Historia/Tarikh

Al-Quran: Kitab Sempurna Pegangan Umat Muslim Seluruh Dunia (2-Habis)

Foto: Unsplash
162views

BAGIAN 02

Ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah pada umumnya berisi tentang akidah (paham terkait keimanan) dan tauhid (dasar ajaran agama Islam). Adapun ayat-ayat yang diturunkan di Madinah pada umumnya berkaitan dengan muamalat (hubungan manusia sebagai makhluk sosial), syariat (aturan dalam kehidupan Islam), dan hukum Islam.

Dalam perkembangan pewahyuan kalam Allah atau penurunan Al-Quran, pada saat wahyu pertama kali diturunkan oleh Allah Swt. melalui Jibril a.s., Rasulullah ﷺ adalah sosok yang tidak bisa membaca dan menulis. Oleh karena itu, setiap kali wahyu diturunkan, Rasulullah ﷺ secara langsung membacakannya kepada para sahabat. Rasulullah ﷺ juga memanggil juru tulis wahyu dan memerintahkan sahabatnya agar mencatat dan menempatkan serta mengurutkan wahyu yang diterimanya sesuai dengan petunjuk beliau.

Pada masa Rasulullah, keseluruhan Al-Quran telah ditulis, tetapi masih belum terhimpun dalam satu tempat artinya masih berserak-serak. Mengingat pada masa itu belum dikenal zaman pembukuan, tidaklah mengherankan jika pencatatan Al-Quran bukan dilakukan pada kertas-kertas seperti dikenal pada zaman sekarang, melainkan dicatat pada benda-benda yang mungkin digunakan sebagai sarana tulis-menulis, seperti pelepah pohon kurma, kulit-kulit hewan, tulang belulang, dan bebatuan. Selain itu, Al-Quran juga dihafal oleh para hafizh.

BACA JUGA: Al-Quran: Kitab Sempurna Pegangan Umat Muslim Seluruh Dunia

Sebelum wafat, Rasulullah ﷺ telah mencocokkan Al-Quran yang diturunkan Allah Swt. kepada beliau dengan Al-Quran yang dihafal para hafizh, surat demi surat, ayat demi ayat. Maka, Al-Quran yang dihafal para hafizh itu merupakan duplikat Al-Quran yang dihafal oleh Rasulullah ﷺ. Selepas Nabi Muhammad wafat pada 632 H., penerus kepemimpinan Rasulullah Saw. adalah Abu Bakar Ash Shidiq sebagai khalifah pertama.

Pada masa pemerintahan Abu Bakar, banyak terjadi gejolak berupa pemberontakan dan ekspansi wilayah yang menimbulkan pertempuran. Akibatnya, banyak para penghafal Al Quran yang gugur. Tak kurang dari tujuh puluh orang penghafal Al-Quran dari kalangan sahabat gugur. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dalam diri sahabat Nabi yang bernama Umar bin Khattab (yang kemudian menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua). Karena orang-orang ini merupakan penghafal Al-Quran yang amat baik, Umar merasa cemas jika bertambah lagi angka yang gugur. Umar kemudian menghadap Abu Bakar dan mengajukan usul kepadanya agar pengumpulkan dan membukukan Al-Quran dalam satu mushaf karena dikhawatirkan akan musnah.

Mendengar usulan Umar bin Khattab, pada awalnya Abu Bakar menolak usulan Umar karena hal ini tidak dilakukan oleh Rasulullah Saw. Namun, Umar tetap membujuk Abu Bakar hingga akhirnya Allah Swt. membukakan hati Abu Bakar untuk mengumpulkan dan membukukan Al-Quran. Abu Bakar kemudian meminta kepada Zaid bin Tsabit, mengingat kedudukannya dalam qiraat, penulisan, pemahaman, dan kecerdasannya serta kehadirannya pada pembacaan Al-Quran terakhir kali oleh Rasulullah Saw., untuk memimpin proses pembukuan Al-Quran.

BACA JUGA: Abu Bakar, Laki-laki Dewasa yang Pertama Memeluk Islam

Setelah selesai mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran dalam satu mushaf dengan urutan-urutan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw, Zaid bin Tsabit kemudian menyerahkannya kepada Abu Bakar sebagai khalifah pada saat itu. Muzhaf ini tetap dipegang khalifah Abu Bakar hingga akhir hayatnya. Mushaf kemudian dipindahkan ke rumah Umar bin Khattab selama pemerintahannya. Sesudah beliau wafat, mushaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, putri Umar, dan juga sebagai istri Rasulullah Saw. hingga masa pembukuan di masa khalifah Utsman bin Affan.

Pada masa Utsman bin Affan menjadi khalifah, wilayah Islam semakin meluas dan semakin banyak orang yang tertarik untuk menjadi Muslim. Saat itu pun ada banyak versi Al-Quran yang beredar dengan bacaan dan model penulisan yang berbeda sehingga sering membuat bingung. Oleh karena itu, Khalifah Utsman bin Affan kemudian mengambil kebijakan baru untuk menyamakan bentuk penulisan Al-Quran. Khalifah Utsman bin Affan membentuk tim yang membukukan Al Quran, yang beranggotakan Zaid bin Tsabit, Said bin Al-As, dan Abdurrahman bin Al-Harits. Dalam perkembangannya, proses kodifikasi era Khalifah Utsman bin Affan ini melahirkan suatu ilmu Al-Quran yang dikenal dengan ilmu Rasm Al Quran atau Ilmu Rasmi Al-Utsmani. Ilmu ini kemudian menjadi salah satu kajian dalam ulumul Quran.

BACA JUGA: Jujur Menghantarkan kepada Segala Kebaikan

Pembukuan Al-Quran akhirnya selesai. Salinan mushaf asli Al-Quran pada masa Khalifah Utsman bin Affan terkenal dengan nama Mushaf Utsmani. Sementara versi lain yang beredar sebelum terbit Al-Quran Mushaf Utsmani dibakar oleh Khalifah Utsman bin Affan. Hal ini dilakukan supaya tidak ada perbedaan bacaan dan tulisan dalam Al-Quran yang membingungkan umat Islam. Hingga saat ini, Al Quran yang dibaca oleh umat Islam di seluruh dunia merupakan Al-Quran dengan Mushaf Utsmani.[Firmansyah—diolah dari berbagai macam sumber]

HABIS

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response