Ibrah

Kewajiban Menepati Akad atau Janji

Foto: Pixabay
45views

Allah berfirman dalam Surah Maryam (19) ayat 54:

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِسْمٰعِيْلَ ۖاِنَّهٗ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلًا نَّبِيًّا ۚ

Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seseorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.

Jika sebelumnya Allah telah menyebutkan Nabi Ibrahim a.s., kemudian Nabi Ishaq a.s., dan Nabi Ya’qub a.s. yang Allah anugerahkan kepadanya dalam satu ayat, kali ini pada ayat ini, Allah menyebutkan Nabi Ismail a.s. secara khusus. Pengkhususan ini untuk menunjukkan keistimewaan tersendiri Nabi Ismail, yaitu beliaulah yang menemani sang ayah dalam membangun Ka’bah, dan beliau pula yang dengan penuh sukarela menerima perintah Allah kepada sang ayah untuk menyembelih dirinya.

BACA JUGA: Nabi Ibrahim Ayah dari Bani Israil dan Suku Quraisy

Allah menyifati Nabi Ismail sebagai seorang yang selalu menepati janji. Para ulama menyebutkan ada dua janji yang dimaksud dalam ayat ini, yaitu:

Pertama: sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Surah Ash-Shaffat (37) ayat 102:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku. Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka, pikirkanlah Apa pendapatmu!” Dia menjawab: “Hai bapakku. Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Dan memang benar, ketika sang ayah menghampirinya dengan membawa alat sembelihan untuk menyembelihnya, Nabi Ismail memasrahkan dirinya dengan penuh sukarela dan kesabaran, tanpa sedikit pun keraguan ataupun keluhan.

Kedua: janji Ismail kepada orang lain.

Disebutkan dalam beberapa buku tafsir bahwa Nabi Ismail pernah berjanji kepada seseorang untuk bertemu dengannya di sebuah tempat, tetapi orang tersebut tidak juga muncul. Nabi Ismail tetap menunggu orang tersebut di situ selama 3 hari.

BACA JUGA: Kisah Nabi Ibrahim Menasihati Ayahnya

Demikianlah akhlak seorang Mukmin, Jika ia berjanji, baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia, ia akan menepatinya. Allah berfirman dalam Surah Al-Ma’idah (5) ayat 1:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ اُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيْمَةُ الْاَنْعَامِ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى الصَّيْدِ وَاَنْتُمْ حُرُمٌۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيْدُ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.

Allah juga berfirman dalam Surah Al-Ma’idah (5) Ayat 89:

لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللّٰهُ بِاللَّغْوِ فِيْٓ اَيْمَانِكُمْ وَلٰكِنْ يُّؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُّمُ الْاَيْمَانَۚ فَكَفَّارَتُهٗٓ اِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسٰكِيْنَ مِنْ اَوْسَطِ مَا تُطْعِمُوْنَ اَهْلِيْكُمْ اَوْ كِسْوَتُهُمْ اَوْ تَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ ۗفَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ ۗذٰلِكَ كَفَّارَةُ اَيْمَانِكُمْ اِذَا حَلَفْتُمْ ۗوَاحْفَظُوْٓا اَيْمَانَكُمْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), Tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafarat (melanggar) sumpah itu ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka, atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kafarat-nya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kafarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).

BACA JUGA: Mengenal Perbedaan Antara Nabi dan Rasul

Ketahuilah bahwa menyelisihi janji adalah salah satu ciri orang munafik, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ, “Di antara tanda munafik ada tiga: jika berbicara ia dusta, jika berjanji ia tidak menepati, dan jika diberi amanat ia berkhianat.”

Kemudian, Allah juga menyebutkan bahwa Nabi Ismail adalah seorang Rasul. Allah mengutusnya kepada kabilah Jurhum yang ketika itu menempati Mekkah.[]

 

SUMBER: TAFSIR AT-TAYSIR

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response