Dari kisah Qarun dan nasihat yang diberikan kepadanya, kita dapat mengambil kesimpulan berupa kaidah-kaidah Qurani yang universal dan integral dalam mempergunakan dan mengelola nikmat Allah, khususnya harta. Dalam Surah Al-Qashash (28) ayat 77, Qarun mendapat nasihat:
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah engkau lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah engkau berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Kita dapat membagi ayat tersebut menjadi beberapa bagian atau penggalan kalimat, yaitu sebagai berikut:
Pertama, Carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kita (kebahagiaan) negeri akhirat.
Kedua, janganlah kita melupakan bagian kita dan (kenikmatan) duniawi.
Ketiga, berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita.
Keempat, janganlah kita berbuat kerusakan di muka bumi.
Kelima, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
BACA JUGA: Penjelasan tentang Harta Simpanan Qarun
Semua kalimat tersebut menetapkan ketentuan-ketentuan Al-Quran yang merupakan norma-norma baku dalam mempergunakan nikmat-nikmat Allah secara umum, khususnya dalam menggunakan harta kekayaan. Sesungguhnya, ayat-ayat tersebut memberitahu kita kaidah yang benar dalam mengelola harta dan berinteraksi dengannya.
Hal ini menunjukkan kepada kita suatu persepsi yang benar dalam memandang harta dan cara mendayagunakannya agar bermanfaat bagi pemiliknya dan dapat membahagiakan orang lain serta menjadikannya sebagai satu sarana untuk mewujudkan penghambaan dan sikap Ihsan kita kepada Allah. Hal itu dilakukan agar mendapatkan surga dan keridhaan-Nya.
Adapun kaidah-kaidah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Kaidah pertama, mencari (mengharap) kehidupan akhirat dalam harta kekayaan dan kenikmatan Allah mengarahkan kita dengan frman-Nya, “Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat” agar kita mencari dan berorientasi pada negeri akhirat dalam mengelola harta serta nikmat yang dianugerahkan-Nya dan menjadikan semuanya itu sebagai salah satu sarana untuk memperoleh keberuntungan dan kebahagiaan di akhirat. Di antara nikmat-nikmat ini adalah harta yang esensinya bukan merupakan tujuan dan bukan merupakan sarana kehidupan dunia, melainkan sarana untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan di akhirat.
BACA JUGA: Alasan Mengapa Kisah Qarun Bersamaan dengan Kisah Firaun
Oleh karena itu, hendaklah kita mengelola harta dengan baik agar dapat mencapai tujuan mulia itu dengan cara menjalankan semua aturan Qurani tersebut. Inilah metode dan kiat yang paling tepat. Kadang kala, sebagian orang salah dalam memahami aturan-aturan yang tertera dalam ayat ini, khususnya ketika diiringi kalimat setelahnya yaitu “tetapi janganlah engkau lupakan bagianmu di dunia“. Padahal, sebenarnya, potongan ayat tersebut merupakan sebuah petunjuk agar kita mempergunakan semua nikmat untuk kehidupan akhirat, tidak ada pengecualian, seperti yang kita lihat dalam ayat tersebut, yakni “apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu” secara keseluruhan. Oleh karena itu, seorang Mukmin yang cerdas, yang telah mengetahui hakikat sebenarnya, mempergunakan hartanya untuk mencapai tujuan tinggi tersebut dan bercita-cita agar mendapatkannya di negeri akhirat kelak.[]
Bersambung ke bagian kedua
SUMBER: KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN: Orang-Orang yang Dimuliakan dan Dihinakan oleh Allah, karya Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi, Penerbit Gema Insani
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL
