Ibrah

Pandangan Akhir Al-Quran terhadap Kisah Qarun

35views

Setelah berakhirnya kisah Qarun, Al-Quran menyambungnya dengan dua ayat yang sangat erat kaitannya dengan kisah tersebut sebagai penutup kisah. Allah berfirman dalam Surah Al-Qashash (28)  ayat 83-84:

تِلْكَ الدَّارُ الْاٰخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لَا يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِى الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۗوَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ (83) مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ خَيْرٌ مِّنْهَاۚ وَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِيْنَ عَمِلُوا السَّيِّاٰتِ اِلَّا مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ (84)

Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Kesudahan (yang baik, yakni surga) itu (disediakan) bagi orang-orang yang bertakwa. (83) Siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu. Siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan (seimbang) dengan apa yang selalu mereka kerjakan. (84)

Beberapa hal penting dalam ayat tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, ayat tersebut mengarahkan hati, pandangan, serta kehidupan para pendengar atau pembaca untuk berorientasi pada akhirat serta menyeru mereka untuk menjauhi kesenangan dunia yang melalaikan dan tidak menjadikannya sebagai puncak harapan atau akhir dari cita-cita mereka.

BACA JUGA: Kisah Qarun, Orang Kaya yang Teramat Sombong

Kedua, ayat tersebut menjelaskan tentang sifat-sifat orang yang menginginkan kehidupan akhirat dan ilustrasi tentang kehidupan akhirat itu sendiri. Mereka adalah orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dari sifat tersebut, kita bisa mengetahui penyebab hancurnya Qarun, yaitu dia menginginkan kehidupan dunia dan melupakan akhirat. Dia menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi.

Ketiga, siapa saja yang menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi maka akan merugi di dunia dan akhirat. Dia akan mendapatkan azab Allah di dunia dan akan dimasukkan ke dalam neraka. Dia akan hancur di dunia dan dijadikan kayu bakar neraka. Qarun adalah contoh yang paling nyata dan merupakan ibrah bagi orang-orang yang ingin mengambil pelajaran.

Keempat, kesudahan (yang baik, yakni surga) itu (disediakan) bagi orang-orang yang bertakwa. Takwa adalah rahasia keteguhan seseorang di dunia, diterimanya amal di sisi Allah, dan memperoleh surga-Nya. Kesudahan yang baik di muka bumi ini adalah milik orang-orang yang bertakwa. Mereka berhak mendapatkannya. Dengan ketakwaan yang ada, mereka senantiasa berbuat kebaikan, menyebarkan norma-norma luhur dan landasan kebenaran, serta menghancurkan tiang-tiang kesesatan, kezaliman, dan permusuhan.

Adapun orang-orang yang menyombongkan diri dan membuat kerusakan, kesudahan mereka di muka bumi tidak akan baik karena senantiasa menyebarkan kezaliman dan kebatilan, menanamkan kerusakan dan permusuhan, serta menghancurkan pribadi dan diri mereka sendiri. Semua ini merupakan sunnatullah mutlak yang tidak akan berubah dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia.

BACA JUGA: Kisah tentang Pembenaman Qarun dan Harta-Hartanya

Ayat-ayat Al-Quran yang lain juga diturunkan untuk menegaskan dan menguatkan sunnah Rabbani ini. Nabi Musa berkata kepada kaumnya ketika sedang tertindas di Mesir, sebagaimana tercantum dalam Surah Al-A’raf (7) ayat 128:

قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهِ اسْتَعِيْنُوْا بِاللّٰهِ وَاصْبِرُوْاۚ اِنَّ الْاَرْضَ لِلّٰهِ ۗيُوْرِثُهَا مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

Musa berkata kepada kaumnya, “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah. Dia akan mewariskannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”

Selain itu Allah juga berfirman dalam Surah Al-An’am (6) ayat 135:

قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ تَكُوْنُ لَهٗ عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai kaumku, berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat (nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.

Selanjutnya, Allah berfirman dalam Surah Al-Hajj (22) ayat 41:

اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ

Allażīna im makkannāhum fil-arḍi aqāmuṣ-ṣalāta wa ātawuz-zakāta wa amarū bil-ma‘rūfi wa nahau ‘anil-munkar(i), wa lillāhi ‘āqibatul-umūr(i).

(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kemantapan (hidup) di bumi, mereka menegakkan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.

BACA JUGA: Penjelasan tentang Harta Simpanan Qarun

Kemudian, Allah pun berfirman dalam Surah Al-Anbiya (21) ayat 105-106:

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْۢ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ (105) اِنَّ فِيْ هٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوْمٍ عٰبِدِيْنَ ۗ (106)

Sungguh, Kami telah menuliskan di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Aż-Żikr (Lauhulmahfuz) bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh. (105) Sesungguhnya di dalam (Al-Qur’an) ini benar-benar terdapat pesan (yang jelas) bagi kaum penyembah (Allah). (106)

Pada hakikatnya, kesudahan baik yang terjadi di dunia adalah milik orang-orang yang bertakwa. Adapun di akhirat kelak, tidak diragukan lagi bahwa kesudahan yang baik dan surga hanya disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Allah berfirman dalam Surah Az-Zumar (39) ayat 73-74:

وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ (73) وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ صَدَقَنَا وَعْدَهٗ وَاَوْرَثَنَا الْاَرْضَ نَتَبَوَّاُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاۤءُ ۚفَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَ (74)

Orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana dan pintu-pintunya telah dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka, “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu), berbahagialah kamu. Maka, masuklah ke dalamnya (untuk tinggal) selama-lamanya!” (73) Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya dan mewariskan bumi (di akhirat) ini kepada kami sehingga dapat menempati surga sesuai dengan kehendak kami.” (Surga adalah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal (saleh). (74)

BACA JUGA: Ringkasan Kisah Qarun dalam Al-Quran

Kelima, siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu. Siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan (seimbang) dengan apa yang selalu mereka kerjakan. Ayat ini menetapkan adanya pahala dan siksaan yang akan diberikan kepada yang berhak sebagai balasan setimpal. Barang siapa berbuat baik maka Allah akan memperlakukannya dengan baik. Allah akan memberinya pahala yang lebih baik, bahkan melipatgandakannya beberapa kali lipat karena dia akan membalas kebaikan dengan kebaikan pula. Sebaliknya, barang siapa yang berbuat kejahatan maka Allah akan menyiksanya sesuai dengan kejahatan yang diperbuatnya, tanpa dilipatgandakan.[]

 

SUMBER: KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN: Orang-Orang yang Dimuliakan dan Dihinakan oleh Allah, karya Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi, Penerbit Gema Insani

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response