Ibrah

Penjelasan tentang Perintah Menyembelih Seekor Sapi Betina

50views

Nabi Musa telah meminta kaumnya untuk menyembelih seekor sapi betina. Permintaan tersebut sebenarnya perintah Allah, bukan perintahnya sendiri. Perintah Allah tentunya harus diterima dan dilaksanakan tanpa krompomi. Tampaknya, Nabi Musa mengetahui tabiat dasar kaumnya, yaitu suka terlambat dalam pelaksanaan tugas dan berkilah dalam menunaikan perintah. Sementara itu, Nabi Musa mengingatkan agar kaumnya bersegera melaksanakan perintah. Oleh karena itu, dia menisbahkan perintah itu kepada Allah sebab jika menyandarkan perintah itu kepada dirinya sendiri, kemungkinan besar mereka akan mendebatnya dan menolak perintah itu. Padahal, melaksanakan perintah rasul adalah wajib karena rasul tidak memerintahkan apa pun berdasarkan kemauannya sendiri, tetapi berdasarkan perintah Allah. Oleh karena itu, menaati rasul berarti menaati Allah.

Sebenarnya, Nabi Musa telah memberitahukan kepada mereka bahwa perintah Allah adalah jelas dan pengertiannya pasti, yaitu untuk menyembelih sapi betina. Kata Baqarah (sepi betina) dengan sengaja menggunakan bentuk kata benda tidak tentu (indefinite noun) untuk memberikan peringatan yang umum. Ini berarti mereka diminta menyembelih sapi betina apa pun, tidak penting warna, ukuran, usia, tugas, dan harganya, yaitu sapi betina apa saja. Perintah ini tidak mungkin membingungkan orang yang benar-benar ingin melakukan kewajiban dan melaksanakannya karena begitu gamblang perintah tersebut. Jadi, sebenarnya tidak perlu bertanya-tanya lagi.

BACA JUGA: Allah Menetapkan Bangsa Yahudi Kebingungan di Bumi

Orang-orang Yahudi itu tidak bersegera melaksanakan perintah serta tidak mematuhi Allah dan rasulnya. Mereka berlaku seperti itu karena tidak memiliki hati yang patuh dan royal. Mereka yang semestinya menghormati nabi dan melaksanakan perintahnya justru berbuat jahat dan kurang ajar kepadanya serta membantahnya seraya mengatakan apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?

Ini seolah-olah mereka mengatakan, “Apakah engkau hendak menghina dan mengejek kami dengan memerintahkan ini kepada kami? Apa hubungannya antara menyembelih sapi betina dan menyingkap identitas pembunuh? Kami mendatangimu untuk memecahkan masalah kami. Kami hanya ingin mengetahui siapa pembunuhnya. Karena engkau adalah seorang nabi yang mengetahui hal gaib dengan izin Allah, seharusnya engkau memberitahukan kepada kami tentang pembunuh itu, malah engkau meminta kami untuk menyembelih sapi betina daripada menyingkap misteri pembunuh. Ini adalah suatu permintaan atau perintah yang aneh yang menunjukkan bahwa engkau hendak menjadikan kami bahan ejekan.” Bantahan mereka ini menyingkap tabiat dasar kaum Yahudi, hubungan mereka dengan para nabi mereka, dan sikap mereka terhadap perintah Tuhan mereka, sebagai berikut:

Pertama, mereka menganggap perintah Allah seperti olok-olok dan ejekan.

Kedua, mereka mengira bahwa Nabi Musa dengan permintaan ini ingin menghargai perhatian mereka dari persoalan yang pokok.

Ketiga, mereka mengira bahwa nabi mereka yang bersungguh-sungguh dan serius itu sedang mengejek dan mempermainkan mereka melalui perintah yang ditunjukkan kepada mereka.

BACA JUGA: Penegasan bahwa Allah telah Berikan Ragam Kenikmatan kepada Bani Israil

Hal-hal tersebut mengingatkan kita pada ucapan kaum Nabi Ibrahim ketika meminta mereka untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan praktik penyembahan dan pada para berhala-berhala dalam firman-Nya yaitu dalam Quran Surah Al Anbiya (21) ayat 51-56:

وَلَقَدْ اٰتَيْنَآ اِبْرٰهِيْمَ رُشْدَهٗ مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا بِهٖ عٰلِمِيْنَ (51) اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَا هٰذِهِ التَّمَاثِيْلُ الَّتِيْٓ اَنْتُمْ لَهَا عٰكِفُوْنَ (52) قَالُوْا وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا لَهَا عٰبِدِيْنَ (53) قَالَ لَقَدْ كُنْتُمْ اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمْ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ (54) قَالُوْٓا اَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ اَمْ اَنْتَ مِنَ اللّٰعِبِيْنَ (55) قَالَ بَلْ رَّبُّكُمْ رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الَّذِيْ فَطَرَهُنَّۖ وَاَنَا۠ عَلٰى ذٰلِكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ (56)

Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan kepada Ibrahim petunjuk sebelum (Musa dan Harun) dan Kami telah mengetahui dirinya. (51) (Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya dan kaumnya, “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya?” (52) Mereka menjawab, “Kami mendapati nenek moyang kami menjadi para penyembahnya” (53) Dia (Ibrahim) berkata, “Sungguh, kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.” (54) Mereka berkata, “Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran atau engkau (hanya) bermain-main?” (55) Dia (Ibrahim) menjawab, “Sebenarnya, Tuhan kamu adalah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya dan aku adalah salah satu saksi atas itu.” (56)

Kaum Nabi Ibrahim yang kufur telah membantah perintahnya seraya berkata, Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran atau engkau (hanya) bermain-main? Adapun kaum Nabi Musa yang mengaku beriman kepadanya juga membantah dengan berkata, Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan? Hampir tidak ada bedanya di antara dua bantahan tersebut. Meskipun terdapat perbedaan predikat orang-orang yang mengatakan itu (kaum Nabi Ibrahim adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala, sedangkan kaum Musa adalah orang-orang beriman kepadanya). Apa predikat yang tepat untuk disematkan pada kaum yang mengaku beriman kepada nabi mereka, tetapi terbetik di minat mereka bahwa sang nabi yang mereka percayai itu sudah mengejek dan menghina mereka?[]

 

SUMBER: KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN: Orang-Orang yang DImuliakan dan Dibinasakan Allah, karya Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi, Penerbit: Gema Insani

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response