Ibrah

Kisah tentang Pembenaman Qarun dan Harta-Hartanya

foto: Pixabay
38views

Dari semua kisah Qarun dalam Al-Quran, yang juga sangat penting untuk kita jadikan pembelajaran adalah kesudahan yang Allah berikan terhadap Qarun. Allah berfirman dalam Surah Al-Qashash (28) ayat 81:

فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ

Kami membenamkannya (Qorun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Dengan demikian, tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya, selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.

Bagi Qarun, harta kekayaan merupakan suatu ujian yang sempat menggoda dan menjeratnya. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah dia merasakan akibatnya dan mendapat azab. Dia telah berbuat zalim dan sewenang-wenang terhadap kaumnya. Dia telah menyombongkan diri dan memamerkan kekayaan. Dia hancur dan membuat kehancuran. Dia telah rusak dan membuat kerusakan sampai pada puncak kejahatannya ini. Tibalah waktunya dia memetik hasil dari semua perbuatan jeleknya.

BACA JUGA: Ringkasan Kisah Qarun dalam Al-Quran

Allah pernah membiarkan Qarun dan memberinya kesempatan untuk bertobat, tetapi dia tidak kunjung bertobat. Padahal, orang-orang saleh telah menasihatinya agar sadar, tetapi dia tidak kunjung sadar. Mereka memberinya pelajaran agar jera, tetapi dia tidak kunjung jera. Mereka pun telah membujuknya, tetapi dia tidak pernah peduli. Qarun melupakan Tuhannya. Dia bangga dengan semua kekayaan yang tidak dapat memberinya manfaat dan melindunginya dari azab-Nya.

Perhatikan kaitan erat antara dua kalimat berikut, yaitu kalimat keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya dan kalimat kami membenamkannya (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Ini menunjukkan bahwa kalimat pertama merupakan penyebab terjadinya peristiwa pada kalimat kedua. Ini berarti, pamernya Qarun akan kekayaannya kepada kaumnya dengan penuh kesombongan, kecongkakan, dan berbangga diri adalah penyebab dia tertimpa azab ini, yaitu ditenggelamkannya Qarun dan rumahnya ke dalam perut bumi hidup-hidup.

Demikianlah hikmah dari kejadian tersebut. Setiap kali bertambah kesombongan dalam diri seseorang maka akan bertambah pula dosa dan azabnya. Setiap kali dia bertambah melampaui batas dalam kemewahan, kejahatan, dan lupa diri maka dia telah mengundang azab dan kemurkaan Allah serta mengundang disegerakannya turun azab atasnya.

Allah berfirman dalam Surah Ali-Imran (3) ayat 178:

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ خَيْرٌ لِّاَنْفُسِهِمْ ۗ اِنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ

Jangan sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepadanya baik bagi dirinya. Sesungguhnya Kami memberinya tenggang waktu hanya agar dosa mereka makin bertambah dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.

BACA JUGA: Kisah Qarun, Orang Kaya yang Teramat Sombong

Karena Qarun memamerkan kekayaannya kepada kaumnya, akhirnya Allah membenamkannya berikut rumah dan hartanya ke perut bumi. Dengan tenggelamnya Qarun beserta harta dan rumahnya, berakhirlah riwayatnya serta hilanglah fitnah dan harta kekayaannya. Terbelahlah bumi dan menelan segalanya. Al-Quran tidak menceritakan kisah pembenaman ini secara terperinci. Walaupun demikian, kita tidak boleh mengambil rincian kisah versi kita, tetapi biarkan ayat ini bertutur secara global tentang pembenaman tersebut dan membiarkan kisahnya penuh misteri.

Kita tidak beropini lebih daripada yang diutarakan Al-Quran. Para ulama menceritakan kisah pembenaman ini berdasarkan hadis shahih yang menceritakan secara implisit dan estimasi (isyarat tidak langsung) serta tidak menceritakannya secara gamblang atau melalui teks nash secara lugas dan eksplisit. Al-Bukhari telah meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin Al-Khaththab bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Ketika laki-laki itu menarik kainnya, tiba-tiba dia terbenam ke dalam perut bumi. Dia terbenam masuk ke dalamnya sampai Hari Kiamat”. Mereka mengatakan bahwa laki-laki yang dimaksud adalah hadis tersebut adalah Qarun.

Ibnu Hajar berkata dalam kitab Fath Al-Bari, ketika menjelaskan hadis tersebut, “Al-Kalabazi menegaskan bahwa hadis tersebut menceritakan tentang Qarun”. Begitu juga Jauhari dalam kitabnya, Ash-Shihah, Ath-Thabari meriwayatkan dalam kitab At-Tarikh, sebuah hadis dari Qatadah, “Diceritakan kepada kami bahwa Qarun ditenggelamkan setiap hari setegak demi setegak. Dia terbenam ke perut bumi dan dia tidak akan mencapai dasar bumi sampai Hari Kiamat”.

Meskipun demikian, tidak ada suatu hadis shahih pun yang menjelaskan ucapan Qatadah tersebut. Oleh karena itu, kita tidak dapat menjelaskannya lebih banyak. Hal terpenting adalah hadis tersebut tidak secara eksplisit menyebutkan Qarun walaupun tidak terlalu jauh kalau kita memahaminya seperti itu. Semua harta yang dimilikinya tiadalah bermanfaat dan tidak pula mampu menolak azab Allah. Tidak ada seorang pun yang menolongnya, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya, yaitu tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya, selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri. Semua ini menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.

BACA JUGA: Penjelasan tentang Harta Simpanan Qarun

Pelajaran ini seakan-akan memanggil orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah (seperti yang telah diberikannya kepada Qarun) agar tidak berbuat sebagaimana Qarun sehingga tidak ditimpa azab-Nya.[]

SUMBER: KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN: Orang-Orang yang Dimuliakan dan Dihinakan oleh Allah, karya Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi, Penerbit Gema Insani

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response