Ibrah

Alasan Mengapa Seorang Hamba Harus Beristighfar

Foto: Pixabay
60views

Dalam Surah An-Nashr (110) ayat 3, setelah Allah menjelaskan nikmat dan karunia kemenangan yang diberikan-Nya kepada Nabi, Allah memerintahkan Nabi untuk bertasbih dengan memuji-Nya. Selain itu, Allah menyuruh Nabi untuk beristighfar kepada-Nya. Allah pun menyuruh Nabi untuk menyucikan-Nya dari segala bentuk kekurangan dan kesyirikan. Bahkan, Allah juga menyuruh Nabi agar memohon ampun kepada-Nya. Apakah Nabi berbuat kesalahan dalam dakwahnya selama 23 tahun—13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah—sehingga beliau diperintahkan untuk beristighfar?

BACA JUGA: Penjelasan Tentang Kesalahan dan Dosa Para Nabi: Tafsir Surah Asy-Syarh (94) Ayat 2

Perintah ini menunjukkan Nabi ﷺ mengakui bahwa, bagaimanapun beliau beribadah kepada Allah, beliau tetap tidak akan dapat menyamai keagungan Allah. Hal ini juga memperlihatkan bahwa Nabi ﷺ tidak ujub atau membanggakan perbuatannya. Selama 23 tahun berdakwah, Nabi bahkan diusir dan hendak dibunuh oleh kaumnya. Setelah dakwahnya berhasil, beliau tidak pernah angkuh dan ujub. Namun, beliau justru banyak beristighfar kepada Allah karena beliau menyadari pasti ada kekurangan. Oleh karena itu, dzikir yang pertama diucapkan seorang hamba setelah shalat adalah istighfar sebanyak tiga kali. Hal itu karena seorang hamba harus meyakini bahwa, bagaimanapun, shalatnya tidak akan sempurna. Dengan demikian, ia menjadikan istighfarnya sebagai penutup kekurangan dan ketidaksempurnaan ibadahnya kepada Allah.

Jika Nabi yang dakwahnya selama 23 tahun—yang murni seluruhnya karena Allah—tetap diperintahkan untuk beristighfar, apalagi dengan para da’i yang dakwahnya belum tentu ikhlas karena Allah. Oleh karena itulah, ketika memasuki kota Mekkah setelah menaklukkannya, Nabi masuk dalam keadaan tawadhu dan rendah hati. Beliau tahu bahwa seluruh keberhasilannya karena Allah semata.

Setelah Surah An-Nashr ini turun, Rasulullah ﷺ banyak membaca tasbih dan Istighfar dalam rukuk dan sujudnya. Aisyah berkata, “Rasulullah ﷺ sering membaca dalam rukuk dan sujudnya doa, ‘Mahasuci Engkau ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku’. Beliau juga mengamalkan Al-Quran.

BACA JUGA: Tiga Hal yang Menyebabkan Seseorang Merasakan Manisnya Iman

Dalam riwayat yang lain, Aisyah berkata, “Aku tidak pernah melihat Nabi ﷺ, setelah turun firman Allah, ‘Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan‘ ketika shalat, kecuali berdoa dalam shalat tersebut, ‘Mahasuci Engkau ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku.’”[]

 

SUMBER: TAFSIR JUZ AMMA

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response