Kisah Al-Quran

Ketika Musa Bersegera untuk Menjumpai Allah

Foto: Unsplash
50views

Allah berfirman dalam Surah Thaha ayat 82:

وَاِنِّيْ لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى

Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman, dan berbuat kebajikan, kemudian tetap (istikamah) dalam petunjuk.

Setelah memperingatkan para hamba dari berbagai dosa, seperti terlalaikan dari beribadah, menggunakan nikmat yang telah Allah berikan untuk bermaksiat, tidak menunaikan kewajiban-kewajiban harta; Allah pun kemudian menyatakan bahwa siapa saja yang telah terjatuh dalam kubangan dosa-dosa tersebut, kemudian hendak bertobat dengan tulus, maka Ia pasti akan mengampuni mereka. Dalam ayat ini, tersirat sebuah peringatan bahwa tobat yang tulus adalah yang dilandasi keimanan serta dibarengi amal saleh.

Perhatikan pula bagaimana setelah menyebutkan bertobat, beriman, dan beramal saleh, Allah menyebutkan kemudian tetap istikamah dalam petunjuk. Kata kemudian adalah sebuah isyarat indah bahwa level istikamah adalah level yang amat tinggi dan mulia, yang jauh lebih tinggi daripada sekadar bertobat, beriman, dan beramal saleh. Maka, wajar saja jika salah satu bagian terberat dari bertobat, beriman, dan beramal saleh adalah bagaimana untuk istikamah di atas ketiganya. Bagaimana ia senantiasa menjaga ketulusan tobatnya, senantiasa menjaga kualitas keimanan dan amal salehnya, hingga kematian menjemputnya dengan husnul khatimah. Dan tentu saja segala kesulitan ini akan diganjar dengan balasan yang mulia nan agung dari-Nya.

BACA JUGA: Ketika Allah Berbicara dengan Nabi Musa

Allah berfirman dalam Surah Fushshilat (41) ayat 30-32:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ (30) نَحْنُ اَوْلِيَاۤؤُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ ۚوَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَشْتَهِيْٓ اَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَدَّعُوْنَ ۗ (31) نُزُلًا مِّنْ غَفُوْرٍ رَّحِيْمٍ ࣖ (32)

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka istikamah di atasnya, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah kalian dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (30) Kami-lah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta.(31) Sebagai jamuan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Allah juga berfirman dalam Surah Al-Ahqaf (46) ayat 13-14:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ (13) اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۚ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ (14)

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istikamah di atasnya, maka mereka tidaklah akan khawatir dan mereka tiada (pula) berduka cita. (13) Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.(14)

BACA JUGA: Hikmah Pengulangan Kisah Nabi Musa dalam Al-Quran

Selanjutnya, Allah mengisahkan saat di mana Bani Israil terfitnah oleh Samiri sehingga mereka pun akhirnya menyembah berhala sapi. Dikisahkan bahwa Allah memerintahkan Musa beserta kaumnya, yaitu Bani Israil, untuk datang ke Bukit Tursina. Di sana, Allah akan memberikan wahyu kepada Nabi Musa, sedangkan Bani Israil diperintahkan menyertai Nabi Musa untuk menyaksikan peristiwa tersebut.

Allah berfirman dalam Surah Al-A’raf (7) ayat 142:

 وَوٰعَدْنَا مُوْسٰى ثَلٰثِيْنَ لَيْلَةً وَّاَتْمَمْنٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيْقَاتُ رَبِّهٖٓ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً ۚوَقَالَ مُوْسٰى لِاَخِيْهِ هٰرُوْنَ اخْلُفْنِيْ فِيْ قَوْمِيْ وَاَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيْلَ الْمُفْسِدِيْنَ

Dan Kami telah janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi). Maka, sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya, (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.”

Nabi Musa pun berangkat lebih dahulu dari kaumnya dan memerintahkan Nabi Harun untuk menemani kaumnya dan segera menyusulnya. Nabi Musa pergi mendahului Bani Israil ke Bukit Tursina karena kerinduan beliau yang luar biasa untuk segera mendengar wahyu dari Allah, bermunajat kepada-Nya, serta mendekatkan diri kepada-Nya.

Hal ini juga dirasakan oleh sebagian orang yang saleh dan bertakwa. Subhanallah mereka sangat rindu ingin segera bertemu dengan Allah. Karenanya, Nabi Muhammad ﷺ seringkali berdoa, “Dan aku memohon kepada-Mu kelezatan memandang wajah-Mu dan kerinduan untuk bertemu dengan-Mu.”

BACA JUGA: Ketika Orang Menerima Kitab dari Sebelah Kanan

Sebagian ulama menyebutkan sebab lain yang menjadikan Musa bersegera, yaitu karena beliau ingin segera menerima syariat yang dijanjikan Allah kepadanya sebelum Bani Israil menyusulnya ke Gunung Tursina.[]

 

SUMBER: TAFSIR AT TAYSIR

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response