Surah ini disebut dengan Surah Al-ikhlas karena murni berbicara tentang sifat-sifat Allah—tidak membicarakan perintah dan larangan, atau janji dan ancaman. 
Surah ini tidak membicarakan seluruh sifat-sifat Allah secara umum. Akan tetapi, surah ini hanya membahas secara khusus sifat-sifat yang menunjukkan bahwa Allah merupakan satu-satunya yang berhak sebagai Tuhan dan berhak untuk disembah.
Surah ini seakan-akan menjelaskan sifat-sifat yang merupakan syarat sebagai Tuhan seperti:
BACA JUGA: Keutamaan dan Sebab Turunnya Surah Al-Kafirun
- Tuhan itu harus Maha Esa;
- Tuhan itu tidak membutuhkan siapa pun dan sebaliknya: semua pasti membutuhkan Tuhan;
- Tuhan itu tidak boleh dilahirkan dan tidak pula melahirkan;
- Tuhan itu tidak ada yang boleh sama atau setara dengannya.
Jika keempat persyaratan Tuhan ini diterapkan kepada yang dianggap tuhan-tuhan dalam agama lain, persyaratan ini tidak akan terpenuhi. Empat syarat ini hanya terpenuhi pada Allah semata.
BACA JUGA: Bantahan Terhadap Anggapan Bahwa Semua Agama Adalah Sama
Surah Al-Ikhlas merupakan surah yang sangat sering dibaca oleh Nabi ﷺ. Beliau menganjurkan umatnya untuk sering membaca surah ini. Bahkan, di mana pun kita membaca Surah Al-Kafirun, kita juga dianjurkan untuk membaca Surah Al-Ikhlas. Kita dianjurkan membaca Surah Al-Ikhlas bersama Surah Al-Kafirun ketika melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat sebelum shalat Subuh, dua rakaat setelah shalat Magrib, pada shalat Witir, dua rakaat setelah thawaf, dan ketika hendak tidur. Bahkan, kita dianjurkan membaca Al-Ikhlas pada beberapa momen yang tidak disebutkan Al-Kafirun, seperti ketika berdzikir setiap selesai shalat fardhu dan dalam bacaan dzikir pada waktu pagi dan petang. Hal ini menunjukkan keistimewaan Surah Al-Ikhlas.[]
SUMBER: TAFSIR JUZ AMMA
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL
