Miracle Quran

Mukjizat Surah Al-Baqarah (2) ayat 29 dan 31

Foto: Pixabay
46views

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 29:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Dia-lah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu, kemudian dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tentang Teori Dentuman Besar (The Big Bang Theory)

Pada abad ke-19, ilmuwan yang juga filosof bernama George Politzer muncul dengan sebuah teori yang mengatakan bahwa alam semesta ini kekal dan abadi. Alam semesta ini mustahil punah, ia ada begitu saja dan tidak mungkin punah kembali. Ada juga teori yang sejenis dengan Politzer tentang alam semesta yang kekal dan abadi, seperti teori Steady State dan Oscillating Universe.

Teori klasik tentang kekekalan alam semesta ini kemudian terbantahkan ketika Georges Lemaitre (1972) menemukan Teori Big Bang yang menyebut bahwa alam semesta ini tidaklah kekal, melainkan berawal dari sebuah ledakan dahsyat sebagai awal proses terciptanya alam semesta. Alam semesta ini berawal dari sesuatu dan pastilah akan berakhir pada sesuatu juga.

BACA JUGA: Gambaran Ketika Matahari Dilipat

Bentuk awal alam semesta yang dihuni manusia ini hanyalah benda superpadat dengan tingkat kepanasan yang terus mengembang, ibarat sebuah balon yang terus-menerus mengembang dan membesar hingga mencapai titik nol. Ketika alam semesta sudah mengembang hingga mencapai titik nol, maka terjadilah dentuman besar atau Big Bang yang lalu membentuk kumpulan-kumpulan asap, lalu kabut dan kemudian terciptalah langit dan bumi.

Dentuman api yang begitu besar ini (Big Bang), lalu membuat sekaligus memisahkan langit dan bumi berjarak jutaan kilo mil. Allah menciptakan bumi terlebih dahulu, lalu kemudian Dia menciptakan langit. Langir diciptakan dalam empat proses dan bumi diciptakan dalam dua proses, termasuk proses penciptaan penopang dan pelengkap kehidupan, seperti gunung, laut, samudra, gas, dan padang yang luas. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Surah Fushshilat (41) ayat 9-11:

۞ قُلْ اَىِٕنَّكُمْ لَتَكْفُرُوْنَ بِالَّذِيْ خَلَقَ الْاَرْضَ فِيْ يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُوْنَ لَهٗٓ اَنْدَادًا ۗذٰلِكَ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ۚ (9) وَجَعَلَ فِيْهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبٰرَكَ فِيْهَا وَقَدَّرَ فِيْهَآ اَقْوَاتَهَا فِيْٓ اَرْبَعَةِ اَيَّامٍۗ سَوَاۤءً لِّلسَّاۤىِٕلِيْنَ (10) ثُمَّ اسْتَوٰىٓ اِلَى السَّمَاۤءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْاَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًاۗ قَالَتَآ اَتَيْنَا طَاۤىِٕعِيْنَ (11)

Katakanlah, “Pantaskah kamu mengingkari Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah Tuhan semesta alam.” (9) Dia ciptakan pada (bumi) itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya, lalu Dia memberkahi dan menentukan makanan-makanan (bagi penghuni)-nya dalam empat masa yang cukup untuk (kebutuhan) mereka yang memerlukannya. (10) Dia kemudian menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap. Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Tunduklah kepada-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami tunduk dengan patuh.” (11)

Al-Quran menyebut bahwa alam semesta ini diciptakan dari tiada menjadi ada, memiliki proses-proses penciptaan dan proses penciptaan alam semesta ini dimulai dari sebuah tahapan proses. Alam semesta bukan tercipta begitu saja, apalagi ada dengan tiba-tiba sebagaimana teori klasik dan kuno menyebutnya. Oleh karena itu, sungguh tidak berpikir orang yang meyakini dengan kekekalan. Teori Big Bang baru ditemukan Georges Lemaitre pada abad ke-19.  Padahal, Al-Quran telah menyebutnya secara terperinci pada abad ke-18 masehi silam.

BACA JUGA: Mukjizat Surah Al-Baqarah (2) ayat 19 dan 22

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 31:

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Dan Dia ajarkan kepada Adam semua nama (benda), kemudian Dia perrlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepadaku nama semua benda ini jika kamu yang benar.”

Tentang Kemampuan Berbahasa Manusia

Dalam bukunya From Hand to Mouth He Origins of Language, Michael Corballis, seorang guru besar Amerika Serikat, menyebutkan bahwa manusia pertama dulu lahir dengan tidak bisa mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang dikeluarkan dari mulutnya. Ia hanya menggunakan isyarat-isyarat yang dipahami secara verbal.

Beberapa tahun kemudian, teori tersebut dibantah oleh penemuan lainnya yang mengatakan bahwa manusia pertama lahir dan dengan naturalnya dapat langsung berbicara dengan bahasa yang telah diajarkan secara natural pula. Ia tidak berkomunikasi dengan isyarat dan tanda-tanda sebagaimana Corballis meyakini itu.

BACA JUGA: Kisah Dua Bayi yang Bisa Bicara Selain Nabi Isa a.s.

Teori kedua ini kemudian menjadi teori yang diyakini kebenarannya oleh para ilmuwan. Karena bagaimana mungkin komunikasi dilakukan secara isyarat, padahal ilmu bahasa sekarang menunjukkan adanya bahasa pertama manusia. Jika ilmuwan modern menemukan bahwa manusia pertama langsung dapat berbicara dengan bahasa yang secara ketentuan mereka bisa, sesungguhnya Al-Quran telah memberikan Teori ini 14 abad silam dengan menyebut Adam diajarkan berbicara langsung oleh Allah.[]

 

SUMBER: THE GREAT QURAN

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response