Kisah

Antara Abu Bakar Ash-Shiddiq  dan Lelaki Mukmin dari Keluarga Fir’aun

foto: Unsplash
42views

Pada zaman Nabi Musa, terdapat seorang lelaki Mukmin dari keluarga Fir’aun yang turut membela Nabi Musa. Sementara itu, pada zaman Rasulullah ﷺ terdapat juga sosok pembela nabi yang bernama Abu Bakar Ash-Shiddiq. Al-Bukhari mungkin ingin membandingkan antara lelaki Mukmin dari keluarga Fir’aun dalam pembelaannya terhadap Nabi Musa dan Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam pembelaannya terhadap Rasulullah ﷺ di Mekkah serta ingin menjelaskan bahwa Abu Bakar lebih utama daripada lelaki Mukmin itu.

Dalam kitab tafsir Al-Jami’ Ash-Shahih, Al-Bukhari menyebutkan hadis Urwah bin Zubair yang mengatakan, “Aku mengatakan kepada Abdullah bin Amr bin Al-Ash, ‘Beritahukanlah kepadaku perlakuan terburuk dan terkasar yang pernah dilakukan orang-orang musyrik terhadap Rasulullah’. Abdullah bin Amr menjawab ketika Rasulullah ﷺ shalat di pelataran Ka’bah, tiba-tiba Uqbah bin Abu Mi’yath datang menghampiri Rasulullah ﷺ seraya memegangi pundaknya dan membalutkan kainnya pada lehernya lalu mencekiknya dengan kencang. Serta merta, datanglah Abu Bakar yang dengan cepat meraih pundak Rasulullah ﷺ dan membelanya seraya mengatakan, “Apakah kalian ingin membunuh seseorang yang mengatakan bahwa Rabbku adalah Allah? Padahal, dia telah membawa keterangan yang jelas dari Rabb kalian untuk disampaikan kepada kalian.”

BACA JUGA: Mengenal Para Generasi Pertama yang Masuk Islam

Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib telah membandingkan mereka dengan melebihkan Abu Bakar atas lelaki Mukmin itu. Dalam Tarikh-nya, Ibnu Katsir telah menukil dari Al-Bazzar. Dia meriwayatkan dari Muhammad bin Aqil bahwa Ali bin Abi Thalib pada suatu hari berkhutbah di hadapan umat Islam, “Wahai manusia, siapakah orang yang paling pemberani?” Mereka menjawab, “Engkau, wahai Amirul Mukminin”. Dia menimpali, “Adapun aku, tidaklah berperang tanding denganku seorang pun pada suatu peperangan kecuali aku memotongnya menjadi dua. Adapun orang yang aku maksud paling berani adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Pada suatu peperangan, kami membuat tenda komandan perang bagi Rasulullah ﷺ, lalu kami mengatakan, “Siapakah yang mau menemani Rasulullah ditenda itu untuk mengawalnya? Demi Allah, tidak seorang pun mengajukan diri sebagai pengawalnya, kecuali Abu Bakar. Abu Bakar senantiasa siaga dengan pedang terhunus di atas kepala Rasulullah ﷺ yang tidak seorang musuh pun mendekatinya, kecuali ditebasnya. Inilah orang yang paling pemberani.”

Ali bin Abi Thalib kembali mengatakan, “Aku telah menyaksikan Rasulullah ﷺ dikepung pasukan Quraisy. Di antara mereka, ada yang menantangnya bergulat seraya mengatakan, ‘Engkaukah yang menjadikan tuhan-tuhan yang banyak menjadi satu Tuhan?’ Demi Allah tidak satu pun dari kami yang mendekati kepada mereka, kecuali Abu Bakar. Abu Bakar dengan gagah berani menghadapi mereka dengan menebas, melawan, dan membanting seraya mengatakan kepada mereka, ‘Celakalah kalian! Apakah kalian ingin membunuh seseorang yang mengatakan bahwa Tuhanku adalah Allah?'”

BACA JUGA: Abu Lahab, Sang Paman Pemusuh Dakwah Nabi

Ali bin Abi Thalib mengenakan kembali jubahnya, lalu menangis sehingga janggutnya basah kuyup oleh air mata dan berkata, “Demi Allah, apakah lelaki Mukmin dari keluarga Fir’aun lebih baik daripada Abu Bakar? Kemudian, terdiamlah orang-orang. Ali bin Abi Thalib menegaskan, ‘Demi Allah sungguh suatu saat bersama Abu Bakar adalah jauh lebih baik daripada sepenuh bumi laki-laki dari keluarga Fir’aun. Lelaki itu sebelumnya menyembunyikan keimanannya, sedangkan Abu Bakar menyatakan keimanannya sejak semula.[]

 

SUMBER: KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN: Orang-Orang yang Dimuliakan dan Dihinakan Allah, karya Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi, Penerbit Gema Insani

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp Group : https://chat.whatsapp.com/G5ssUWfsWPCKrqu4CbNfKE
Instagram: https://instagram.com/pusatstudiquran?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61550224142533&mibextid=ZbWKwL

Leave a Response