Asbabul Nuzul

Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah (2) ayat 231 dan 232

Foto: Unsplash
50views

Surah Al-Baqarah (2) Ayat 231

وَاِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاۤءَ فَبَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ سَرِّحُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍۗ وَلَا تُمْسِكُوْهُنَّ ضِرَارًا لِّتَعْتَدُوْا ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهٗ ۗ وَلَا تَتَّخِذُوْٓا اٰيٰتِ اللّٰهِ هُزُوًا وَّاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَمَآ اَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِّنَ الْكِتٰبِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗوَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ

Apabila kamu menceraikan istri(-mu), hingga (hampir) berakhir masa idahnya, tahanlah (rujuk) mereka dengan cara yang patut atau ceraikanlah mereka dengan cara yang patut (pula). Janganlah kamu menahan (rujuk) mereka untuk memberi kemudaratan sehingga kamu melampaui batas. Siapa yang melakukan demikian, dia sungguh telah menzalimi dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan ayat-ayat (hukum-hukum) Allah sebagai bahan ejekan. Ingatlah nikmat Allah kepadamu dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu, yaitu Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunah), untuk memberi pengajaran kepadamu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Sebab Turunnya Ayat

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari jalur Al-Aufi, dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Dahulu seseorang menceraikan istrinya kemudian merujuknya sebelum masa iddah-nya habis, kemudian menceraikannya kembali. Ia melakukan itu untuk memberikan madharat-nya dan melarangnya untuk menikah dengan yang lain, maka Allah menurunkan ayat ini.”

Diriwayatkan dari As-Suddi berkata, “Ayat ini turun pada seseorang dan kaum Anshar yang dipanggil Tsabit bin Yasar yang menceraikan istrinya hingga masa iddah-nya hampir habis sekitar dua atau tiga hari, ia merujuknya dan kemudian menceraikannya Kembali dengan niat memberikan madharat. Maka, turunlah ayat, ‘Janganlah kamu menahan (rujuk) mereka untuk memberi kemudaratan sehingga kamu melampaui batas.’”

Firman Allah, “Janganlah kamu jadikan ayat-ayat (hukum-hukum) Allah sebagai bahan ejekan.”

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Umar dalam Musnad-nya, dan Ibnu Mardawaih dari Abi Darda’ berkata, “Dahulu seseorang menceraikan istrinya kemudian berkata, ‘Akau hanya main-main’ dan juga memerdekakan budak kemudian berkata, ‘Saya hanya main-main.’ Maka, turunlah firman Allah, ‘Janganlah kamu jadikan ayat-ayat (hukum-hukum) Allah sebagai bahan ejekan…’”

Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Ubadah bin Shamit hadis seperti ini. Dikeluarkan juga oleh Ibnu Mardawaih dari Ibnu Abbas r.a. dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Juraij hadis seperti ini dari Mursal Hasan.

BACA JUGA: Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah (2) ayat 229 dan 230

 

Surah Al-Baqarah (2) Ayat 232

وَاِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاۤءَ فَبَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ اَنْ يَّنْكِحْنَ اَزْوَاجَهُنَّ اِذَا تَرَاضَوْا بَيْنَهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ ۗ ذٰلِكَ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ مِنْكُمْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۗ ذٰلِكُمْ اَزْكٰى لَكُمْ وَاَطْهَرُ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Apabila kamu (sudah) menceraikan istri(-mu) lalu telah sampai (habis) masa idahnya, janganlah kamu menghalangi mereka untuk menikah dengan (calon) suaminya apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang patut. Itulah yang dinasihatkan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Hal itu lebih bersih bagi (jiwa)-mu dan lebih suci (bagi kehormatanmu). Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.

 Sebab Turunnya Ayat

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan yang lainnya dari Ma’qil bin Yasar bahwasanya ia menikahkan adik perempuannya dengan seseorang dari kaum Muslimin, kemudian adiknya tinggal dengan laki-laki tersebut, kemudian lelaki tersebut menceraikannya hingga masa iddah-nya habis dan ia tidak merujuknya. Setelah itu, lelaki itu menginginkannya dan wanita tersebut menginginkannya juga, maka ia melamarnya Kembali. Ma’qil berkata kepada lelaki tersebut, “Wahai bodoh, dahulu aku memuliakanmu dengan menikahkannya denganmu tapi engkau malah menceraikannya, demi Allah ia tidak akan pernah kembali padamu lagi. Allah Maha Mengetahui keperluan sang suami kepada bekas istrinya tersebut dan begitu pula sebaliknya”, dan turunlah firman Allah, “Apabila kamu (sudah) menceraikan istri(-mu) lalu telah sampai (habis) masa idahnya, janganlah kamu menghalangi mereka untuk menikah dengan (calon) suaminya apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang patut. Itulah yang dinasihatkan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Hal itu lebih bersih bagi (jiwa)-mu dan lebih suci (bagi kehormatanmu). Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” Ketika Ma’qil mendengar ayat ini, ia berkata, “Aku mendengar firman-Mu wahai Tuhanku dan aku taat,” kemudian Ma’qil memanggil lelaki tersebut dan berkata, “Aku akan menikahkanmu dan aku akan memuliakanmu.” Dan, diriwayatkan juga oleh Ibnu Mardawaih dari jalur yang cukup banyak.

Kemudian diriwayatkan dari As-Suddi berkata, “Ayat ini turun pada Jabir bin Abdullah Al-Anshari, dahulu ia mempunyai anak paman yang diceraikan oleh suaminya hingga habis masa iddah-nya, kemudian suaminya tersebut ingin merujuknya, maka Jabir menolaknya dan berkata, ‘Engkau telah menceraikan anak paman kami kemudian engkau menikahinya Kembali, tetapi wanita tersebut juga menginginkan untuk kembali kepada bekas suaminya tersebut. Maka turunlah ayat ini.’”

Dan riwayat yang pertama lebih shahih dan kuat.[]

 

Sumber: Asbabun Nuzul: Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Quran, Karya Imam As Suyuthi, penerbit Pustaka Al-Kautsar

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response