perlu kesabaran. Allah berfirman dalam Quran Surah Tha Ha (surah ke-20) Ayat 132:

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezeki pada kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

BACA JUGA: Allah Bersumpah Demi Waktu Ashar

Bahkan, para pelaku maksiat yang melakukan kemaksiatannya pun harus bersabar. Orang-orang musyrikin pun harus bersabar jika ingin berbuat syirik. Orang-orang kafir, seperti pendeta atau misionaris, akan berkorban dengan masuk ke daerah pelosok untuk menyebarkan agamanya. Bahkan, mereka rela mengeluarkan hartanya untuk menghalangi kaum muslimin. Allah berfirman dalam Quran Surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat 36:

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ

Sesungguhnya orang-orang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah…

Allah juga berfirman tentang Kesabaran kaum musyrikin dalam Quran Surah Shad (surah ke-38) ayat 6:

وَانْطَلَقَ الْمَلَاُ مِنْهُمْ اَنِ امْشُوْا وَاصْبِرُوْا عَلٰٓى اٰلِهَتِكُمْ ۖ

Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): “Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki”…

Dalam ayat yang lain, Allah juga berfirman tentang perkataan kaum musyrikin dalam Quran Surah Al-Furqon (surah ke-25) ayat 42:

اِنْ كَادَ لَيُضِلُّنَا عَنْ اٰلِهَتِنَا لَوْلَآ اَنْ صَبَرْنَا عَلَيْهَاۗ 

Sesungguhnya hampirlah ia (Muhammad) menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak sabar ( enyembah) nya….

Perhatikanlah keadaan kaum musyrikin. Mereka membanggakan kesabarannya dalam berbuat kesyirikan. Perhatikan pula kesabaran orang-orang kafir dan pelaku maksiat. Pada zaman dahulu, berjalan di kampung-kampung dengan aurat yang terlihat menjadi hal yang sangat tabu dan tidak pantas. Akan tetapi, hal itu menjadi sesuatu yang lumrah pada saat ini. Hal itu karena kesabaran mereka untuk menunggu sehingga masyarakat di sekelilingnya mulai terbiasa melihat kemaksiatan mereka dan tidak ada lagi larangan. Padahal kesabaran mereka merupakan kesabaran yang mengantarkannya ke dalam neraka jahanam.

BACA JUGA: Tiga Perkara yang akan Ditimbang di Mizan

Kaum muslimin sudah seharusnya bersabar dalam menjalani ketaatan. Kesabarannya akan berubah manis karena kelak Allah akan membalasnya dengan surga. Hidup ini hanya sementara dan singkat. Jika tidak bersabar dalam beribadah, kita tidak akan meraih istirahat yang abadi dan tidak ada kata istirahat hingga kaki kita menginjak surga.

Kedua, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan bukanlah hal yang mudah. Melawan dorongan hawa nafsu merupakan hal yang sulit dan membutuhkan kesabaran. Padahal, manusia terkadang cenderung ingin mengikuti syahwat. Namun, jika mengikuti keinginan syahwat, ancamannya adalah neraka. Nabi ﷺ bersabda, “Surga itu meliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”

Menundukkan pandangan itu tidak mudah. Laki-laki normal pasti suka untuk memandangi perempuan cantik. Akan tetapi, kita diperintahkan Allah untuk menundukkan pandangan ketika melihat perempuan yang tidak halal. Allah berfirman dalam Quran Surah An-Nur (surah ke-24) Ayat 30:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

Ketiga, sabar tatkala ditimpa musibah. Ditimpa musibah membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Barang siapa yang bersabar, ia akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah. Seorang Muslim hendaknya bersabar dan yakin bahwa musibah itu datangnya dari Allah. Ia meyakini bahwa semua itu diakibatkan oleh dosa-dosanya. Kemudian, ia yakin di balik musibah tersebut pasti ada hikmah. Yakin bahwa Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik. Dengan demikian, ia akan mendapat balasan berupa surga. Allah berfirman dalam Quran Surah Al-Insan (surah ke-76) ayat 12:

وَجَزٰىهُمْ بِمَا صَبَرُوْا جَنَّةً وَّحَرِيْرًاۙ

Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran (dengan) surga dan [pakaian] sutra.[]

 

SUMBER: TAFSIR JUZ AMMA, karya Ust. Firanda Andirja

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response