Tafsir

Ketika Nabi Musa Teramat Marah kepada Bani Israil

Foto: Unsplash
49views

Allah berfirman dalam Surah Thaha (20) ayat 86:

فَرَجَعَ مُوْسٰٓى اِلٰى قَوْمِهٖ غَضْبَانَ اَسِفًا ەۚ قَالَ يٰقَوْمِ اَلَمْ يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ وَعْدًا حَسَنًا ەۗ اَفَطَالَ عَلَيْكُمُ الْعَهْدُ اَمْ اَرَدْتُّمْ اَنْ يَّحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ فَاَخْلَفْتُمْ مَّوْعِدِيْ

Maka Musa pun segera pulang menuju kaumnya dalam kondisi marah dan bersedih hati. Dia (Musa) berkata, “Wahai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Apakah terlalu lama masa perjanjian itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan Tuhan menimpamu? Mengapa kamu melanggar perjanjian dengan aku?”

Mengetahui keadaan kaumnya dari Allah, Nabi Musa pun segera beranjak pulang kembali kepada mereka. Betapa terkejutnya beliau ketika melihat perbuatan mereka. Kemurkaan dan kesedihan berkecamuk menjadi satu dalam hati Nabi Musa saat itu. Beliau murka melihat Bani Israil yang dengan lancangnya melakukan kesyirikan sepeninggalnya, sekaligus bersedih karena teringat bahwa Bani Israil adalah kaumnya sendiri yang selama ini beliau didik, sayangi, dan lindungi. Namun, para ulama mengatakan bahwa konteks ayat-ayat yang mengisahkan momen ini menunjukkan bahwa kemarahan dan kemurkaan ketika itu lebih mendominasi hati Nabi Musa dibandingkan kesedihan. Wallahu a’lam.

BACA JUGA: Ketika Musa Bersegera untuk Menjumpai Allah

Seakan Nabi Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, bukankah Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang baik? Bukankah Allah telah menjanjikan akan menurunkan syariat Taurat kepada kalian melalui Nabi Musa serta menjanjikan surga bagi mereka yang taat kepada-Nya di antara kalian?! Sungguh saya sangat heran melihat kalian! Apa yang terjadi dengan kalian? Apakah kalian merasa janji-janji itu terlalu lama bagi kalian?!”

Terdapat beberapa tafsiran terkait pertanyaan Nabi Musa … “Apakah kalian merasa janji-janji itu terlalu lama bagi kalian?”

Pertama, maksudnya adalah “Apakah kalian tidak sabar menunggu pemenuhan janji tersebut dari Allah sehingga kalian malah memilih untuk menyimpang dan berbuat kesyirikan?!” Padahal, perkaranya tidak demikian karena Allah telah memenuhi janjinya yaitu memberikan kepada mereka Taurat dan syariat melalui Nabi Musa.

Kedua, maksudnya adalah “Apakah kepergianku terlalu lama sehingga membuat kalian begitu cepat menyimpang?!” Padahal kepergian Nabi Musa dari mereka untuk pergi ke bukit Tursina hanyalah sebentar.

Ketiga, maksudnya adalah, “Apakah sedemikian jauhnya kalian dari masa kenabian, yaitu antara zaman kenabian Nabi Yusuf dan Nabi Musa, sehingga kalian tidak mengetahui apa-apa tentang kenabian dan pengaruhnya maka dengan mudahnya kalian terjatuh pada kerusakan seperti ini?!” Padahal perkaranya tidak demikian karena jelas-jelas Nabi Musa sudah bersama mereka semenjak waktu yang lama. Mereka telah menerima pengajaran langsung dari beliau selama bertahun-tahun.

BACA JUGA: Ketika Musa Bersegera untuk Menjumpai Allah

Pada dasarnya mereka tidak punya alasan apa pun untuk berpaling dan malah berbuat kesyirikan. Karenanya, Nabi Musa menutup ucapannya dengan mengatakan, “Ataukah kalian ingin kemurkaan Allah menimpa kalian?!” Sebagian ulama mengatakan bahwa ucapan di atas maksudnya adalah “Bahkan yang sebenarnya kalian inginkan adalah kemarahan Allah yang akan menimpa kalian!”

Nabi Musa menyebut bahwa Bani Israil telah menyelisihi janji mereka kepadanya. Sebagian ulama mengatakan bahwa janji tersebut adalah janji untuk manusia beliau menuju Bukit Tursina, dan sebagian lagi mengatakan bahwa yang dimaksud adalah janji mereka untuk tetap istikamah selama kepergian beliau.[]

 

SUMBER: TAFSIR AT TAYSIR

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response