Ibrah

Belajar dari Keteladanan Abdullah bin Mas’ud

50views

Abdullah bin Mas’ud adalah seorang sahabat Nabi ﷺ yang termasuk awal memeluk Islam dan termasuk kalangan assabiqunal awwalun atau orang-orang yang pertama masuk Islam. Keseharian Abdullah bin Mas’ud tidak terlepas dari melayani Rasulullah ﷺ dan para anggota keluarga beliau. Sering kali, ia membawakan sandal, baju, atau alas tidur beliau. Saking dekatnya, Ibnu Ma’sud kerap dianggap sebagai bagian dari keluarga Rasul ﷺ.
Abdullah bin Mas’ud dikenal sebagai seorang sahabat yang zuhud. Ia lebih mementingkan akhirat ketimbang pernak-pernik duniawi. Pribadinya istiqamah dalam menjalankan berbagai ibadah, yang wajib maupun sunah, semisal puasa Senin dan Kamis. Bahkan, Rasulullah SAW pernah memujinya, “Aku tak pernah melihat orang zuhud seperti Abdullah bin Mas’ud.”

Ketika dakwah Islam memasuki fase terang-terangan, Abdullah bin Mas’ud adalah orang pertama yang berani melantunkan Al-Quran, yakni Surah Ar-Rahman ayat 1-6, dengan lantang. Mendengar itu, orang-orang kafir seketika marah. Sebagian mereka mendatangi dan memukulinya. Intimidasi dan kekerasan terus dilakukan oleh kaum Quraisy saat Nabi ﷺ melakukan dakwah terang-terangan. Menyikapi hal itu, Rasulullah menganjurkan sebagian sahabat untuk hijrah ke Habasyah. Di antara para muhajirin tersebut ialah Abdullah bin Mas’ud.
Setelah cukup lama berada di Habasyah, ia kemudian kembali ke Mekkah. Saat itu, Rasulullah ﷺ sudah hijrah ke Madinah sehingga Abdullah bin Mas’ud pun berangkat menuju kota itu. Sesampainya di tujuan, lelaki ini langsung bergabung dengan Muslimin. Di Madinah, Rasulullah mempersaudarakan Abdullah bin Mas’ud dengan Mu’adz bin Jabal.

BACA JUGA: Mengenal Zubair bin Awwam, Salah Seorang Sahabat yang Dijamin Masuk Surga
Saat Perang Badar pecah, dua orang Anshar bersaudara, yaitu Muadzh bin Afra dan Muawadz bin Ara, menyerang Abu Jahal hingga tersungkur. Pada saat jatuh itulah, Abdullah bin Mas’ud segera menghabisi Abu Jahal. Setelah perang selesai, ia mengabarkan kepada Rasulullah bahwa si “Fir’aun Mekkah” itu telah terbunuh.
Tidak hanya di Perang Badar, Abdullah bin Ma’ud juga ikut memperjuangkan Islam dalam Perang Uhud. Dalam perang ini, ia pun banyak menghabisi musuh-musuh Islam. Saat pasukan Muslim pemanah meninggalkan pos-pos mereka, Abdullah termasuk orang yang menggantikan posisi mereka. Bahkan, dirinya menjadi tameng hidup untuk melindungi Rasulullah ﷺ.

Abdullah bin Mas’ud menunaikan ibadah haji pada tahun 24 Hijriah. Setelah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, ia menuju ke Madinah. Di sana, ia jatuh sakit dan sekarat. Utsman bin Affan menjenguk beliau dan bertanya. “Apa yang kau rasakan, Ibnu Mas’ud?” tanya Utsman. “Dosa-dosaku,” jawab Abdullah bin Mas’ud. “Adakah yang kau inginkan saat ini?” tanya Utsman lagi. “Aku menginginkan rahmat Tuhanku,” jawabnya.
Sebelum wafat, Abdullah bin Mas’ud sempat menulis wasiat bahwa putra-putrinya tak boleh menikah tanpa seizin Zubair bin Awwam atau Abdullah, anak dari Zubair. Ia berperan agar istrinya, Zainab, tidak diterlantarkan. Ia juga meminta agar jenazahnya dibalut dengan kain kafan seharga 200 dirham, kemudian dikubur di samping makam Abdullah bin Mazh’un.[]

BACA JUGA: Zaid bin Haritsah, Sahabat Nabi yang Namanya Diabadikan dalam Al-Quran

 

Diolah dari: https://www.republika.id/posts/36005/mengenal-keteladanan-abdullah-bin-masud#:~:text=Abdullah%20bin%20Mas’ud%20merupakan,baju%2C%20atau%20alas%20tidur%20beliau.

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response