Ibrah

Penjelasan tentang Allah Menjadikan Apa yang Ada di Bumi Sebagai Ujian

Foto: Pixabay
34views

Allah Berfirman dalam Surah Al-Kahfi (18) ayat 6:

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا

Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).

Pada ayat tersebut, Allah menceritakan kepada kita tentang bagaimana sedihnya Nabi ﷺ tatkala orang-orang Quraisy tidak mau beriman kepada Al-Quran. Memang wajar jika Nabi ﷺ sangat bersedih karena orang-orang Quraisy tersebut adalah satu suku dengan beliau. Nabi Muhammad adalah Muhammad Al-Quraisy (seorang Quraisy) dan mereka satu suku dengan Nabi ﷺ, bahkan mereka sama-sama tinggal di kota Mekkah. Nabi ﷺ mengenal mereka dan mereka mengenal Nabi ﷺ, bahkan sebagian mereka sama-sama dari Bani Hasyim. Bahkan, sebagian dari mereka adalah paman-paman beliau sendiri, seperti Abu Lahab dan Abu Thalib. Maka, ketika mereka tidak beriman kepada Al-Quran, Nabi ﷺ sangat bersedih. Allah menggambarkan kesedihan Nabi ﷺ tersebut dalam ayat ini:

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ

Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling…, seakan-akan Allah hendak membuat perumpamaan kesedihan Nabi ﷺ seperti seseorang yang hendak meninggalkan kerabatnya, berpisah dengan anaknya, istrinya, dan keluarganya, dengan hati yang sangat sedih dan air mata yang berlinang. Demikian kiranya kesedihan Nabi ﷺ, beliau benar-benar bersedih ketika mereka tidak beriman kepada Allah.

BACA JUGA: Hidayah Itu Hak Allah: Pelajaran Penting dari Surah Al-Buruuj (85) ayat 10

Ayat-ayat yang menjelaskan kesedihan Nabi ﷺ ada banyak, di antaranya adalah firman Allah dalam Surah Al Hijr (16) ayat 88:

وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ 

… Janganlah engkau bersedih atas mereka…

Maka, beliau bersedih karena mereka tidak mendapatkan hidayah. Ini menggambarkan hati Nabi ﷺ yang penuh dengan rahmat dan kasih sayang. Nabi ﷺ sangat bersedih karena mereka tidak mendapatkan hidayah, tidak beriman, lantas bagaimana kiranya nanti kesudahan mereka di akhirat?

Allah menegur beliau sebagaimana dalam ayat keenam Surah Al-Kahfi: “Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu … disebabkan mereka tidak beriman?” Menurut sebagian ulama, sebenarnya pada ayat ini, Allah melarang bersedih, sebagaimana di ayat yang lain, yakni dalam Surah Fathir (35) ayat 8:

فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرٰتٍۗ 

… Janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka…

Menurut sebagian ulama, dalam ayat-ayat seperti ini, Allah melarang beliau untuk bersedih atas apa yang terjadi pada mereka. Namun, Allah menggunakan ibarat yang tidak tegas, padahal maksudnya adalah larangan.

BACA JUGA: Perintah-Perintah Allah kepada Nabi Muhammad

Setelah melarang Nabi ﷺ untuk bersedih, Allah kemudian menghibur Nabi dengan firman-Nya yang tercantum dalam Surah Al-Kahfi (18) ayat 7:

اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya (bumi), agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

Seakan-akan Allah berkata bahwa hidup ini adalah ujian dan, ketika hidup ini adalah ujian, maka memang tidak semua orang lulus: ada yang beriman dan ada yang tidak beriman. Demikian pula kerabatmu, wahai Nabi, dari orang-orang Quraisy: ada yang beriman dan ada yang tidak beriman. Maka, pada ayat ini, Allah menghibur Nabi ﷺ walaupun sebagian mereka ada yang kufur, tetapi sebagian lagi ada yang beriman kepada Allah.

Ayat ini menunjukkan bahwasanya dunia memang dijadikan indah oleh Allah. Allah meletakkan perhiasan di atas muka bumi ini. Perhiasan itu mencakup segala hal yang pantas disebut sebagai perhiasan berupa taman-taman yang indah, gunung-gunung yang megah dengan hewan-hewan yang indah, ataupun emas dan perak dan segala macam perhiasan yang ada di atas bumi ini. Semua itu Allah ciptakan tujuannya adalah untuk menguji manusia. Ketahuilah bahwa tidaklah Allah menciptakan kehidupan dan kematian kecuali untuk menguji manusia. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Surah Al-Mulk (67) 1-2:

تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ (1) الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ (2)

Mahasuci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, (1) (Dia) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (2)

BACA JUGA: Hakikat Kebersamaan Allah terhadap Hamba-Nya

Ayat-ayat seperti ini mengingatkan kita bahwa dunia ini adalah ujian. Kita diciptakan di atas muka bumi ini untuk diuji dan dalam ujian tersebut ada yang lulus dan ada yang gagal; ada yang beriman dan ada yang kafir. Namun, Allah mengingatkan agar kita tidak terpedaya dengan perhiasan dunia tersebut.[]

 

SUMBER: TAFSIR AT TAYSIR SURAH Al-KAHFI

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response