Tafsir

Allah Akan Membalas Kebaikan Seringan dan Sekecil Apa Pun

Foto: Pixabay
67views

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surah Al-Zalzalah (surah ke-99) ayat 7:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ

Maka, barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya

Penjelasan Ayat

Dalam ayat ini, lafadz khairan “kebaikan” datang dalam bentuk nakirah dan di awal ayat terdapat isim syarat man “barang siapa”. Berdasarkan kaidah ushul fiqih, jika satu kata dalam bentuk nakirah disebutkan dalam bentuk syarat, kata ini memberikan faedah yang bersifat umum. Kaidah ini berlaku pula pada ayat ini. Jadi, kebaikan yang dimaksud bersifat umum karena meliputi segala macam kebaikan walaupun seberat zarrah.

Para ulama menjelaskan ada tiga tafsiran zarrah dalam bahasa Arab.

Pertama, semut kecil (semut yang baru lahir) sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, “Orang-orang yang sombong akan dihimpunkan pada Hari Kiamat seperti dalam bentuk semut-semut kecil dengan rupa manusia.”

Kedua, Apabila seseorang meletakkan debu di tangannya, kemudian dihempaskan, sisa-sisa butiran debu yang ada di tangannya itulah yang disebut zarrah.

BACA JUGA: Pahala Terbaik Bagi Mereka yang Berbuat Baik

Ketiga, partikel-partikel kecil yang terlihat di sela-sela cahaya matahari berupa debu-debu yang beterbangan. Partikel itu tidak bisa dilihat kecuali ada cahaya matahari. Itulah yang disebut zarrah.

Al-Qurthubi berkata, “Secara umum, maksud dari zarrah adalah ibarat dari sesuatu yang tersedikit dan terkecil.”

Intinya zarrah adalah benda yang sangat kecil yang secara zahirnya tidak mempunyai berat apabila ditimbang atau tidak terasa ketika dipegang. Pada ayat ini, Allah ingin menjelaskan bahwa kebaikan sekecil atau seringan apa pun pasti akan dibalas Allah. Inilah Kemahaadilan Allah sehingga tidak ada yang luput dari balasannya.

Ketika menafsirkan ayat ini, Muqatil menjelaskan tentang dua orang. Pertama, ketika turun firman Allah, yaitu dalam Quran Surah Al-Insan (76) ayat 8:

وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.

Salah satu ciri Ahli Surga adalah memberikan makanan yang disukainya, bukan makanan bekas atau makanan yang tidak enak. Ketika turun ayat tersebut, ada seseorang yang didatangi peminta-minta, lalu dia memiliki persediaan makanan miliknya. Akan tetapi, makanan miliknya pun tinggal sedikit. Hal itu membuatnya enggan dan tidak jadi bersedekah kepada pemerinta-minta tersebut. Dia menganggap bahwa pemberiannya yang sedikit akan menyebabkan pemberiannya tidak bernilai dan pantas di sisi Allah. Akhirnya, turunlah ayat ini, yaitu barang siapa yang melakukan kebaikan sedikit pun, dia akan melihat hasilnya.

foto: unsplash

Demikian juga sebaliknya. Ada orang yang meremehkan dosa-dosa yang dianggap sepele seperti memandang yang haram. Menurutnya, ancaman Allah tentang neraka hanya ditunjukkan kepada para pelaku dosa besar. Maka, turunlah ayat ini.

Nabi juga menganjurkan umatnya agar memberi itu tidak harus berupa barang banyak. Akan tetapi, berikanlah walaupun itu sedikit. Nabi pernah bersabda: “Jauhilah api neraka walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, sedekahlah dengan kalimat thayyibah.”

BACA JUGA: Balasan yang Berbeda untuk Golongan Kanan dan Golongan Kiri

Sekecil apa pun suatu kebaikan hendaknya tetap dilakukan dan tidak diremehkan. Nabi bersabda: “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri.”

Seorang Muslim hendaknya tidak merasa bahwa pemberiannya yang kecil tidak akan bermanfaat. Kebaikannya tersebut akan dicatat oleh Allah. Hal itu seperti sebuah gunung besar yang tersusun dari batu-batu kecil. Demikian pula dengan kebaikan besar tersusun dari berbagai macam kebaikan kecil. Lalu, hal yang paling utama adalah niat yang tulus sebagaimana perkataan Ibnu Mubarak: “Betapa banyak amalan kecil yang menjadi besar karena niat, dan betapa banyak amalan yang besar menjadi kecil karena niat.”

Setiap kesempatan untuk beramal saleh hendaknya dimanfaatkan, kita jangan pernah melalaikannya sedikit pun. Kita dapat berzikir atau amalan-amalan dengan lainnya seperti tersenyum kepada orang lain, berjabat tangan, bertutur kata yang baik, dan sebagainya.[]

 

Sumber: Tafsir Juz Amma, karya Ust. Firanda Andirja

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response