Historia/Tarikh

Mengenal Nasab dan Keluarga Inti Nabi Muhammad ﷺ

foto: Pixabay
80views

Ada tiga bagian tentang nasab Nabi Muhammad ﷺ, yaitu:

  1. Bagian yang disepakati oleh para pakar sirah dan nasab, yaitu sampai Adnan.
  2. Bagian yang mereka perselisihkan, yaitu antara nasab yang tidak diketahui secara pasti dan nasab yang harus dibicarakan, tepatnya Adnan ke atas hingga Nabi Ibrahim a.s.
  3. Bagian yang sama sekali tidak kita ragukan bahwa di dalamnya adalah hal-hal yang tidak benar, yaitu Ibrahim ke atas hingga Adam.

Adapun rincian dari tiga bagian tersebut akan dijelaskan di sini.

Bagian pertama: Muhammad, bin Abdullah, bin Abdul Muthalib (yang namanya Syaibah), bin Hasyim (yang namanya Amru), bin Abdu Manaf (yang namanya Al-Mughirah), bin Qushay (yang namanya Zaid), bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’ab, bin Lu’ay, bin Ghalib, bin Fihr (yang berjuluk Quraisy dan menjadi cikal bakal nama kabilah), bin Malik, bin An-Nadhr (yang namanya Qais), bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin Mudrikah (yang namanya Amir), bin Ilyas, bin Mudhar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin Adnan.

Bagian kedua, Adnan dan seterusnya, yaitu bin Ud, bin Hamaisa’, bin Salaman, bin Aush, bin Bauz, bin Qimwal, bin Ubay, bin Awwam, bin Nasyid, bin Haza, bin Baldas, bin Yadlaf, bin Thabikh, bin Jahim, bin Nahisy, bin Makhy, bin Aidh, bin Abqar, bin Ubaid, bin Ad-Da’a, bin Hamdan, bin Sinbar, bin Yatsriby, bin Yaluan, bin Yalhan, bin Ar’awy, bin Aidh, bin Daisyan, bin Aishar, bin Afnad, bin Aiham, bin Muqshir, bin Nahits, bin Zarih, bin Sumay, bin Muzay, bin Iwadhah, bin Aram, bin Qaidar, bin Ismail, bin Ibrahim.

BACA JUGA: Pembahasan Silsilah Rasulullah dalam Surah Al-Quraisy (106) Ayat 1

Bagian ketiga, Ibrahim dan seterusnya, yaitu bin Tarih (yang namanya Azar), bin Nahur, bin Saru’ atau Sarugh, bin Ra’u, bin Falakh, bin Aibar, bin Syalakh, bin Arfakhsyad, bin Sam, bin Nuh, bin Lamk, bin Matausyalakh, bin Akhnukh atau Idris, bin Yard, bin Mahla’il, bin Qainan, bin Yanisya, bin Syaits, bin Adam.

Keluarga Inti Nabi ﷺ

Keluarga inti Nabi ﷺ dikenal dengan sebutan keluarga Hasyimiyah. Nama ini dinisbatkan kepada kakeknya, Hasyim bin Abdu Manaf. Oleh karena itu, ada baiknya jika menyebutkan sekilas tentang keadaan Hasyim dan keturunan sesudahnya.

Hasyim

Hasyim adalah orang yang memegang urusan air minum dan makanan Bani Abdu Manaf. Hasyim sendiri adalah orang yang kaya raya dan terhormat. Dia-lah orang yang pertama kali memberikan remukan roti bercampur kuah kepada orang-orang yang menunaikan ibadah haji di Mekkah. Dia juga orang yang pertama kali membuka jalur perjalanan dagang dua kali dalam satu tahun bagi orang-orang Quraisy, yaitu sekali pada musim dingin dan sekali pada musim kemarau.

Hasyim menikah dengan Salma binti Amru dari Bani Adi bin An-Najjar dan menetap di Madinah bersama istrinya. Lalu, dia melanjutkan perjalanannya ke Syam, sementara istrinya yang saat itu sedang mengandung anaknya, yaitu Abdul Muthalib, tetap bersama keluarganya. Namun, Hasyim meninggal dunia setelah menginjakkan kaki di Palestina. Kemudian, Salma binti Amru melahirkan Abdul Muthalib pada tahun 497 Masehi dengan nama Syaibah karena ada rambut putih (uban) di kepalanya. Hasyim mempunyai empat anak lelaki, yaitu Asad, Abu Shaifi, Nadhlah, dan Abdul Muthalib. Ia juga memiliki lima anak perempuan, yaitu Asy-Syifa, Khalidah, Dha’ifah, Ruqayyah, dan Jannah.

BACA JUGA: Nabi Ibrahim Ayah dari Bani Israil dan Suku Quraisy

Abdul Muthalib.

Sepeninggal Hasyim, penanganan air minum dan makanan Bani Abdu Manaf dilanjutkan oleh saudaranya, yaitu Al-Muthalib bin Abdu Manaf. Beliau adalah seorang laki-laki yang terpandang, dipatuhi, dan dihormati di tengah kaumnya. Beliau dijuluki orang-orang Quraisy dengan sebutan Al-Fayyadh (Sang Dermawan) karena memang dia adalah seorang yang dermawan.

Tatkala Al Muthalib mendengar bahwa Syaibah atau Abdul Muthalib sudah tumbuh menjadi seorang pemuda, dia mencarinya. Setelah keduanya saling berhadapan, kedua mata Al-Muthalib meneteskan air mata haru, lalu dia pun memeluknya dan dia bermaksud membawanya. Namun, Abdul Muthalib menolak ajakan itu, kecuali jika ibunya mengizinkannya. Kemudian Al-Muthalib memohon kepada ibu Abdul Muthalib, yakni Salma binti Amru, tetapi permohonannya juga ditolak.

Abdul Muthalib menikahkan salah seorang anaknya, yaitu Abdullah, dengan Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Saat itu Aminah dianggap sebagai wanita yang paling terpandang di kalangan Quraisy dari segi keturunan maupun kedudukannya karena bapaknya adalah pemuka Bani Zuhrah. Abdullah hidup bersama Aminah di Mekkah. Namun, tidak lama kemudian, Abdul Muthalib mengutusnya pergi ke Madinah untuk mengurus kurma. Ternyata Allah menakdirkan dia meninggal di Madinah pada umur 25 tahun. Abdullah dikuburkan di Darun Nabighah Al-Ja’di.

BACA JUGA: Bukti-Bukti Bahwa Rasulullah ﷺ Sosok Al-Amin

Menurut pendapat mayoritas pakar sejarah, Abdullah meninggal dunia sebelum Rasulullah ﷺ dilahirkan. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa Abdullah meninggal dunia dua bulan setelah Rasulullah lahir. Adapun warisan yang ditinggalkan oleh Abdullah adalah berupa lima ekor unta, sekumpulan domba, dan pembantu wanita Habsyi, yang bernama Barakah, yang dijuluki Ummu Aiman. Dia-lah wanita pengasuh Rasulullah ﷺ.[]

 

SUMBER: SIRAH RASULULLAH

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response