Tafsir

Tafsir Surah Al-Infithar (Terbelah)

55views

Surah Al-Infithar merupakan surah yang ke-82 dan terdiri dari 19 ayat. Al-infithar artinya terbelah.

Surah Al-Infithar termasuk surah Makiyyah. Para ulama sepakat bahwa surah Al-Infithar adalah surah Makiyyah, yaitu surah yang diturunkan sebelum Nabi hijrah dari Mekkah ke Madinah. Salah satu ciri Surah Makiyyah adalah umumnya surah-surah ini memiliki jumlah ayat yang sedikit dan potongan-potongan ayat tersebut yang pendek. Selain itu, topik yang diangkat dalam surah-surah Makiyyah kebanyakan tentang Hari Kiamat dan iman kepada rasul. Hal itu karena yang menjadi sasaran dakwah saat itu adalah orang-orang musyrikin Arab di Mekkah yang mengingkari adanya Hari Kiamat dan mendustakan rasul-Nya.

 Kandungan Surah Al-Infithar

Seperti yang telah dibahas dalam tafsir surah At-Takwir, Rasulullah ﷺ pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi tentang Surah At-Takwir, Al-Infithar, dan Al-Insyiqaq. Ketiga surah ini membicarakan kedahsyatan dan kengerian Hari Kiamat. Nabi ﷺ bersabda, “Barang siapa yang ingin merasakan Hari Kiamat seperti menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, hendaklah ia membaca اِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْۖ, اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ, اِذَا السَّمَاۤءُ انْشَقَّتْۙ.”

Surah Al-Infithar sedikit berbeda dengan surah At-Takwir. Dalam surah At-Takwir, Allah menyebutkan kedahsyatan Hari Kiamat dalam banyak rangkaian ayat. Enam ayat pertama mengisahkan kejadian sebelum tiupan sangkakala kedua, sedangkan enam ayat berikutnya menceritakan kejadian setelah tiupan sangkakala yang kedua.

BACA JUGA: Gambaran Ketika Matahari Dilipat

Dalam surah Al-Infithar, Allah hanya menyebutkan sebagian kedahsyatan Hari Kiamat. Tujuannya adalah sebagai mukadimah atau pengantar untuk mencela orang-orang yang kafir kepada Allah, padahal mereka telah diberikan nikmat yang berlimpah oleh-Nya. Selain itu, surah ini juga untuk mencela orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kebangkitan.

Adapun yang dibahas dalam Surah Al-Infithar adalah:

  1. Fenomena Hari Kiamat, terdapat pada ayat 1-5;
  2. Manusia yang teperdaya, terdapat pada ayat 6-9;
  3. Malaikat pencatat amal, terdapat pada ayat 10-12;
  4. Akhir sebuah perjalanan, terdapat pada ayat 13-19.

Keutamaan Surah Al-Infithar

Dalam hadits yang lain juga disebutkan tentang surah Al-Infithar. Sahabat Jabir berkata, “Muadz bin Jabal Al-Anshari pernah memimpin shalat Isya. Ia pun memperpanjang bacaannya. Lantas, ada seseorang dari kami yang sengaja keluar dari jamaah. Ia pun shalat sendirian. Muadz pun diberitahu tentang keadaan orang tersebut. Muadz berkata, ‘Sesungguhnya ia seorang munafik’. Tatkala perkataan Muadz sampai ke orang tersebut, ia pun mendatangi Rasulullah ﷺ dan mengabari beliau tentang ucapan Muadz kepadanya. Nabi pun menasihati Muadz, ‘Apakah kamu mau menjadi pembuat fitnah, wahai Muadz? Jika kamu mengimami orang-orang, bacalah surah Al-Syams, Al-A’la, Al-Alaq, atau Al-Lail.’”

Dalam Riwayat An-Nasa’i, Jabir berkata, “Muadz shalat Isya dan ia memperpanjang shalatnya. Maka, Nabi berkata, ‘Apakah engkau membuat fitnah, wahai Muadz? Apakah engkau membuat fitnah, wahai Muadz? Ke manakah tidak membaca surah Al-A’la, Adh-Dhuha, dan Surah Al-Infithar.[]

 

Sumber: Tafsir Juz Amma, karya Firanda Andirja.

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response